- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
RI Punya Lahan Potensial untuk Kedelai dari Aceh Hingga Sulsel
Detik, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan produksi tanaman pangan. Salah satunya adalah kedelai.
Dalam meningkatkan produksi kedelai, Kementan akan menyiapkan benih dan mencari lahan potensial. Menurut Sekretaris Jenderal Kementan, Hari Priyono, masih ada sejumlah lahan potensial untuk menanam kedelai di beberapa daerah."Kita masih punya wilayah-wilayah potensial kedelai. Ada di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), itu yang potensial," ungkap Hari kepada detikFinance, Jakarta, Senin (30/1/2017).
Hari menjelaskan, selama ini petani kurang bergairah menanam kedelai karena harganya rendah. Ini terjadi karena impor kedelai masih tinggi.Alhasil, petani lebih memilih menanam jagung ketimbang kedelai
Baca Lainnya :
- Sumut targetkan produksi padi 5,2 juta ton0
- MENGGALI POTENSI DESA LEWAT KEWIRAUSAHAAN0
- Komitmen Majukan Desa, Pemkab PALI Gandeng Patani0
- Patani Rajut Potensi Desa di PALI0
- KEREN...INILAH GEBRAKAN PATANI SUMSEL MENYONGSONG TAHUN 20170
"Akibat impor kedelai, harganya jadi rendah. Itu mengurangi kegairahan petani. Seiring dengan upaya peningkatan produksi, ke depan impor harus dikendalikan," kata Hari."Sekarang ini kan kedelai dengan jagung itu kan puncak musimnya, musim kemarau. Harga jagung sekarang bagus. Ya petani akan cenderung menanam yang harganya menguntungkan kan," lanjut Hari.
Selain karena permasalahan impor, menurut Hari, ketersediaan benih juga menjadi tantangan dalam meningkatkan produksi kedelai dalam negeri."Teknisnya, seperti yang dijelaskan Pak Gatot (Dirjen Tanaman Pangan), terkait dengan ketersediaan benih. Ketersediaan benih harus cukup, sesuai sasaran target area," kata dia.
