- Hilirisasi Grup MIND ID, Transformasi Pertambangan Berbasis Nilai Tambah
- Cerita Eks Wartawan Jualan Cabai yang Diborong Mentan Amran dari Daerah Bencana Aceh
- Kepungan Bencana Ekologis dan Keharusan Reformasi Fiskal Sektor Ekstraktif
- Pertumbuhan Ekonomi 2026 Ditaksir 5 Persen, WP Badan Harus Siap Diperiksa
- Ikhtiar Nyata SDG Academy Indonesia: Konektivitas Data, Kebijakan, dan Kepemimpinan
- Kembangkan Potensi Anak, LPAM Mirabel dan Ilmu Politik UNY Gelar Peringatan Hari Ibu
- Sambut Nataru dan HAB Kemenag ke-80, PD IPARI Karanganyar Bersih-Bersih Rumah Ibadah Lintas Agama
- Penguatan Sektor Riil Kunci Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di 2026
- Musim Mas Dukung Pemkab Deli Serdang Hadirkan Ruang Publik Bersama melalui Pembangunan Alun-Alun
- Sidang Pengeroyokan di Tanjungpinang, Korban Soroti Terdakwa Tak Ditahan
Royalindo Investa Tergiur Cuan Gula Hinga Kecerdasan Buatan

Keterangan Gambar : Ilustrasi Pabrik gula- INDO
JAKARTA
– PT Royalindo Investa Wijaya Tbk (INDO) mengubah fokus bisnis
dari property-centric menjadi perusahaan investasi (holding company)
sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang. Langkah ini
sejalan dengan diversifikasi bisnis yang tengah dilakukan perusahaan.
Direktur
Utama Royalindo Investa, Wijaya Leslie Soemedi mengungkapkan, perseroan
akan mengembangkan beberapa sektor baru, baik secara organik maupun anorganik.
Sebagai langkah awal, perseroan telah mendirikan PT Ratu Gula Asia (RGA),
perusahaan di bidang produksi gula merah atau brown sugar, dengan mitra
strategis. Perusahaan ini berlokasi di Kediri, Jawa Timur.
“Kami
telah rampung pembelian pabrik dengan kapasitas produksi 2.000-3.000 ton gula
per bulan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin(15/12/2025).
Baca Lainnya :
- KNKG Nilai Laporan Tahunan Menthobi Karyatama Cerminkan Praktik Berkelanjutan0
- OJK Minta Sederhanakan Proses Klaim Asuransi Korban Bencana di Sumatera 0
- OJK Resmi Wajibkan Marjin Kripto Miliki Jaminan0
- OJK Gagal ‘Tekan’ Purbaya Lewat DPR Soal Permintaan Insentif Pajak0
- WRI dan Indef Sepakat Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jangan Korbankan Ekosistem 0
Sejatinya,
rencana pengembangan bisnis gula ini sudah mulai dilakukan sejak 2024 lalu.
Langkah ini kian mantap seiring dengan penambahan modal yang dilakukan
perseroan.
Hingga
September 2025, total modal yang telah disetor perseroan terhadap RGA mencapai
Rp97 miliar. Angka tersebut membuat INDO menjadi pemegang saham mayoritas
dengan kepemilikan saham 71,68 persen.
Bisnis
gula tersebut dinilai memiliki prospek yang menjanjikan seiring dengan
meningkatnya kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi brown sugar sebagai
pemanis alami yang lebih sehat dibanding gula pada umumnya.
Tidak
hanya itu, perseroan juga sedang menyiapkan rencana untuk pengembangan bisnis di sektor lainnya. Saat
ini, INDO tengah membidik perusahaan teknologi berbasis Artificial
Intelligence
(AI). Manajemen INDO masih melakukan pembicaraan terkait rencana akuisisi
perusahaan tersebut.
“Sebagai
perusahaan investasi, kami akan fokus membangun portofolio yang solid dan
berorientasi masa depan. Akuisisi perusahaan AI ini menjadi langkah strategis
untuk memperkuat transformasi kami,” pungkas Leslie.
Hingga
September 2025, laba bersih INDO tercatat meningkat 37 persen year on year
(yoy) menjadi Rp24,76 miliar. Peningkatan ini ditopang tumbuhnya pendapatan
perseroan yang sebesar 12 persen yoy menjadi Rp22,19 miliar.
.jpg)
1.jpg)

.jpg)

6.jpg)
.jpg)
1.jpg)
.jpg)

.jpg)

