- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
- Dari Binus International ke Brisbane: Perjalanan Fannisa Widya Puteri Kuliah Double Degree
- Tonggak Sejarah Medis Tanah Air: Robot Bedah Otak Pertama di Indonesia Hadir di Siloam Hospitals
- 5 Dampak Tak Terduga yang Datang Kalau Konten Kamu Viral
Pertamina Pimpin Transisi Energi, Kembangkan Green Hydrogen di Indonesia

JAKARTA
– PT
Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), aktif
dalam inovasi energi baru terbarukan energi panas bumi (geothermal). Salah satu
tonggaknya adalah dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) Pilot Plant
Green Hydrogen Ulubelu di Lampung, fasilitas pertama di dunia yang
mengintegrasikan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) Electrolyzer dengan
energi panas bumi sebagai sumber listrik bersih untuk memproduksi hidrogen
hijau.
"Proyek ini menjadi bagian penting dari upaya PGE
membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi,
distribusi, hingga pemanfaatannya untuk mendukung transisi menuju industri
rendah karbon," ungkap Direktur Utama PGE Tbk, Julfi Hadi pada paparannya
kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di area pameran PGE, pada acara Indonesia
International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta,
Rabu (17/9).
Julfi menambahkan bahwa proyek hidrogen hijau tersebut bisa
direplikasikan di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGEO lain di masa
mendatang. "Untuk itu, kami meminta dukungan penuh terhadap seluruh
stakeholder, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM," terang Julfi.
Baca Lainnya :
- 6 Kontainer Keranjang Serat Alam Produk UMKM Kebumen Tembus Pasar New York 0
- Manfaatkan PLTS, Desa Energi Berdikari di Karawang Tingkatkan Ekonomi Petani 0
- Menkeu Terbitkan Aturan Penempatan Rp200 Triliun Uang Negara di Bank Umum Mitra0
- RS Kapal PIS dan doctorSHARE Layani 4000 Pasien di Pelosok Raja Ampat 0
- Perempuan Adat Kasimle, Dahulu Tidak Berdaya Kini Pengolah Sumber Daya0
Julfi mengatakan bahwa proyek ini sebagai salah satu dari
tonggak transformasi bisnis PGE. “Hadirnya Green Hydrogen Plant membuat PGE
memiliki rantai bisnis hijau yang terintegrasi dari hulu ke hilir,"
jelasnya.
Fasilitas Green Hydrogen Plant tidak hanya sebagai pusat
inovasi, tetapi juga model yang bisa direplikasi di wilayah kerja panas bumi
lainnya, sekaligus membuka peluang percepatan off-grid solution untuk
transportasi dan industri rendah karbon. "Ke depan, peta jalan
pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol
sebagai solusi energi masa depan,” ungkapnya.
Komitmen PGEO dalam mengembangkan proyek Green Hydrogen juga
tertuang dalam penandatanganan kerja sama
komitmen kolaborasi studi pengembangan ekosistem green hydrogen di
Indonesia antara PT PGE Tbk dan PT Toyota manufacturing Indonesia, serta
penandatanganan joint study agreement antara PGE Tbk dan Pertamina Energy
Terminal, pada acara IIGCE tersebut.
Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu merupakan inisiatif
pengembangan energi bersih yang memanfaatkan kombinasi panas bumi sebagai
sumber energi terbarukan dan teknologi elektrolisis modern yang lebih hemat
energi. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi green hydrogen hingga sekitar
100 kilogram per hari dengan tingkat efisiensi tinggi, berkisar 82–88 persen.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina
(Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina mendorong inovasi energi
transisi untuk ketahanan energi, guna mempercepat target swasembada energi
nasional.
"Geothermal merupakan salah satu sumber energi yang
berpotensi untuk terus dikembangkan di Indonesia, sejalan dengan cadangannya
yang masih besar. Kami terus mencari peluang baru, serta aktif dalam
mengembangkan ekosistem energi bersih ini," tambahnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi
energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus
mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable
Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan
Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi
Pertamina.
