Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong

By PorosBumi 21 Apr 2025, 13:15:21 WIB Sains
Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong

YOGYAKARTA –Gelombang tsunami setinggi hingga 0,62 meter diprediksi bakal mencapai Pantai Gosong, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, jika terjadi gempa besar di Palung Manila, Filipina. Hal itu terungkap berdasarkan hasil simulasi riset yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

Penelitian ini dimulai pada 2023 dan direncanakan berlangsung hingga 2025. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana potensi ancaman tsunami mempengaruhi kelayakan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Pulau Kalimantan.

Simulasi dilakukan menggunakan pemodelan numerik dengan data topografi dan batimetri beresolusi tinggi. Skenario yang digunakan dalam pemodelan adalah gempa bumi berkekuatan magnitudo 9,1 dari zona subduksi Palung Manila yang terbukti secara geologis menunjukkan aktivitas tektonik signifikan.

Baca Lainnya :

Hasil simulasi menunjukkan gelombang tsunami akan menempuh Laut Cina Selatan dan mencapai Pantai Gosong dalam waktu sekitar 9 jam 10 menit, dengan tinggi gelombang bervariasi antara 0,48 meter hingga 0,62 meter pada titik-titik sekitar lokasi rencana tapak PLTN.

“Ancaman tsunami dari luar zona Indonesia tetap harus diperhitungkan, terutama untuk infrastruktur berisiko tinggi seperti PLTN,” kata Widjo Kongko, Peneliti dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN. 

Ia menambahkan bahwa meskipun tinggi gelombang relatif kecil, risiko kerusakan sistem pendingin dan gangguan operasi bisa terjadi jika perencanaan desain tidak memperhitungkan skenario terburuk. PLTN dirancang memiliki sistem pendingin yang memanfaatkan air laut.

Pipa-pipa pendingin dirancang menjangkau laut hingga kedalaman 10 meter dan berjarak sekitar 1,5–2 kilometer dari pantai. Apabila terjadi tsunami, perubahan tekanan dan arus air laut dapat mempengaruhi kestabilan pipa, kinerja, dan efektivitas sistem pendinginan reaktor.

Penelitian menggunakan tujuh domain pemodelan, dari resolusi global, regional, hingga lokal dengan resolusi terdetil 1 meter, yang menggabungkan berbagai sumber data mutakhir GEBCO, BATNAS, DEMNAS, hingga survei lapangan menggunakan drone (UAV), GNSS, dan echosounder. Titik tertinggi tsunami ditemukan di sisi barat Pulau Semesak (0,62 m), sementara di utara Gosong berkisar 0,49-0,61 m.

Kondisi topografi yang landai dan proses sedimentasi di Pantai Gosong turut memengaruhi potensi genangan. Jika tsunami terjadi bersamaan dengan pasang tertinggi atau Highest High-Water Level (HHWL), maka tinggi air gabungan dapat mencapai 1,5 meter lebih. “Untuk studi kelayakan desain dan perencanaan tapak PLTN, kita harus menyiapkan sistem dan mitigasi yang mampu menghadapi potensi ancaman tersebut,” ujar Widjo.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam International Journal of Renewable Energy Development edisi Januari 2024 dengan judul “Assessing the Potential Tsunami Source of the Manila Trench at the Bengkayang Nuclear Power Plant Site in Kalimantan Using Topographical Details”. 

Kajian berikutnya adalah potensi ancaman tsunami di lokasi yang sama bersumber dari longsor bawah laut di laut lepas Brunei. Kajian ini akan melengkapi studi sebelumnya sebagai bagian dari analisis potensi ancaman tsunami dengan skenario sumber jamak (tektonik dan non-tektonik) dan diharapkan menjadi salah satu rujukan teknis dalam penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan evaluasi keselamatan tapak PLTN sesuai peraturan BAPETEN No. 4 Tahun 2018 dan No. 6 Tahun 2014. (frw/ed:jml)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment