- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
- PFI Kepri Sambangi KSOP Batam, Perkuat Sinergi dan Semangat Foto Jurnalistik Maritim
- Belajar dari Makkah: Potensi Bio-Energi di Balik Sistem Pengolahan Limbah Modern
5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang COP/Konferensi Iklim Tahunan PBB
.jpg)
JAKARTA - Bagi sebagian orang, COP
terdengar seperti rangkaian pidato dan sesi foto yang berlarut-larut.
Terkadang, kesan itu benar adanya. Namun di balik itu, COP adalah salah satu
forum penting yang kita punya untuk mengatasi krisis iklim bersama-sama.
Menjelang COP30 yang akan digelar di Belém, Brasil, di tepi
hutan hujan Amazon, berikut lima hal penting yang perlu kamu ketahui tentang
COP.
1. Apa Sebenarnya COP Itu?
Baca Lainnya :
- Lomba IG Reels ISDS Soal APEC: Diplomasi Publik Kreatif Pererat Hubungan Indonesia–Korsel0
- Greenpeace MENA dan GEFI Rilis Kajian Baru: Polusi Batu Bara Sebabkan Jutaan Kematian Tiap Tahun 0
- Alasan PM India Modi Tak Hadiri KTT ASEAN: Kaitan dengan Trump?0
- BlackRock Suntik Lebih dari USD3 Miliar ke Proyek Data Center Raksasa Meta di Louisiana0
- Belantara Foundation Dorong Koeksistensi Manusia-Gajah di IUCN World Conservation Congress 0
COP adalah singkatan dari Conference of the Parties,
yaitu konferensi iklim tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konferensi ini
diselenggarakan di bawah naungan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan
Iklim (UNFCCC), sebuah perjanjian internasional yang dibentuk tahun 1992.
Saat ini ada 198 negara yang berpartisipasi dalam
UNFCCC–menjadikan konvensi salah satu badan multilateral terbesar dalam sistem
PBB. Negara-negara tersebut bertemu di COP untuk merundingkan langkah-langkah
menahan pemanasan global, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung
masyarakat yang sudah terdampak krisis iklim.
Jasper Inventor, Martin Kaiser,
Fred Njehu, Camila Jardim on press conference panel. The 29th UN Climate
Conference, COP29, takes place in Baku, Azerbaijan, from 11 to 22 November
2024. Greenpeace is at the COP to hold governments to account to make fossil
fuel polluters pay for the climate crisis they have created, and put fossil
fuel phase out plans at the heart of national climate action.© Marie Jacquemin
/ Greenpeace
Di dalam COP kamu akan menjumpai para kepala negara,
negosiator pemerintah, ilmuwan, pemimpin Masyarakat Adat, aktivis muda,
jurnalis, dan juga para pelobi.
Proses COP itu rumit, berantakan, dan sering kali bikin
frustasi. Namun, inilah satu-satunya forum global yang mempertemukan
negara-negara kepulauan kecil dan negara-negara dengan perekonomian besar di
dunia untuk duduk bersama dan merumuskan kesepakatan.
Bayangkan ini sebagai kerja kelompok global yang besar.
Tidak semua orang menjalankan tugasnya, bahkan beberapa berusaha menyabotase
kerja kelompok tersebut. Namun kita tetap membutuhkan keterlibatan semua orang
supaya bisa lulus.
2. Mengapa COP Penting untuk Solusi Iklim
Global
Krisis iklim tidak mengenal batas negara. Kekeringan di satu
wilayah dapat memicu kenaikan harga pangan di seluruh dunia. Gletser yang
mencair di Himalaya mengancam masyarakat yang tinggal ribuan kilometer di
hilirnya. Sementara itu, gelombang
panas di Asia Selatan merenggut nyawa orang-orang yang nyaris tidak
berkontribusi memicu krisis iklim ini.
Inilah alasan mengapa COP ada. Forum ini adalah satu-satunya
tempat di mana pemerintah bisa—setidaknya secara teori—bekerja sama untuk memecahkan
masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara saja.
Multilateralisme mungkin terdengar seperti kata yang rumit, tapi artinya
sederhana: kerja sama negara-negara. Dalam urusan iklim, masalah global hanya
dapat diselesaikan lewat solusi global.
Tanpa COP, tiap negara akan berjuang sendiri di tengah
kedaruratan yang mengancam planet ini. Kita sudah melihat betapa berbahayanya
jika itu terjadi.
3. Apa yang Sudah Dicapai oleh COP Sejauh Ini
Climate
champions show solidarity with communities who are experiencing climate impacts
in the global south. Campaigners demand that polluting companies and countries
pay their fair share to repair climate damage. © Marie Jacquemin / Greenpeace
Di satu sisi, mudah bagi kita untuk merasa pesimis terhadap
pertemuan-pertemuan iklim global seperti COP. Namun sejarah membuktikan COP
bisa menghasilkan suatu terobosan ketika ada tekanan kuat dari publik.
Berikut ini beberapa kesepakatan penting yang lahir dari
beberapa COP sebelumnya.
- COP21
(Paris, 2015): Perjanjian Paris (Paris
Agreement). Pemerintah negara-negara sepakat membatasi kenaikan suhu
global di bawah 2°C dan berupaya mencapai ambang batas aman 1,5°C.
Meski tak sempurna,
perjanjian ini adalah titik balik penting.
