- Pandutani Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Eskavator Terbesar Asal China, PT Sany Perkasa
- JPO I Gusti Ngurah Rai Meningkatkan Kenyamanan Penumpang dan Aksesbilitas Bandara
- Menko AHY Dorong Digitalisasi dan Optimasi Bandara
- Menkop Resmikan Destinasi Wisata Bukit Manik Indonesia di Bogor
- Kemenkop Siap Fasilitasi Gakoptindo Jalin Kerja Sama dengan BGN Untuk Masuk Program MBG
- Mendes: Tidak Boleh Kurang, 20 Persen Dana Desa Digunakan Untuk Ketahanan Pangan
- Kejar Swasembada Pangan, Mentan dan Kapolri Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare di 19 Provinsi
- Laporan Konflik Agraria Sepanjang 2024
- BRIN dan IRD Prancis Teliti Dampak Perikanan Rumpon Tuna Sirip Kuning
- Rekor Baru Bitcoin: Imbas dari Pelantikan Donald Trump?
Dicari, Periset Ekspedisi Biodiversitas di Kalimantan
INDONESIA, sebagai negara dengan
posisi geografis unik dan geologi kompleks, memiliki keanekaragaman hayati
darat dan laut tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Hingga 2021, terdapat
31.031 spesies flora yang didominasi oleh spermatofit (25.127 taksa) dan 80.014
spesies fauna yang sebagian besar adalah insekta (66.361 taksa).
Namun, eksplorasi masih terbatas akibat luasnya wilayah dan
kurangnya ahli taksonomi, sehingga banyak potensi biodiversitas yang belum
terungkap meski ancaman kepunahan terus meningkat. Taksonomi adalah ilmu yang
mempelajari pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan
sifatnya.
Pulau Kalimantan, meski kaya biodiversitas, memiliki jumlah
temuan mikroorganisme dan spesies baru yang lebih sedikit dibandingkan wilayah
lain seperti Jawa atau Sulawesi. Hal ini lebih disebabkan minimnya ekspedisi
dan penelitian dibandingkan kurangnya biodiversitas.
Baca Lainnya :
- Petani: Berita dan Puisi0
- Menko AHY Pastikan Semua Elemen Siap Layani Masyarakat Selama Libur Nataru0
- KKP Ragamkan Potensi Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata0
- Dosen Ilkom UNY Beri Pelatihan Pelayanan Prima Bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok0
- Kota dan Perkara Makan0
Berminat menjadi peneliti dan penjelajah hutan tropis? Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
(LPDP) mengundang para calon mahasiswa S2 dan S3 untuk menjadi taksonom melalui
program Degree by Research (DbR).
Pendaftaran program ini dibuka dari 15 Desember 2024 sampai
12 Januari 2025. Seleksi pada kandidat akan dilakukan pada 13 Januari 2025
hingga penetapan peserta diumumkan April 2025. Ekspedisi direncanakan
diluncurkan pada Agustus 2025. Info pendaftaran bisa dicek di laman BRIN
https://s.brin.go.id/l/ORHL_RIIMEkspedisiTerestrial_CFP.
Seperti dikutip dari laman cfd-or.brin.goid, pada program
ini peserta akan berpartisipasi aktif untuk mengungkap keanekaragaman hayati
Indonesia melalui ekspedisi, koleksi dan identifikasi flora, fauna, dan
mikroorganisme di Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS),
Kalimantan Barat.
Ekspedisi biodiversitas di Kalimantan Barat ini, bertujuan
untuk menggali potensi biodiversitas yang tinggi di kawasan tersebut. Ekosistem
hutan hujan tropis dan air tawar di TNBKDS menyimpan banyak spesies endemik dan
penting secara ekologis, menjadikannya kunci untuk pengelolaan sumber daya alam
berkelanjutan.
Ekspedisi ini akan melibatkan peneliti, akademisi,
mahasiswa, dan pemangku kepentingan untuk survei biodiversitas, pendidikan
taksonomi, dan pengembangan kebijakan konservasi. Melalui kegiatan ini,
diharapkan terbentuk basis data yang komprehensif, peningkatan kapasitas SDM,
dan kebijakan pengelolaan sumber daya hayati berbasis sains, sehingga mendukung
pelestarian biodiversitas Indonesia.
Program ini menyediakan pembiayaan sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP) studi S3 selama tiga tahun atau S2 selama dua tahun,
ditetapkan sebagai research assistant dan mendapatkan honorarium sesuai
ketentuan BRIN (mahasiswa DbR non ASN), satu kali tiket pesawat pp selama
penempatan, akses fasilitas dan bahan kimia yang tersedia di stasiun riset,
transportasi lokal ( basecamp ke lokasi sampling pulang pergi/pp), penginapan
di basecamp/lokasi sampling, data riset
sesuai subtema yang diikuti, dan makan selama di lapangan.
Teknis Kegiatan
Adapun ekspedisi ini akan dilakukan secara bersama oleh 40
orang yang terdiri dari 20 periset gabungan dari BRIN, TN Betung Kerihun dan
Danau Sentarum, universitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Sedangkan 20
lainnya merupakan calon-calon kader unggul yang berminat dan/atau sedang
menempuh jenjang pendidikan S2/S3 di bidang keanekaragaman hayati Indonesia.
Kegiatan penelitian akan berlangsung sepanjang tahun dengan
target pengambilan data di musim hujan dan musim kemarau. Untuk periset
gabungan diberikan waktu maksimal dua bulan per orang per gelombang
keberangkatan untuk dapat melakukan pengambilan data di lapangan. Total ada
empat gelombang penelitian sepanjang 2025. Sementara mahasiswa yang terlibat
akan ditempatkan di lokasi ekspedisi selama 12 bulan, kemudian mereka akan
melanjutkan studi lebih lanjut di kampus masing-masing dan di Pusat Riset
Biosistematika dan Evolusi BRIN.
Hasil koleksi penelitian berupa spesimen-spesimen flora,
fauna dan mikroorganisme akan diproses sesuai tujuan penelitiannya secara
terbatas di lapangan sebelum akan diteliti, dipreservasi, atau dikultur lebih
lanjut pada Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN.
Pengamatan-pengamatan morfologi, anatomi, morfometri dan
genetika dilakukan lebih lanjut untuk dapat menyimpulkan temuan-temuan
taksonomi baru yang didapatkan selama kegiatan di lapangan. Hasil pengamatan
tersebut kemudian akan dijadikan pangkalan data dan kemudian akan dirumuskan
sebagai landasan kebijakan. Penulis: Kristantyo Wisnubroto, Redaktur:
Ratna Nuraini/Taofiq Rauf, Sumber: Indonesia.go.id