- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
- Dari Binus International ke Brisbane: Perjalanan Fannisa Widya Puteri Kuliah Double Degree
- Tonggak Sejarah Medis Tanah Air: Robot Bedah Otak Pertama di Indonesia Hadir di Siloam Hospitals
- 5 Dampak Tak Terduga yang Datang Kalau Konten Kamu Viral
Lokasi Ini Diyakini Titik Nabi Musa Membelah Laut Merah dan Menenggelamkan Firaun

DI antara
keajaiban dan logika ilmiah, kisah Nabi Musa kembali mencuat — bukan sebagai
dongeng, tapi sebagai teka-teki sejarah yang perlahan mulai terungkap.
Selama ribuan tahun, kisah Nabi Musa membelah laut untuk
menyelamatkan Bani Israel dari kejaran pasukan Firaun dianggap sebagai mukjizat
semata. Tapi kini, temuan ilmiah dan penemuan bawah laut membuat dunia
tercengang!
Di kawasan Laut Merah, tepatnya di perairan Nuweiba,
sejumlah peneliti mengklaim telah menemukan struktur mirip roda kereta perang,
sumbu yang telah membatu, hingga rangka manusia dan kuda di dasar laut! Lokasi
ini diyakini oleh sebagian peneliti sebagai titik Nabi Musa dan kaumnya
menyeberang, sementara pasukan Mesir tenggelam.
Baca Lainnya :
- Deklarasi Sorong: 7 Wilayah Adat Papua Desak Pengesahan RUU Masyarakat Adat0
- Sekolah Wong Cilik, Sandiwara Generasi (C)emas0
- Kepala BP Taskin Siap Sampaikan Keluhan Warga Adat Jimbaran kepada Presiden0
- Rempah-rempah: Komoditas Strategis dalam Sejarah Penjajahan Indonesia0
- Jangan Asal Klik! Penipuan Berkedok Paket Bisa Kuras Data dan Uangmu0
Lebih mengejutkan lagi, simulasi komputer oleh ilmuwan dari
University of Colorado dan National Center for Atmospheric Research (NCAR) pada
2010 menunjukkan bahwa angin timur dengan kecepatan tinggi (sekitar 100 km/jam)
yang bertiup terus-menerus bisa membelah laut secara alami — fenomena ini
disebut “wind setdown.”
Dalam kondisi tertentu, angin kuat dapat mendorong air ke
satu sisi dan menciptakan jalur daratan kering di tengah laut, cukup luas untuk
dilewati ribuan orang. Ini bukan teori spekulatif — simulasi berbasis data
geografi kuno dan model atmosfer ini telah dipublikasikan di jurnal ilmiah PLoS
ONE.
Ditambah dengan peta bawah laut yang menunjukkan adanya
"land bridge" alami di dasar Laut Merah, kisah dalam kitab suci ini
kini tak hanya hidup dalam iman, tapi juga mendapat pijakan ilmiah!
“Fenomena ini memang langka, tapi secara fisika bisa
terjadi. Ini membuka kemungkinan bahwa kejadian itu memang benar terjadi,” ujar
Carl Drews, peneliti utama simulasi tersebut.
Penemuan bawah laut Ron Wyatt masih kontroversial, belum
diverifikasi penuh. Meski belum semua ilmuwan sepakat, temuan-temuan ini terus
memantik perdebatan dan rasa takjub: mungkinkah mukjizat zaman dahulu
sebenarnya bisa dijelaskan oleh sains modern?
