- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
- Dari Binus International ke Brisbane: Perjalanan Fannisa Widya Puteri Kuliah Double Degree
Menkeu Ungkap Kegelisahan Pembangunan Infrastruktur di Pedesaan

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ungkapkan pengembangan infrastruktur di daerah belum merata.
Apalagi, menurutnya pada pembangunan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) masih jauh dengan negara tetangga lainnya.
Padahal, dalam catatannya Kemenkeu secara anggaran sudah mengalokasikan cukup tinggi buat sektor tersebut. Contohnya, tahun 2016 telah diberikan sebesar Rp 40 triliun. Di mana dana yang diberikan seharunya untuk memperbaiki infrastruktur daerah seperti jalan, jembatan, serta MCK.
Baca Lainnya :
- Petani Sumbing mulai semai benih tembakau0
- Indonesia akan mulai ekspor jagung ke Malaysia0
- Desa Wisata Kampoeng Goenoeng, eksotika keelokan suasana pedesaan0
- Bupati Kupang Optimis Capai Swasembada Pangan Melalui Upsus PAJALE0
- RAJA SALMAN: Ketika Raja Salman Kepincut Berinvestasi Homestay dan Desa Wisata di Indonesia0
“Indonesia sangat tertinggal dalam pembangunan MCK. Di setiap rumah di kota memang ada semua, tapi tidak semua di desa ada,” ungkap Sri di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Menkeu melihat, MCK merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya ada disetiap rumah. Namun, di pedesaan masih belum terlaksana dan masih banyak masyarakat yang belum memiliki fasilitas MCK.
“Untuk orang yang tinggal di kota rasanya sudah dianggap itu adalah kebutuhan biasa, setiap rumah ada MCK. Tapi tidak terjadi di semua desa, semua rumah di Republik ini,” jelasnya.
Padahal ia melihat, ketersedian air bersih dan MCK sangat berkaitan dengan produktivitas manusia. Karena tidak adanya MCK dan air bersih akan membuat anak tidak sehat dan kurang gizi.
“Tidak ada MCK dan air bersih sangat tidak mungkin anaknya sehat. Kalau tidak sehat enggak akan produktif. Kalau tidak produktif akan menjadi beban keluarga dan akhinya menjadi beban negara,” tuturnya.
sumber : netralnews.com
