- Satu Langkah, Satu Kayuhan: Hentikan Polusi Plastik, Kembalikan Langit Biru
- 5 Tempat Wisata Augmented Reality di Indonesia
- Desakan Agenda Reforma Agraria Kepada Para Pemimpin Dunia dari Bogota
- Birding Bersama Ellena, Penulis Buku GET TO KNOW THEM: Introduction to Singapore Common Birds Folk
- Tahlil & Doa 7 Hari Wafatnya Hj Euis Nurlaila Binti KH Idam Damiri
- Atmosfer (Suasana) Belajar (Kok) Dicipta?
- Tim PkM Universitas Negeri Yogyakarta Sosialisasi Komunikasi Pendidikan di Era Digital
- Geber Bangku, Program Andalan Herawati Tanamkan Budaya Antikorupsi
- Pak Kambali: Sosok Inspiratif Penggerak Kemandirian Disabilitas Netra di Kabupaten Karanganyar
- Pertamina dan Seruni Buka Akses Air Bersih, Targetkan 1.280 Kepala Keluarga di Sragen
Wamentan: Bulog Wajib Serap 3 Juta Ton Beras Petani
5.jpg)
JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian
(Wamentan), Sudaryono menginstruksikan Perum Bulog untuk aktif melakukan
penyerapan gabah yang sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp6.500
ditengah mulainya musim panen di beberapa daerah. Wamentan Sudaryono
mentargetkan Bulog mampu menyerap gabah setara dengan 3 juta ton beras untuk
percepatan tercapainya swasembada pangan.
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini
menyatakan dengan alokasi anggaran Rp 3 triliun, kebijakan HPP yang telah
ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto diharapkan memberikan nilai tambah
bagi kesejahteraan petani lokal.
“Dengan anggaran ini, kita tidak hanya menjamin pendapatan
petani, tetapi juga mengamankan anggaran pertanian senilai Rp149 triliun untuk
subsidi pupuk, benih, irigasi, alat mesin pertanian, dan lain sebagainya,”
jelas Wamentan Sudaryono seusai menghadiri Rapat Kerja Nasional bersama Bulog
di Jakarta, Selasa (25/1/2025).
Baca Lainnya :
- Mendes: Tidak Boleh Kurang, 20 Persen Dana Desa Digunakan Untuk Ketahanan Pangan0
- Kejar Swasembada Pangan, Mentan dan Kapolri Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare di 19 Provinsi0
- Badan Pangan Ajak PERPADI Membantu Penyerapan Gabah dan Beras Petani0
- Mentan: Jika Penyerapan Gabah Bermasalah, Swasembada Pangan Terancam0
- Wamentan Tegaskan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram, Jangan Sampai Dibeli Murah0
Wamentan Sudaryono mengatakan, Kementerian Pertanian telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pangan, dengan menambah
luas lahan tanam melalui Program Penambahan Areal Tanam (PAT).
Pada 2024, lanjutnya, Kementan mengolah 1,7 juta hektare
lahan yang memungkinkan panen dua kali dalam setahun. Kemudian di 2025 ini,
targetnya adalah menambah 2,5 juta hektare lahan tanam baru, dengan 500 ribu
hektare di antaranya dikelola oleh TNI.
“Kita harus bekerja secara gotong royong karena produksi
terus meningkat. Penting bagi kita untuk segera mengakselerasi langkah-langkah
yang mendukung target ini,” katanya.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan, berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), Indonesia diproyeksikan akan mengalami surplus gabah
sebesar 7 juta ton pada Mei 2025 atau setara dengan 4 juta ton beras. Surplus
ini diharapkan dapat mendorong petani untuk terus meningkatkan produksi pangan
dalam rangka pencapaian swasembada pangan.
Selain beras, tambahnya, pemerintah juga memberi perhatian
khusus pada jagung, dengan Polri yang ditugaskan untuk mendukung penanaman
jagung untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan sendiri
telah menginstruksikan Kementerian Perdagangan untuk menyiapkan pasar ekspor
guna mengantisipasi surplus jagung dalam waktu dekat.
“Dengan gotong royong, kita bisa mewujudkan swasembada
pangan yang lebih kuat. Dukungan penuh dari Presiden memastikan masyarakat
dapat merasakan manfaat dari kebijakan ini,” terang Sudaryono.
Wamentan Sudaryono menambahkan, bahwa pengawasan terhadap
distribusi dan penyerapan gabah harus ditingkatkan untuk mencegah potensi
penyelewengan yang dapat merugikan petani dan masyarakat.
"Kerja kita saat ini ibarat gas pol rem blong, tetapi
pengawasan harus ditingkatkan untuk mencegah penyelewengan yang merugikan
petani dan masyarakat,” tegasnya.
Wamentan Sudaryono pun berharap upaya ini akan meningkatkan
ketahanan pangan Indonesia, mengurangi ketergantungan pada impor, serta
memperbaiki kesejahteraan petani.
