- Rumah Kaca di RPTRA Nusa Indah: Inovasi Urban Farming untuk Ketahanan Pangan Kota
- Unggul se Asia-Pasifik, SDN Papela Rote Ndao Menang Kompetisi Sekolah Tersehat AIA 2025
- PIS & doctorSHARE Hadirkan Rumah Sakit Kapal Layani Masyarakat 3T di Papua
- Kisah Tragis Fientje de Feniks: Pelacur Batavia yang Mati di Kali Baru
- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
Kementerian PU Tekankan Pentingnya Infrastruktur SDA Untuk Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum
(PU) menegaskan bahwa air merupakan fondasi utama dalam mewujudkan swasembada
pangan. Sebagai kebutuhan dasar manusia, pangan tak bisa dipisahkan dari peran
vital air yang menopang seluruh rantai produksi pertanian. Oleh karena itu,
pembangunan dan pengelolaan sumber daya air menjadi pilar penting dalam
mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Menteri PU Dody Hanggodo menekankan pentingnya infrastruktur
sumber daya air dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Menteri Dody
mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur sumber daya air yang kokoh,
baik secara fisik maupun visi, untuk menghadapi urbanisasi dan perubahan iklim.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq
dalam Webinar “Air untuk Negeri” yang diselenggarakan oleh Kementerian PU
secara daring, Senin (16/6), menggambarkan pentingnya air di kehidupan, dan
butuh tanggung jawab besar soal air dan sanitasi, serta menjaga kelestarian
alam bagi generasi mendatang.
Baca Lainnya :
- Menteri PU: Di Era Presiden Prabowo Proyek Tanggul Laut Pantura Baru Serius Dilaksanakan0
- Menko AHY Dorong Perbanyak Pengembangan Infrastruktur Strategis Indonesia-Belanda0
- Menko AHY di Pembukaan ICI 2025: Infrastruktur Fondasi Pertumbuhan yang Inklusif0
- AHY: Pembangunan Infrastruktur Perkuat Pertahanan Negara0
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi0
“Saya mengajak seluruh masyarakat indonesia menjaga air
sebagai warisan bersama yang harus dijaga dan dikelola secara bersama,” ujar
Menteri Hanif.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya
Air Lilik Retno Cahyadiningsih yang hadir mewakili Menteri PU Dody Hanggodo
mengatakan, “Dalam konteks pembangunan, air adalah tulang punggung swasembada
pangan. Maka, pengelolaannya harus menjadi prioritas nasional,” ujar Lilik.
Lebih lanjut, Lilik mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi
sejumlah tantangan serius di antaranya ketimpangan distribusi air, dampak
perubahan iklim, degradasi sumber daya air dan konflik pemanfaatan antar
sektor. Hal ini mengingat ketahanan air dan pangan tidak mungkin tercapai tanpa
intervensi negara. maka, penyediaan air bagi irigasi pertanian rakyat dan
konsumsi dasar harus kita prioritaskan bersama.
Dalam rangka mewujudkan swasembada pangan sebagaimana
tertuang dalam Asta Cita, Presiden Prabowo telah menerbitkan Inpres No 2 tahun
2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, Serta Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk Mendukung Swasembada Pangan. Saat ini
Kementerian PU tengah melakukan optimasi lahan pertanian seluas 665.485 ha di
14 provinsi serta penguatan jaringan irigasi yang akan mendukung musim tanam
kedua.
“Kami menargetkan hingga 2029, persentase sawah fungsional
beririgasi naik menjadi 62,37%, layanan irigasi berbasis waduk 16,57% dan
efisiensi pemanfaatan air mencapai 0,43 USD/m³,”jelas Lilik.
Lilik juga menegaskan untuk mewujudkan diperlukan kolaborasi
lintas sektor melalui pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM).
“Tak ada satu pihak pun yang bisa bekerja sendiri. Kolaborasi pentahelix antara
pemerintah, akademisi, petani, sektor swasta, dan masyarakat sipil adalah kunci
untuk menjaga keseimbangan antara konservasi, pemanfaatan, dan pengendalian
daya rusak air,” pungkas Lilik.
Sementara, Sekretaris Kemenko Infrastruktur dan Pengembangan
Kewilayahan Ayodhia Kalake berharap webinar ini dapat menjadi ajang diskusi
yang melahirkan langkah konkret menuju tata kelola air yang lebih inklusif dan
berkelanjutan. (*)
