Panen Bawang Merah di Cirebon, Kementan: Harga Masih Rendah

By Andi Yazi 09 Mar 2017, 09:48:00 WIB Humaniora
Panen Bawang Merah di Cirebon, Kementan: Harga Masih Rendah

Cirebon - Sejumlah petani di Desa Silihasih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, menggelar panen raya bawang merah. Acara tersebut dihadiri oleh Dirjen Hortikultura Kementan, Spudnik Sujono, dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron.

Dari 54 hektar lahan bawang, tahap pertama panen dilakukan terhadap 7 hektar. Dari 1 hektar lahan diperkirakan bisa menghasilkan bawang merah mencapai 12-15 ton. Selanjutnya hasil panen langsung dijual ke Sumatera dan sejumlah Pasar Induk di Jabar.

Hasil panen yang melimpah itu tidak dibarengi dengan harga jual sepadan. Bahkan dari 4 hektar petani hanya menjual Rp 450 juta atau sekitar Rp 11ribu per kilogram kepada pengepul.

"Harga itu masih rendah. Padahal minimal untuk kondisi basah bisa Rp 15.000, kering Rp 18.000, dan kupasan Rp 22.500," beber Spudnik usai panen raya, Rabu (8/3/2017).

Ke depan, Kementan berupaya agar petani tidak menjual hasil panen dengan harga murah. Pasalnya hal tersebut akan turut berpengaruh bukan hanya pada penghasilan petani tapi juga gejolak harga di pasaran.

Meski demikian, Spudnik memastikan jika melihat hasil panen raya tahap awal telah sukses maka stok bawang merah saat Ramadan hingga Lebaran 2017 dipastikan akan memadai untuk kebutuhan masyarakat.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Komisi IV, Herman Khaeron mengatakan, hasil panen raya kali ini akan menjadi bahan diskusi di tingkat atas. Terutama agar hasil panen yang melimpah tidak membalik pada melemahnya ekonomi petani karena harga jual anjlok.

"Kita akan pastikan betul, mumpung belum ada gejolak. Jangan sampai seperti kasus-kasus terdahulu, petani malah tidak dapat untung," kata Politisi Partai Demokrat itu.

Panen raya kali ini merupakan panen pertama di tahun 2017. Sebelumnya panen terakhir pada Desember 2016 para petani mengamai kerugian dari 54 hektar lahan bawang 30 hektar diantaranya dinyatakan gagal panen lantaran lahan terendam air luapan sungai sekitar.

Baca Lainnya :

sumber : finance.detik.com




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment