- Anggota ASPAI Se-Indonesia Uji Kompetensi Budidaya Anggur
- Mengintip Cara Anak Mengakrabi Kaki Seribu di Pemakaman
- 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer (1925-2025): Petani dan Biografi
- Pagar
- Mau Kuliah Gratis? Beasiswa Bank Indonesia 2025 Telah Dibuka, Ini Syaratnya!
- Air Terjun Weekacura, Hidden Gem di Sumba yang Punya Pesona Memanjakan Mata
- DWP Kemenkop dan LPDB Gelar Sosialisasi Perkoperasian dan Akses Pembiayaan Dana Bergulir di Cirebon
- Menakar Kunci Sukses Swasembada Pangan
- Patrick Pantera Negra Kluivert dan Memori Stadion Ernst Happel
- Pangan, Gizi dan Harapan
Kerja Sama Kementan-Densus 88, Bina Ribuan Napi Terorisme Perkuat Swasembada Pangan
JAKARTA - Kementerian Pertanian
(Kementan) bersama Detasemen Khusus (Densus 88) Anti Teror Mabes Polri sepakat
akan memperkuat kerja sama dengan melakukan pembinaan terhadap 2.285 mantan
narapidana terorisme (Napiter) dan 8.140 mantan Jamaah Islamiyah (JI).
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan
pembinaan tersebut di antaranya meliputi bimbingan dan juga pendampingan
pemerintah terhadap para napiter dalam memperkuat sektor pertanian melalui
pembentukan brigade swasembada pangan.
“Kita akan bina karena mereka adalah saudara-saudara kita
juga. Jadi nanti dari BPPSDMP yang akan melakukan pendampingan,” ujar Mentan
saat menggelar perjanjian kerjasama di Kantor Pusat Kementan, Kamis, 2 Januari
2024.
Baca Lainnya :
- Wamentan Pastikan Investasi Peternakan Sapi Melibatkan Peternak Lokal0
- Sejumlah Keputusan Penting Swasembada Pangan Kabar Baik untuk Petani Indonesia0
- Tonggak Baru Menuju Kemandirian Pangan 20250
- Epic Sale 2024: Sinergi Pemerintah dan Ritel Jaga Stabilitas Harga Pangan0
- Swasembada Pangan Optimistis Cepat Terwujud dengan Kolaborasi NFA dan Kementrans0
Mentan mengatakan sektor pertanian merupakan sektor yang
paling berpotensi dalam memperkuat ekonomi bangsa. Pertanian juga menjadi ujung
tombak dalam membuka lapangan kerja. Karena itu, ribuan napiter dan juga
napi-napi lain dapat didorong menjadi tenaga produktif dalam mewujudkan
swasembada pangan.
“Sebelumnya kita kerjasama dengan Kementerian Imigrasi dan
Pemasyarakatan dan sekarang bersama Densus. Jadi ini kolaborasi yang sangat
baik untuk Indonesia agar bisa mempercepat swasembada,” katanya.
Kepala Densus 88 Anti Teror Mabes Polri Irjen Polisi Sentot
Prasetyo mengatakan bahwa pembinaan polisi terhadap terdakwa terorisme terus
dilakukan dari waktu ke waktu. Untuk itu, pihaknya juga membagi zona Klaster
napi dari klaster merah, kuning dan hijau.
“Merah artinya mereka yang masih memegang ideologi kekerasan
dan hijau mereka yang sudah kembali menjadi masyarakat pancasila. Dan kebetulan
dari kegiatan pelatihan ini kita sudah menghasilkan panen di Lampung, Banten
Jawa Barat dan Jawa Timur secara umum kami juga didukung oleh dinas dinas
pertanian di Provinsi,” katanya.
Sentot menambahkan bahwa target swasembada harus bisa
dioptimalkan melalui dukungan semua pihak termasuk mereka yang berasal dari
kalangan narapidana terorisme. Langkah ini penting mengingat pertanian juga
menjadi kunci bagi kekuatan ekonomi bangsa.
“Oleh karena itu kami berharap mendapat dukungan penuh dari
jajaran Kementan dan barangkali bisa lebih meluas lagi apa yang kita lakukan
ini sehingga bermanfaat untuk kepentingan masyarakat khususnya para napiter,”
jelasnya. (rel)