- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
- PFI Kepri Sambangi KSOP Batam, Perkuat Sinergi dan Semangat Foto Jurnalistik Maritim
- Belajar dari Makkah: Potensi Bio-Energi di Balik Sistem Pengolahan Limbah Modern
Menkeu Ungkap Kegelisahan Pembangunan Infrastruktur di Pedesaan

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ungkapkan pengembangan infrastruktur di daerah belum merata.
Apalagi, menurutnya pada pembangunan fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) masih jauh dengan negara tetangga lainnya.
Padahal, dalam catatannya Kemenkeu secara anggaran sudah mengalokasikan cukup tinggi buat sektor tersebut. Contohnya, tahun 2016 telah diberikan sebesar Rp 40 triliun. Di mana dana yang diberikan seharunya untuk memperbaiki infrastruktur daerah seperti jalan, jembatan, serta MCK.
Baca Lainnya :
- Petani Sumbing mulai semai benih tembakau0
- Indonesia akan mulai ekspor jagung ke Malaysia0
- Desa Wisata Kampoeng Goenoeng, eksotika keelokan suasana pedesaan0
- Bupati Kupang Optimis Capai Swasembada Pangan Melalui Upsus PAJALE0
- RAJA SALMAN: Ketika Raja Salman Kepincut Berinvestasi Homestay dan Desa Wisata di Indonesia0
“Indonesia sangat tertinggal dalam pembangunan MCK. Di setiap rumah di kota memang ada semua, tapi tidak semua di desa ada,” ungkap Sri di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Menkeu melihat, MCK merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya ada disetiap rumah. Namun, di pedesaan masih belum terlaksana dan masih banyak masyarakat yang belum memiliki fasilitas MCK.
“Untuk orang yang tinggal di kota rasanya sudah dianggap itu adalah kebutuhan biasa, setiap rumah ada MCK. Tapi tidak terjadi di semua desa, semua rumah di Republik ini,” jelasnya.
Padahal ia melihat, ketersedian air bersih dan MCK sangat berkaitan dengan produktivitas manusia. Karena tidak adanya MCK dan air bersih akan membuat anak tidak sehat dan kurang gizi.
“Tidak ada MCK dan air bersih sangat tidak mungkin anaknya sehat. Kalau tidak sehat enggak akan produktif. Kalau tidak produktif akan menjadi beban keluarga dan akhinya menjadi beban negara,” tuturnya.
sumber : netralnews.com
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

