- KKP Jamin Kualitas Layanan Perikanan di SKPT Pulau Terluar
- Program Desa Energi Berdikari Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Mentan Amran Targetkan Kaltara Panen Tiga Kali Setahun, Fokus Benahi Irigasi
- Prediksi Perubahan Iklim Masa Depan Arus Lintas Indonesia, BRIN Gunakan Pendekatan Masa Lalu
- Selebrasi Kelulusan Program RK IMB 2025, Galeri Indonesia Kaya Suguhkan Pentas Musikal Orisinil
- Produksi Beras Tertinggi Sepanjang Sejarah, Presiden Apresiasi Duet Maut Amran-Sudaryono
- Gas Bumi: Solusi Sementara atau Bukan Solusi Sama Sekali?
- Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia Tuntut Pemerintah Jepang Hentikan Inisiatif AZEC
- ESG Award 2025 by KEHATI
- Nishiyama Onsen Keiunkan, Hotel Tertua di Dunia Tempat Persinggahan Para Samurai
KKP Ragamkan Potensi Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata
.jpg)
PANGANDARAN - Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan keberadaan lahan mangrove di Pangandara
sebagai lokasi edukasi dan wisata, melalui program Smart Fisheries Village
(SFV) yang dikembangkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP).
Program SFV mangrove yang berada dalam Kawasan Bulaksetra
seluas 17,5 hektare ini dijalankan oleh unit pelaksana teknis (UPT) Balai
Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal.
“Sumber Daya Alam yang melimpah, sumber daya manusia yang
tersedia, dan pendanaan untuk di elaborasi dalam proses bisnis, diharapkan
menjadikan SFV Babakan sebagai kawasan eduwisata dengan penerapan teknologi
informasi yang berkelanjutan," tutur Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta
dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Senin (23/12).
Baca Lainnya :
- Konsisten Meliput Sampah Demi Edukasi dan Solusi0
- Totalitas Gestianus Sino Bertani di Atas Batu Karang0
- Greenpeace Daftarkan Gugatan Intervensi dalam Perkara Kabut Asap di Sumsel0
- JATAM Desak Mabes Polri Bongkar Kasus Juanda Lesmana, Bos Batu Bara KPUC di Kaltara 0
- Pertamina Raih Penghargaan Investing on Climate Editor’s Choice Award 20240
SFV Babakan menjadi lokasi pemanfaatan aset yang di
kembangan melalui kegiatan pembelajaran mengenai kelautan, konservasi, dan
program mangrove asuh yang ditujukan agar masyarakat mau menanam mangrove
dengan mengoptimalkan Teaching Factory (TEFA), sebagai lokasi percontohan untuk
kegiatan penyuluhan, dan lokasi untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan melalui
eduwisata konservasi mangrove.
Dalam rangkaian kegiatan peresmian SFV Babakan pada 17
Desember lalu, turut dilakukan penanaman cemara laut dan penanaman mangrove
asuh berjenis bruguiera dan rhizophora apiculata, sebagai tanda bahwa kawasan
eduwisata konservasi mangrove dapat dikunjungi masyarakat umum. Selain
rhizophora apiculata juga terdapat jenis tanaman mangrove lainnya yang ada di
kawasan tersebut, di antaranya avicennia alba, nypa fruticans, dan sonneratia
alba.
Siap Tampung Wisatawan
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilya
Pregiwati mengatakan, meskipun SFV Babakan baru diresmikan, namun SFV ini sudah
beroperasi sejak bulan Agustus lalu.
"Sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan di SFV
Babakan dari bulan Agustus lalu meski baru saja diresmikan. Pembangunan
track eduwisata konservasi mangrove sepanjang 90 meter juga sudah mencapai 90
persen, Lokasi ini sudah siap menerima pengunjung dan menjadi alternatif wisata
dengan tarif yang terjangkau," jelas Lilly.
Terdapat berbagai fasilitas dan spot menarik untuk berfoto
saat berkunjung di SFV Babakan berupa tempat pembibitan, tempat penanaman
mangrove, dan dermaga kayak yang dilengkapi fasilitas tempat ibadah, toilet,
dan kafe.
Menikmati eduwisata konservasi mangrove di SFV Babakan bisa
dilakukan dengan harga terjangkau. Pengunjung cukup membayar Rp5.000 per orang
untuk masuk ke kawasan eduwisata konservasi mangrove dan tiket kayak dibanderol
Rp30.000-Rp50.000 saja.
Tidak hanya sekedar naik kayak, wisatawan juga bisa menyewa
tempat pemotretan seperti wisuda, pre wedding, atau event lain yang dibanderol
Rp300.000 per 3 jam ataupun paket paket tour edukasi menarik lainnya yang akan
ditawarkan. Tarif tersebut akan menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dari SFV Babakan.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu
Trenggono menyebut pemeliharaan ekosistem mangrove membawa banyak manfaat untuk
keberlanjutan ekologi, populasi perikanan, hingga perekonomian
masyarakat.