- COP27
(Sharm el-Sheikh, 2022): COP menyepakati dana kerugian dan kerusakan (loss
and damage) untuk membantu negara-negara rentan yang paling terdampak
bencana iklim. Aktivis lingkungan telah mendesak pembentukan dana ini
selama puluhan tahun.
- COP28
(Dubai, 2023): Untuk pertama kalinya, keputusan COP secara eksplisit
menyebut bahan
bakar fosil sebagai akar penyebab krisis iklim. Kala itu kami
menyebutnya bersejarah, tetapi kami juga mengingatkan bahwa para pemimpin
harus berkomitmen pada penghentian total bahan bakar fosil secara penuh,
cepat, adil, dan dengan dukungan pendanaan.
- COP29
(Baku, 2024): Perundingan didominasi oleh isu pendanaan
iklim. Kendati pemerintah menjanjikan pendanaan baru, kami mengkritik
nilainya yang sangat
tak memadai mengingat besarnya kebutuhan dunia untuk mengatasi
dampak iklim. Menunda pendanaan sama saja menyemai bencana.
Semua capaian tersebut tidak terjadi begitu saja. Itu semua
lantaran kekuatan rakyat: mulai kepemimpinan Masyarakat Adat, desakan dari
negara-negara yang rentan terhadap krisis iklim, aktivis yang menolak menyerah,
hingga jutaan orang yang terus menuntut tindakan nyata.
4. COP, Lobi Korporasi, dan Kekuatan Rakyat
Jujur saja, COP sering dikritik sebagai ajang basa-basi yang
tak efektif. Kepentingan korporasi juga kental mewarnai jalannya COP.
Jumlah pelobi korporasi bisa melebihi perwakilan dari
negara-negara rentan bencana iklim. Pada COP28 misalnya, pelobi industri bahan
bakar fosil bahkan lebih banyak daripada
seluruh delegasi negara. Perusahaan daging dan produk
olahan susu juga hadir untuk mempertahankan model bisnis pabrik
peternakan mereka.
Karena itu, kehadiran masyarakat sipil, Masyarakat Adat,
aktivis muda, dan organisasi lingkungan di dalam ruang negosiasi sangat
penting. Mereka ada di sana untuk menuntut akuntabilitas pemerintah, menentang
praktik greenwashing, dan memperkuat suara-suara yang sering
diabaikan.
The 29th UN Climate Conference,
COP29, takes place in Baku, Azerbaijan, from 11 to 22 November 2024. Greenpeace
is at the COP to hold governments to account to make fossil fuel polluters pay
for the climate crisis they have created, and put fossil fuel phase out plans
at the heart of national climate action. © Marie Jacquemin / Greenpeace
Greenpeace hadir di COP bukan karena percaya para politikus
akan tiba-tiba menyelamatkan dunia. Namun, kami meyakini bahwa tanpa tekanan
publik perubahan justru makin sulit tercapai. Kekuatan rakyatlah yang membuat
perubahan menjadi mungkin.
5. Satu Fakta COP yang Tunjukkan Pentingnya
Forum Ini
Menurut PBB, komitmen iklim negara-negara saat ini masih
menempatkan kita pada jalur menuju pemanasan global hingga 3,1°C pada akhir
abad ini. Padahal, agar suhu Bumi tetap berada pada batas aman 1,5°C,
negara-negara harus menurunkan emisi sekitar 43% pada 2030 (dibandingkan level
penurunan emisi tahun 2019), dan bahkan menurunkannya lebih jauh lagi pada
2035.
Perbedaan antara 3,1°C dan 1,5°C bukan cuma
angka. Ini adalah perbedaan antara kehancuran ekosistem
global dan peluang untuk menstabilkan iklim. Keputusan yang diambil dalam forum
COP bisa menentukan apakah miliaran ton karbon akan tetap mencemari atmosfer
atau berhasil dikurangi. Perbedaan ini akan sangat signifikan bagi jutaan
orang, hutan, keanekaragaman hayati, dan masa depan generasi mendatang.
Mengapa COP Sangat Penting
COP ke-30 tahun ini akan berlangsung di Belém, Brasil, di
gerbang hutan hujan Amazon. Ini satu faktor yang juga membuat COP kali ini amat
penting. Amazon merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa dan
jutaan penduduk, termasuk banyak komunitas adat. Hutan hujan ini juga salah
satu penyimpan karbon paling penting di planet ini, menyerap miliaran ton CO₂
setiap tahunnya. Namun para ilmuwan memperingatkan bahwa Amazon mendekati titik
kritis–karbon yang dilepas bisa lebih banyak daripada yang disimpan.
Berlangsung 10 tahun sejak Perjanjian Paris ditandatangani, COP30 juga menjadi momen evaluasi penting. Pemerintah diharapkan membawa komitmen iklim yang lebih kuat selaras dengan target 1,5°C, ambang batas berbahaya yang tak boleh dilampaui. Sederhananya: para pemimpin dunia harus membuktikan komitmen mereka terhadap Perjanjian Paris.
Taruhannya tak pernah sebesar ini. COP30 adalah kesempatan
bagi pemerintah menunjukkan keberanian, bukan kegagalan. Waktunya beralih dari
negosiasi menuju aksi nyata.
Walau syak wasangka bisa dimengerti, harapan tetap penting.
Perubahan tidak datang dari para pemimpin, tetapi dari setiap orang yang
bertindak: mereka yang turun ke jalan dan bersuara lantang, menuntut para
pencemar, melindungi hutan, berbagi kisah, dan memperjuangkan keadilan.*
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

