- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Petani Lamongan Panen Raya Padi dengan Metode Refugia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menggelar panen raya padi dengan konsep tanpa pestisida. Panen raya ini dilakukan di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Selasa (14/2/2017).
Dalam panen raya yang dihadiri Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati, Komandan Kodim 0812 Lamongan Letkol Inf Sutrisno Pujiono, dan sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tercatat hasil panen tanaman padi tanpa menggunakan pestisida mampu menembus lebih dari 10 ton per hektar.
"Hasilnya 10,3 ton gabah kering panen, kering giling 8,94 ton," ucap Bupati Lamongan Fadeli, dalam tasyakuran panen raya, di Desa Besur. Konsep pertanian ini tak lantas membuat Fadeli mengisyaratkan rasa puasnya, meski hasilnya sudah cukup melimpah.
Baca Lainnya :
- Pasar Tradisional dan Ekonomi Berkeadilan0
- PENANDATANGANAN AKTE KOPERASI INDOKOPAT NUSANTARA SINERGI, 11 FEB 20170
- Memanfaatkan Alam Sekitar Kita 0
- Peluang Ekspor0
- HARGA KARET: Berpotensi Stabil di Atas US$2 Pada 20170
"Kalau bisa ditingkatkan menjadi 10 ton kering giling," ujarnya. Fadeli mendorong, supaya pertanian di Desa Besur, dikembangkan menjadi pertanian modern. "Dengan pertanian modern hasilnya akan berlipat ganda. Pertanian modern mulai pemilihan bibit, perawatan, panen menggunakan combain," kata dia. Untuk mendorong ke pertanian modern, Fadeli mendorong para kepala desa untuk mengubah pola pikir petani Lamongan, dari pertanian tradisional ke pertanian modern.
"Petani kita itu sangat tradisional, kita harus mengubah cara pola pikir, kita harus inovasi, kalau mau pertanian maju, kita ubah pola tradisional menjadi pertanian modern, mengubah pola pikir itu sulit, tapi di Desa Besur bisa dengan Sekolah lapang pengendali pertanian hama terpadu (SLPPHT)," tuturnya. Nah, untuk di ketahui, harga beras tanpa pestisida saat ini mencapai Rp 40.000. Di Besur sendiri ada sebanyak 60 hektar lahan pertanian tanpa pestisida, dari total lahan seluas 100 hektar.
"Beras yang dari sini kita bantu pasarkan. Desa Besur dari Lamongan untuk Indonesia," ujarnya. Sebenarnya, tambah Fadeli, konsep yang sama sudah diterapkan di beberapa kecamatan, namun hasilnya kurang menggembirakan.
"Memang pertanian ini baru ada di 36 tempat, ini kita jadikan percontohan. Beberapa daerah sudah menjalankan, di Kecamatan Klitengah, di Mantup, tapi belum maksimal," ucapnya. (*)
