Ikhtiar Nyata SDG Academy Indonesia: Konektivitas Data, Kebijakan, dan Kepemimpinan

By PorosBumi 26 Des 2025, 19:03:26 WIB Tilikan
Ikhtiar Nyata SDG Academy Indonesia: Konektivitas Data, Kebijakan, dan Kepemimpinan

Keterangan Gambar : Program kepemimpinan menjadi salah satu aksi nyata SDG Academy dalam membumikan program SDGs di Indonesia. (Youtube)


Wahyono, jurnalis Porosbumi

Sejak meratifikasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada 2015, Indonesia menempatkan agenda global ini sebagai bagian integral dari strategi pembangunan nasional. Integrasi SDGs ke dalam RPJMN serta penguatan regulasi melalui Perpres No. 59 Tahun 2017 yang diperbarui menjadi Perpres No. 111 Tahun 2022 menegaskan bahwa SDGs bukan sekadar dokumen komitmen, melainkan kerangka kerja operasional negara.

Secara kuantitatif, kinerja Indonesia menunjukkan tren yang relatif positif. Hingga 2025, sekitar 62 persen indikator SDGs nasional telah tercapai, melampaui capaian global yang masih berkisar di bawah 20 persen. Skor SDG Index Indonesia pun meningkat signifikan, dari 64,2 pada 2019 menjadi lebih dari 70 pada 2024. Namun, di balik capaian tersebut, sejumlah target masih stagnan, bahkan mengalami kemunduran, terutama pada isu perubahan iklim, kesetaraan gender, dan energi bersih. Kondisi ini menegaskan satu hal penting: percepatan SDGs tidak hanya membutuhkan kebijakan, tetapi juga kapasitas aktor pembangunan yang memadai.

Baca Lainnya :

Dari Program Pelatihan ke Infrastruktur Pengetahuan

Dalam konteks inilah SDG Academy Indonesia menemukan relevansinya. Diluncurkan pada 2020 melalui kolaborasi UNDP Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, dan Tanoto Foundation, SDG Academy dirancang bukan sekadar sebagai program pelatihan, melainkan sebagai infrastruktur pengetahuan dan kepemimpinan untuk mempercepat pelaksanaan SDGs.

Melalui program unggulan seperti SDG Leadership Program, Massive Open Online Courses (MOOC), serta berbagai platform berbagi pengetahuan, SDG Academy membangun ekosistem pembelajaran yang menjangkau aktor negara dan non-negara. Hingga awal 2024, tercatat hampir 200 pemimpin bersertifikat SDGs, lebih dari 8.000 pengguna terdaftar di platform pembelajaran, serta puluhan ribu partisipasi publik dalam berbagai kegiatan literasi dan kampanye SDGs. Angka-angka ini menunjukkan bahwa investasi pada penguatan kapasitas manusia mulai menghasilkan dampak yang terukur.

Melalui ikhtiar dan peranya selama ini, SDG Academy mulai menunjukkan capaian yang menggembirakan. Pertama, SDG Academy berkontribusi signifikan dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia lintas sektor. Pelatihan dan dialog kebijakan tidak hanya meningkatkan pemahaman teknis, tetapi juga membangun jejaring kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil. Jejaring ini menjadi prasyarat penting dalam mengelola agenda SDGs yang bersifat kompleks dan lintas sektor.

Kedua, SDG Academy berperan sebagai ruang transfer pengetahuan dan dokumentasi praktik baik. Melalui platform seperti Alun-alun Inovasi dan Beranda Inspirasi, berbagai praktik pembangunan berkelanjutan dari daerah dapat dipelajari dan direplikasi. Pendekatan ini memperkuat lokalisasi SDGs, sekaligus menjembatani kesenjangan antara kebijakan nasional dan implementasi di tingkat lokal.

Ketiga, pemberdayaan pemuda dan pendidik menjadi salah satu dampak strategis. Program seperti SDG Talk yang menjangkau ribuan guru menunjukkan bahwa SDGs tidak hanya dibahas di ruang kebijakan, tetapi juga masuk ke ekosistem pendidikan. Mengingat proporsi pemuda yang besar dalam struktur demografi Indonesia, investasi pada kelompok ini berpotensi menciptakan efek berlipat bagi inovasi dan keberlanjutan pembangunan.

Penguatan kapasitas melalui SDG Academy mendukung implementasi ratusan indikator SDGs yang telah diintegrasikan ke dalam RPJMN. Indonesia saat ini tengah memfinalisasi indikator SDGs untuk periode 2025–2029, dan keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada kompetensi aktor pelaksana di pusat dan daerah. Peningkatan skor SDG Index nasional juga berkorelasi dengan perbaikan tata kelola dan kapasitas kebijakan, yang sebagian didukung oleh inisiatif pembelajaran berkelanjutan.

Selain itu, SDG Academy memperkuat kolaborasi multipihak dalam lokalisasi SDGs. Lebih dari 30 provinsi telah menyusun Rencana Aksi Daerah SDGs, namun kualitas implementasi sangat bervariasi. Di sinilah peran pembelajaran, mentoring, dan pertukaran pengetahuan menjadi krusial.

Tantangan dan Rekomendasi Strategis

Meski menunjukkan dampak positif, SDG Academy menghadapi sejumlah tantangan strategis. Kesenjangan tematik dan geografis masih menjadi persoalan utama, terutama pada tujuan-tujuan SDGs yang membutuhkan pendekatan lintas disiplin dan inovasi teknologi. Selain itu, keterbatasan data dan kapasitas monitoring menghambat evaluasi kebijakan berbasis bukti.

Keberlanjutan kelembagaan juga menjadi isu penting. Tanpa strategi pembiayaan dan tata kelola jangka panjang, efektivitas SDG Academy berisiko menurun setelah fase proyek berakhir. Oleh karena itu, kepemimpinan nasional yang kuat menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan inisiatif ini.

Sebagai koordinator nasional SDGs, Kementerian PPN/Bappenas memegang peran sentral dalam memastikan integrasi kebijakan, monitoring, dan pembiayaan. Penyusunan RPJMN 2025–2029 yang berorientasi pada SDGs serta pengembangan dashboard digital SDGs menunjukkan arah baru perencanaan berbasis data. Dalam kerangka ini, SDG Academy berfungsi sebagai infrastruktur lunak yang melengkapi kebijakan struktural.

Kolaborasi antara Bappenas dan SDG Academy menciptakan tiga dampak utama: penguatan tata kelola, perluasan jejaring multipihak, dan pengarusutamaan budaya belajar dalam pembangunan. Ketiganya merupakan fondasi penting untuk menghadapi tantangan SDGs yang semakin kompleks.

Ke depan, SDG Academy dapat diperkuat melalui pengembangan ekosistem pembelajaran berbasis data, inovasi pembiayaan berkelanjutan, perluasan kemitraan dengan sektor bisnis, serta akselerasi lokalisasi SDGs melalui modul kontekstual daerah. Langkah-langkah ini akan memperbesar dampak SDG Academy sebagai katalis transformasi pembangunan.

Data menunjukkan Indonesia berada pada jalur yang relatif positif dalam pencapaian SDGs, namun tantangan struktural dan kapasitas masih nyata. SDG Academy Indonesia membuktikan bahwa investasi pada pembelajaran, kepemimpinan, dan pengetahuan dapat menjadi pengungkit penting percepatan SDGs. Dengan kepemimpinan Bappenas yang kuat dan strategi keberlanjutan yang jelas, SDG Academy berpotensi menjadi pilar utama pembangunan inklusif, kolaboratif, dan berbasis data menuju SDGs 2030 dan Indonesia Emas 2045. 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment