- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
- KKI Karangsambung Jadi Laboratorium Mahasiswa Universitas Jember Memahami Geodiversitas
- Serapan Beras Lokal Periode Jan–Mei Tertinggi Selama 57 Tahun, Tembus 2,3 Juta Ton
Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Prabowo: Petani Produsen Pangan, Tanpa Pangan Tidak Ada NKRI

MAJALENGKA - Presiden Prabowo
Subianto kembali menekankan pentingnya peran petani sebagai tulang punggung
bangsa dan negara. "Para petani adalah produsen pangan, tanpa pangan tidak
ada negara, saya katakan berkali-kali, bertahun-tahun tanpa pangan tidak ada
negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," tegas Presiden.
Penegasan itu disampaikan Presiden saat menghadiri kegiatan
Panen Raya Nasional yang dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7,
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, 7 April 2025. Kegiatan
ini merupakan bagian dari panen raya serentak yang digelar di 14 provinsi dan 156
kabupaten/kota di seluruh Indonesia, sebagai komitmen pemerintah dalam
memperkuat ketahanan pangan nasional.
Presiden Prabowo tiba di lokasi acara dan disambut oleh
jajaran menteri kabinet Merah Putih yang telah hadir serta masyarakat sekitar
yang telah menunggu kedatangannya. Dalam suasana yang hangat dan penuh
semangat, Presiden Prabowo langsung turun ke sawah melakukan panen padi
menggunakan alat panen modern combine harvester.
Baca Lainnya :
- DPR Apresiasi Gebrakan Mentan Amran Percepat Swasembada Lewat Oplah dan Cetak Sawah0
- Upaya KKP Bangkitkan Geliat Budidaya Rumput Laut Kepulauan Seribu 0
- Sukses Kelola Sektor Pertanian, Wamentan: Jateng Jadi Contoh Industri Padi Nasional0
- NFA Dorong Keanekaragaman Konsumsi Pangan Lokal untuk Ketahanan Gizi Nasional0
- KKP Genjot Produksi Perikanan Budi Daya Penuhi Kebutuhan Ramadan hingga Lebaran0
Setelahnya, Presiden Prabowo juga menyaksikan secara
langsung proses transaksi pembelian gabah petani oleh Perum Bulog, sebagai
bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap harga dan kesejahteraan petani. Acara
kemudian dilanjutkan dengan dialog Presiden Prabowo bersama para petani.
Presiden Prabowo juga menyoroti kinerja luar biasa dari tim
sektor pertanian yang bekerja langsung di lapangan untuk memastikan pasokan dan
produksi pangan tetap terjaga, bahkan meningkat di tengah tantangan global.
“Setiap kali saya cari, beliau ada di sawah, ada di daerah,
satu hari di Kalimantan Barat, besoknya di Merauke, lusanya di Lampung. Inilah
menteri-menteri kabinet kita, semuanya bekerja keras, semuanya turun ke
lapangan,” ucapnya.
Tak hanya di Majalengka, dialog ini juga terhubung secara
virtual dengan petani dari 13 provinsi lainnya yang turut melaksanakan panen
raya serentak. Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi
kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menjaga stabilitas nasional
selama bulan Ramadan hingga Idulfitri, termasuk pengendalian harga-harga bahan
pokok.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam
laporannya menyebutkan bahwa keberhasilan panen tahun ini merupakan buah dari
kebijakan pro-petani yang diterapkan Presiden Prabowo. Mentan juga menyebut
bahwa serapan Bulog turut melonjak tajam dimana stok beras nasional saat ini
mencapai 2,4 juta ton dan diperkirakan menembus 3 juta ton di akhir bulan—angka
tertinggi dalam 10 hingga 20 tahun terakhir.
“Ini betul-betul cerah bagi petani, secerah kebijakan Bapak
selama 169 hari. Ini luar biasa bagi petani Indonesia,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Koordinator
Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri
Pertanian Andi Amran Sulaiman, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Panglima TNI
Jenderal Agus Subiyanto, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Gubernur
Jawa Barat Dedi Mulyadi.
