- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Ironi RI, Negeri Kaya Rempah Tapi Impor Cengkeh dan Lada

Jakarta - Indonesia sudah sejak lama terkenal sebagai penghasil rempah-rempah dunia. Namun begitu, sejumlah rempah-rempah rupanya masih bergantung pada impor, seperti cengkeh dan lada.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Kamis (16/3/2017), impor cengkeh pada Januari-Februari 2017 tercatat sebesar 781 ton dengan nilai US$ 6,12 juta. Impor tersebut paling banyak berasal dari Madagaskar dengan volume 538 ton (US$ 4,2 juta), disusul Komoro sebanyak 194 ton (US$ 1,54 juta), dan Tanzania sebanyak 49 ton (US$ 371 ribu).
Sementara pada periode yang sama tahun 2016, impor cengkeh yang masuk sebesar 224 ton dengan nilai US$ 1,73 juta.
Sementara untuk impor komoditas lada di periode Januari-Februari 2017 yakni 273 ton dengan nilai US$ 1,57 juta. Impor lada terbesar berasal dari Vietnam sebanyak 252 ton dengan nilai US$ 1,37 juta, dan sisanya berasal dari Amerika Serikat, Belanda, dan Korea Selatan. (idr/ang)
sumber : finance.detik.com
