- Satu Langkah, Satu Kayuhan: Hentikan Polusi Plastik, Kembalikan Langit Biru
- 5 Tempat Wisata Augmented Reality di Indonesia
- Desakan Agenda Reforma Agraria Kepada Para Pemimpin Dunia dari Bogota
- Birding Bersama Ellena, Penulis Buku GET TO KNOW THEM: Introduction to Singapore Common Birds Folk
- Tahlil & Doa 7 Hari Wafatnya Hj Euis Nurlaila Binti KH Idam Damiri
- Atmosfer (Suasana) Belajar (Kok) Dicipta?
- Tim PkM Universitas Negeri Yogyakarta Sosialisasi Komunikasi Pendidikan di Era Digital
- Geber Bangku, Program Andalan Herawati Tanamkan Budaya Antikorupsi
- Pak Kambali: Sosok Inspiratif Penggerak Kemandirian Disabilitas Netra di Kabupaten Karanganyar
- Pertamina dan Seruni Buka Akses Air Bersih, Targetkan 1.280 Kepala Keluarga di Sragen
Khutbah Idul Adha, Dosen UNY Benny Setiawan Serukan Kemandirian Pangan
.jpg)
IDUL Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban.
Hewan kurban berupa kambing dan sapi menjadi binatang ternak yang sering
disembelih di Indonesia. Sebagai penghuni terbesar di Indonesia, umat muslim
perlu menyiapkan piranti kemandirian pangan berupa binatang ternak.
Hal tersebut diserukan oleh Benni
Setiawan, Imam sekaligus Khotib Salat Idul Adha di Lapangan Desa Watubonang,
Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Salat Idul Adha ini
diselenggarakan oleh Yayasan Jabbal Tar. Kegiatan ini rutin kami lakukan setiap
tahun sebagai sarana meningkatkan tali silaturahmi masyarakat Muslim di
Watubonang dan sekitarnya,” ujar Winarno, pendiri Yayasan Jabbal Tar.
Dalam Khutbahnya, Benni Setiawan,
Ketua Divisi Ideologi dan Wacana, Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya
Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan arti penting
kemandirian pangan berupa binatang ternak. Sembari mengutip Surat Al-Hajj (22:
34), Benni, menegaskan bahwa stok melimpah kambing atau sapi saat Idul Kurban
menjadi kunci syukur kepada Allah swt.
Baca Lainnya :
- AHY: Spirit Kurban Pedoman Dalam Pengabdian Bernegara0
- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk 0
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut0
- Beras!0
- KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas0
“Surat Al-Hajj ayat ke-34
menekankan arti penting umat untuk membangun kemandirian pangan, dengan cara
menjadi produsen/peternak kambing dan sapi. Dalam kaitan penyembelihan hewan
kurban di bulan Dzulhijjah, tanpa ketersediaan kambing dan sapi yang melimpah,
umat Islam akan terus menjadi konsumen. Dahaga impor sapi perlu dirampungkan
dengan cara umat Islam menjadi peternak. Semakin banyak peternak, maka
swasembada pangan/daging akan terpenuhi,” ujar dosen Ilmu Komunikasi,
Universitas Negeri Yogyakarta itu.
Impor Daging Sapi
Saat ini, menurut Zulkifli Hasan,
Menteri Koordinator Bidang Pangan, pemerintah akan menambah kuota impor sapi
hidup menjadi 534 ribu ekor. Jumlah ini meningkat 184 ribu ekor, dari yang
direncanakan pada tahun 2025 hanya akan impor 350 ribu ekor.
Di hadapan sekitar 1000 jamaah,
Wakil Dekan Bidang Perecanaan, Keuangan, Umum dan Sumber Daya Fakultas Ilmu
Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (2023-2025) itu, menekankan arti penting sikap
syukur dengan mendorong umat Islam menjadi produsen pangan.
“Saat umat Islam telah swasembada
daging, maka makna kurban akan menjadi sempurna. Kurban akan mewujud menjadi
ibadah yang semakin dekat dan lekat dengan nilai-nilai kebangsaan dan
kemanusiaan. Sebagai makna esensial kurban yaitu dekat,” tambahnya.
Mengingat masih tingginya angka
impor sapi di atas, maka Idul Adha adalah momentum refleksi bagi umat Islam di
Indonesia. Umat Islam perlu menjadi pelopor bagi kemandirian pangan, dengan
menjadi peternak. “Idul Kurban bukan sekadar perayanan tahunan tanpa makna.
Idul Kurban perlu pemaknaan baru sebagai upaya umat Islam membantu pemerintah
dalam upaya membangun kemandirian/swasembada pangan,” pungkas Benni.
