- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Peta Jalan Ekosistem Industri Hijau
PENGUATAN ekosistem industri hijau.
Begitulah langkah besar yang digaungkan Kementerian Perindustrian pada Annual
Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) ke-2 tahun 2025 mendatang. Ini
merupakan satu bagian dari komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
(GRK).
Langkah Kemenperin itu tidak lepas dari fakta bahwa sektor
industri merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi, yang punya peran strategis
dalam mendukung komitmen nasional untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada
tahun 2060. Sektor industri di Indonesia juga memiliki target yang lebih
ambisius, yaitu mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, satu dekade lebih
cepat dari target nasional.
Untuk mewujudkan target tersebut, Kemenperin merintis
berbagai upaya seperti menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk Subsektor
Industri Prioritas. Selanjutnya, menyiapkan kebijakan pengurangan emisi
industri, mekanisme pertukaran emisi GRK, dan nilai ekonomi karbon sektor
industri. Kemudian, memperkuat ekosistem industri hijau dan mengembangkan
ekonomi sirkular.
Baca Lainnya :
- Trik Pengawetan Kayu Sengon untuk Menjaga Kualitasnya0
- Sistem Pascaproduksi PIT Tingkatkan PNBP SDA Perikanan 30% di 2024 0
- PNBP Pasca Produksi Tingkatkan Penerimaan Negara dan Akurasi data Perikanan Tangkap 0
- Ekspor Perikanan Tembus 1.15 Juta Ton ke Pasar Global 0
- Pelepasan Ekspor Produk Turunan Sawit PT VVF Indonesia0
Merujuk pandangan Wakil Menteri Perindustrian, Faisol
Riza, bahwa transformasi industri hijau
ini bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban. "Transformasi industri menuju
industri hijau bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan bagi masa depan
bangsa dan Bumi kita," ujarnya saat pembukaan Kick-Off Annual Indonesia
Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Kementerian Perindustrian, Rabu
(18/12/2024).
Acara utama AIGIS 2025 sendiri akan dilaksanakan pada
tanggal 20-22 Agustus 2025 dan ditargetkan bisa meneruskan kesuksesan
penyelenggaraan AIGIS 2024 (September 2024) yang berhasil menghimpun lebih dari
1.000 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari perwakilan
kementerian/lembaga, pemerintah daerah, mitra pembangunan, organisasi
internasional, industri, hingga pakar dan akademisi, secara daring maupun
luring.
Peta Jalan Dekarbonisasi 9 Subsektor
Menuju ke industri hijau tersebut, pemerintah telah menyusun
dan sekaligus menjadikan sejumlah program andalan: Pertama, membuat Peta Jalan
Dekarbonisasi. Melalui Kemenperin peta
jalan dekarbonisasi untuk sembilan subsektor industri prioritas. Inisiatif ini
mencakup pengurangan emisi GRK melalui inovasi teknologi, efisiensi energi, dan
penggunaan energi terbarukan.
Kedua, membuat Standar Industri Hijau (SIH), di mana hingga
akhir 2024, sebanyak 146 perusahaan industri telah tersertifikasi Standar
Industri Hijau, dengan tambahan 25 standar baru yang kini total mencapai 62
standar SIH. Sertifikasi ini menjadi tonggak penting dalam memastikan komitmen
industri terhadap keberlanjutan. Ketiga,
Green Industry Service Company (GISCO). Sebuah kerangka
kerja strategis yang diluncurkan untuk mempercepat transformasi industri menuju
keberlanjutan melalui integrasi pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung
lainnya.
Keempat, meluncurkan Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi
Industri Hijau (SELASIH) sebagai sebagai bagian dari platform digital yang
mendukung sertifikasi industri hijau dan transparansi dalam pelaporan emisi.
Kelima, mengembangkan Ekonomi Sirkular. Program ini telah
membuahkan lima perusahaan industri yang berhasil menerima piagam apresiasi
atas implementasi ekonomi sirkular. Langkah ini menjadi bagian penting dalam
mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya.
Dengan program andalan tersebut, hingga akhir
2024, sejumlah capaian yang berhasil diraih di antaranya;
Pengurangan Emisi GRK: Indonesia berhasil mengurangi 6,92
juta ton CO2eq dari sektor industri, melampaui target Enhanced Nationally
Determined Contribution (ENDC) 2030.
Efisiensi Biaya: Efisiensi biaya industri hijau meningkat
menjadi 7,31%, naik dari 6,71% pada tahun sebelumnya.
Partisipasi Industri: Lebih dari 000 peserta dari berbagai
latar belakang mengikuti AIGIS 2024, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap
transformasi hijau.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
Transformasi ekonomi hijau di Indonesia didukung oleh
kemitraan strategis dengan berbagai organisasi internasional, termasuk World
Resources Institute (WRI) dan Institute for Essential Services Reform (IESR).
WRI telah menyusun peta jalan dekarbonisasi, sementara IESR berfokus pada
peningkatan daya saing industri dalam memenuhi standar keberlanjutan global.
“Dekarbonisasi industri bukan hanya tantangan, tetapi juga
peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin regional dalam industri
rendah karbon,” ungkap Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa.
Melalui transformasi industri hijau, Indonesia tidak hanya
menargetkan pengurangan emisi tetapi juga meningkatkan daya saing ekonomi
nasional. Dengan langkah-langkah strategis yang terus diperkuat, Indonesia
bersiap menjadi pemain utama dalam ekonomi rendah karbon.
"Ini bukan hanya tentang dekarbonisasi, tetapi juga
tentang menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,"
tutup Faisol Riza. Redaktur: Ratna Nuraini/Rauf, Penulis : Dwitri Waluyo,
sumber: Indonesia.go.id