- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Harga Stabil, Petani Kesulitan Jual Padi dan Beras

LAMPUNG SELATAN - Memasuki musim panen kali ini, harga gabah dan beras di daerah Lampung Selatan tidak mengalami penurunan, bahkan cenderun stabil. Namun, kualitasnya buruk sehingga petani dan pedagang beras sulit menjual hasil panennya.
Sebulan menjelang panen tiba, harga padi dan beras di Kecamatan Palas, Sragi, Ketapang, Sidomulyo, Candi Puro, dan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan relatif stabil dan tidak mengalami penurunan.
Meski demikian, petani masih kesulitan untuk menjual hasil panennya ke tengkulak, karena kualitasnya tidak baik, dampak cuaca buruk akibat banjir beberapa waktu lalu.
Budi, pemilik pabrik penggilingan pagi mengatakan, harga padi untuk jenis IR 64 kualitas sedang hanya Rp450 ribu per kuintal. "Kalau kualitas tinggi sekitar Rp470 ribu sampai Rp500 ribu per kuintal," kata dia, Rabu (8/3/2017).
Sementara, saat musim panen harga padi berkisar Rp380 ribu sampai Rp390 ribu per kuintal dan harga beras kualitas sedang sekitar Rp7.300 per kilogram (kg) dan untuk kualitas tinggi berkisar Rp7.700 per kg.
Meski demikian para distributor khawatir kesulitan untuk menjual dikarenakan kualitas padi dan beras mengalami penurunan yang akan di panen nanti.
Sementara harga beras di pasar Inpres Kalianda, Lampung Selatan juga relatif stabil namun omzet para pedagang juga mengalami penurunan. hal ini disebabkan sepinya para pembeli beras di karenakan warga mengalami kesulitan ekonomi.
Yani, salah seorang pedagang di daerah tersebut berharap penjualan padi dan beras mengalami kenaikan agar omzet mengalami kenaikan.
Sumber : ekbis.sindonews.com
