- OJK Akan Tata Ulang Perijinan Perusahaan Gadai
- Jadi Pembina Kawasan Sungai Cipinang, MIND ID Komitmen Dukung Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
- Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, MIND ID Dorong 10.000 UMK Naik Kelas
- Masyarakat Adat Masukih Tolak Penambangan Emas Ilegal di Hutan Adat Kalimantan Tengah
- Cegah Tragedi Berulang, Kementerian PU Periksa Struktur Bangunan Dua Pesantren Besar di Jatim
- Survei Litbang Kompas: 71,5 Persen Puas dengan Kinerja Kementan
- Pertamina Wujudkan Transformasi Bisnis Berkelanjutan Melalui BBM Ramah Lingkungan
- Merawat Tradisi Penyembuhan Dayak Taboyan: Jaga Keseimbangan Alam, Roh, dan Manusia
- Mantan Bos BEI Minta Purbaya Jelaskan Definisi Saham Gorengan
- Israel Disebut Akan Tarik Mundur Pasukan Sepenuhnya Dari Gaza Dalam 24 Jam
Pertamina Berkomitmen Perkuat Strategi Menuju Indonesia Mandiri Energi
.jpg)
JAKARTA
–
PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk mempercepat terwujudnya
kemandirian energi nasional, melalui strategi bisnis yang selaras dengan arah
kebijakan pemerintah. Komitmen tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina
Simon Aloysius Mantiri pada acara “Indonesia Langgas Berenergi” yang
berlangsung di Jakarta, Selasa 7 Oktober 2025.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil
Lahadalia yang juga hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa energi
nasional saat ini mengalami perubahan besar dibandingkan era 1990-an. Saat ini,
angka konsumsi energi lebih tinggi dibandingkan produksi energi, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi nasional perlu dilakukan impor.
Guna menjawab tantangan tersebut, lanjut Bahlil, Pemerintah
melalui visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menempatkan kemandirian energi
sebagai prioritas utama. Sejumlah langkah konkret digulirkan untuk menekan
impor bahan bakar minyak (BBM) dengan memanfaatkan potensi energi dalam negeri.
Baca Lainnya :
- Porosbumi.com Lolos 50 Finalis MediaMIND 2025, Perkuat Kontribusi Ekonomi Pertambangan Berkelanjutan0
- Listrik di Beranda NKRI: Energi Berkeadilan yang Menghidupkan Desa dan Harapan 0
- Sepenggal Ikhtiar Membumikan Energi Hijau Terbarukan ke Pelosok Negeri0
- Pertamina Pimpin Transisi Energi, Kembangkan Green Hydrogen di Indonesia 0
- 6 Kontainer Keranjang Serat Alam Produk UMKM Kebumen Tembus Pasar New York 0
“Untuk menutupi defisit solar, pemerintah mendorong
penerapan B40, yakni campuran 40 persen CPO (crude palm oil/minyak sawit
mentah) dengan solar murni. Tahun ini, impor solar sudah turun menjadi sekitar
4 juta ton per tahun, dan tahun 2025 ditargetkan meningkat ke B50, sehingga
Indonesia tidak perlu impor solar lagi,” jelasnya.
Selain itu, Bahlil menambahkan, langkah kemandirian energi
tidak hanya melalui bahan bakar nabati, tetapi juga dengan mempercepat
pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, angin, air, dan
panas bumi. Pada kesempatan itu juga dibahas tentang bagaimana sinergi antara
pemerintah dan BUMN energi menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia yang
tangguh dan mandiri energi.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menegaskan
bahwa Pertamina mendorong tercapainya target Pemerintah dalam mewujudkan
kemandirian energi nasional. “Sesuai Asta Cita Presiden Prabowo, Pertamina
berkomitmen mendukung kemandirian pangan, energi, dan air. Kami menjalankan
strategi dual growth. Pertama, memaksimalkan bisnis eksisting, kedua,
mengembangkan bisnis rendah karbon,” terang Simon.
Simon menjelaskan, pada sisi bisnis eksisting, Pertamina
terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas melalui berbagai inovasi
teknologi, terutama pada sumur-sumur yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi,
subholding upstream Pertamina.
Lebih lanjut, Pertamina juga memperkuat bisnis hilir. Salah
satunya dengan meningkatkan kapasitas dan efisiensi kilang, yakni Refinery
Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang ditargetkan beroperasi pada
November 2025. “Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan,
menghasilkan produk berkualitas tinggi setara standar Euro 5, dan mengurangi
ketergantungan impor BBM,” terang Simon.
Pertamina juga terus mempercepat transformasi menuju bisnis
energi rendah karbon. Salah satunya melalui produk Pertamax Green 95, yaitu
bahan bakar dengan campuran 5 persen bahan bakar nabati etanol (E5).
Pertamina juga berkomitmen memperluas pengembangan panas
bumi (geothermal), di mana Indonesia saat ini memiliki kapasitas terpasang
terbesar kedua di dunia. Selain itu, berbagai inisiatif carbon capture and
storage (CCS/CCUS) dan proyek dekarbonisasi juga terus dikembangkan agar
sejalan dengan target Net Zero Emission 2060 pemerintah.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi
energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus
mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable
Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan
Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi
Pertamina.
