- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Harga Gabah Petani Turun Akibat Curah Hujan Tinggi

Jakarta - Harga beras yang turun sejak beberapa minggu terakhir rupanya cukup memukul petani. Kondisi ini bisa terlihat dari turunnya Nilai Tukar Petani (NTP) dari 97,68% di Januari 2017, menjadi 96,11% di Februari, atau mengalami penurunan 0,58%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, menjelaskan penurunan tersebut akibat anjloknya harga gabah sejak beberapa minggu terakhir karena turunnya kualitas gabah lantaran naiknya curah hujan.
Kecuk mengungkapkan, NTP merupakan perbandingan antara harga yang diterima petani dengan harga yang dibayarkan petani sebagai pengeluarannya. Sehingga NTP jadi tolok ukur kesejahteraan petani.
"Penurunan NTP karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,24%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,34%. Kita tahu harga gabah turun karena kualitas dan cuaca," ungkap Kecuk di kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Dia merinci, seluruh sektor pertanian mengalami penurunan yakni tanaman pangan turun 1,61%, hortikultura turun 0,04%, perkebunan turun 0,04%, dan peternakan turun 0,28%.
Hal ini berbanding terbalik dengan Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang malah naik 0,3%. Dimana nelayan tangkap naik 0,48%, dan nelayan budidaya nilai tukarnya naik 0,16%.
"NTP tanaman pangan turun 1,61% didominasi pengaruh harga di petani, harga gabah turun karena musim panen raya plus cuaca tidak bagus, jadi kualitas gabah turun karena kadar air tinggi," terang Kecuk.
Dari catatan BPS, harga gabah kering panen (GKP) per Februari di tingkat petani saat ini Rp 4.639/kg atau turun 2,41% dibandingkan harga Januari. Sementara harga gabah kering giling (GKG) saat ini Rp 5,525/kg atau turun 0,31%.
Sementara harga di tingkat penggilingan pada Februari 2017 juga sama. Harga GKP dipatok Rp 4.731/kg atau turun 2,34%, dan harga GKG Rp 5.621/kg atau turun 0,27%. (mca/hns)
sumber : finance.detik.com
