- Menkeu, Teori dan Kebijakan Tarif
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
- Perjalanan Jatuh Bangun Ali Sarbani, Anak Petani Sukses Berbisnis Properti
- KAI Daop 8 Pelajari Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi
- Kakek 103 Tahun Sukses Jualan di Tiktok Shop
- Asal-Usul Bubur Ayam Jakarta 46
- Foto Itu...
- Gubernur Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah DKI Jakarta
- Huawei Mate XT, Smartphone Lipat Tiga Pertama Hadir di Indonesia
Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong
.jpg)
YOGYAKARTA –Gelombang tsunami
setinggi hingga 0,62 meter diprediksi bakal mencapai Pantai Gosong, Kabupaten
Bengkayang, Kalimantan Barat, jika terjadi gempa besar di Palung Manila,
Filipina. Hal itu terungkap berdasarkan hasil simulasi riset yang dilakukan
oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Penelitian ini dimulai pada 2023 dan direncanakan
berlangsung hingga 2025. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana
potensi ancaman tsunami mempengaruhi kelayakan lokasi pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Pulau Kalimantan.
Simulasi dilakukan menggunakan pemodelan numerik dengan data
topografi dan batimetri beresolusi tinggi. Skenario yang digunakan dalam
pemodelan adalah gempa bumi berkekuatan magnitudo 9,1 dari zona subduksi Palung
Manila yang terbukti secara geologis menunjukkan aktivitas tektonik signifikan.
Baca Lainnya :
- NASA dan SpaceX Luncurkan Misi Crew-10, Siap Bawa Pulang Astronot ISS yang Terdampar0
- Teknologi China Mencengkram Dunia, Kuasai 37 dari 44 Sektor Sains0
- Keterlibatan Masyarakat Diperlukan dalam Membangun Lintasan Ikan0
- Cegah Kepunahan Spesies, BRIN Dorong Upaya Konservasi Kuda Laut0
- Baterai Solid-State Lebih Aman dan Bertenaga, Jadi Andalan Teknologi di Masa Depan0
Hasil simulasi menunjukkan gelombang tsunami akan menempuh
Laut Cina Selatan dan mencapai Pantai Gosong dalam waktu sekitar 9 jam 10
menit, dengan tinggi gelombang bervariasi antara 0,48 meter hingga 0,62 meter
pada titik-titik sekitar lokasi rencana tapak PLTN.
“Ancaman tsunami dari luar zona Indonesia tetap harus
diperhitungkan, terutama untuk infrastruktur berisiko tinggi seperti PLTN,”
kata Widjo Kongko, Peneliti dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika
BRIN.
Ia menambahkan bahwa meskipun tinggi gelombang relatif
kecil, risiko kerusakan sistem pendingin dan gangguan operasi bisa terjadi jika
perencanaan desain tidak memperhitungkan skenario terburuk. PLTN dirancang
memiliki sistem pendingin yang memanfaatkan air laut.
Pipa-pipa pendingin dirancang menjangkau laut hingga
kedalaman 10 meter dan berjarak sekitar 1,5–2 kilometer dari pantai. Apabila
terjadi tsunami, perubahan tekanan dan arus air laut dapat mempengaruhi
kestabilan pipa, kinerja, dan efektivitas sistem pendinginan reaktor.
Penelitian menggunakan tujuh domain pemodelan, dari resolusi
global, regional, hingga lokal dengan resolusi terdetil 1 meter, yang
menggabungkan berbagai sumber data mutakhir GEBCO, BATNAS, DEMNAS, hingga
survei lapangan menggunakan drone (UAV), GNSS, dan echosounder. Titik tertinggi
tsunami ditemukan di sisi barat Pulau Semesak (0,62 m), sementara di utara
Gosong berkisar 0,49-0,61 m.
Kondisi topografi yang landai dan proses sedimentasi di
Pantai Gosong turut memengaruhi potensi genangan. Jika tsunami terjadi
bersamaan dengan pasang tertinggi atau Highest High-Water Level (HHWL), maka
tinggi air gabungan dapat mencapai 1,5 meter lebih. “Untuk studi kelayakan
desain dan perencanaan tapak PLTN, kita harus menyiapkan sistem dan mitigasi
yang mampu menghadapi potensi ancaman tersebut,” ujar Widjo.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam International
Journal of Renewable Energy Development edisi Januari 2024 dengan judul
“Assessing the Potential Tsunami Source of the Manila Trench at the Bengkayang
Nuclear Power Plant Site in Kalimantan Using Topographical Details”.
Kajian berikutnya adalah potensi ancaman tsunami di lokasi
yang sama bersumber dari longsor bawah laut di laut lepas Brunei. Kajian ini
akan melengkapi studi sebelumnya sebagai bagian dari analisis potensi ancaman
tsunami dengan skenario sumber jamak (tektonik dan non-tektonik) dan diharapkan
menjadi salah satu rujukan teknis dalam penyusunan dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal) dan evaluasi keselamatan tapak PLTN sesuai peraturan
BAPETEN No. 4 Tahun 2018 dan No. 6 Tahun 2014. (frw/ed:jml)
