- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Ketimpangan di Sektor Pertanian Pengaruhi Ketimpangan Sosial

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian, Bustanul Arifin, menilai salah satu sebab adanya ketimpangan sosial saat ini di Indonesia dikarenakan adanya ketimpangan di sektor pertanian. Ia menilai penguasaan lahan oleh korporasi membuat lahan petani menjadi semakin sempit.
Bustanul mengatakan ketimpangan sosial dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi saat ini didominasi oleh nontradeable, tetapi sektor yang tidak baik terutama di sektor pertanian dan industri manufaktur.
Ia mengatakan penguasaan lahan menjadi persoalan dalam pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian. Ia mengatakan kepemilikan aset lahan petani berlahan sempit meningkat 54 persen per tahun. "Pembangunan pertanian hanya diterjemahkan cenderung berorientasi pada mengejar target politis. Pembagian pupuk, benih dan traktor gratis pada petani tidak menyelesaikan masalah," ujar Bustanul di Jakarta Pusat, Selasa (14/3).
Bustanul mengatakan program pemberian pupuk benih bahkan traktor gratis menggangu logika insentif ekonomi dan kewirausahaan petani jika hal tersebut malah hanya membuat ketergantungan. "Sebanyak 65 persen petani miskin menerima subsidi pupuk, tapi hanya satu persen petani yang menikmati lebih dari 90 persen subsidi pupuk," ujar Bustanul.
Forum Diskusi Ekonomi Politik mencatat, sektor pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan. Swasembada pangan disebut sebagai indikator pembangunan pertanian utama.
sumber : republika.co.id
