Greenpeace MENA dan GEFI Rilis Kajian Baru: Polusi Batu Bara Sebabkan Jutaan Kematian Tiap Tahun

By PorosBumi 31 Okt 2025, 07:12:27 WIB Jagat
Greenpeace MENA dan GEFI Rilis Kajian Baru: Polusi Batu Bara Sebabkan Jutaan Kematian Tiap Tahun

DUBAI - Polusi udara yang sebagian besar disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, menyebabkan sekitar 6,7 juta kematian dini setiap tahun. Demikian rilis ringkasan eksekutif dari laporan terbaru berjudul “Reassessing Coal in Islamic Finance: Ethical Imperatives for Divestment and Sustainability”, yang diluncurkan Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), melalui aliansi Ummah for Earth dan bekerja sama dengan Global Ethical Finance Initiative (GEFI).

Peluncuran ini dilakukan dalam acara GEFI’s inagural Ethical Finance GCC Summit yang digelar GEFI bersama Dubai International Financial Centre (DIFC). Ringkasan laporan ini menjadi bagian dari diskusi bertema “Unlocking Islamic Sustainable Finance” yang membahas perlunya peninjauan ulang metodologi penyaringan saham dalam keuangan syariah.

Laporan ini menyoroti faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan para scholars, regulator, dan pelaku industri dalam menilai kembali posisi batu bara di sektor keuangan Islam. Versi lengkap laporan, beserta data dan metodologi pendukung, akan dipublikasikan pada KTT Iklim COP30 mendatang.

Baca Lainnya :

Inisiatif Keuangan Etis Global (Global Ethical Finance Initiative/GEFI) menyatakan: “Peluncuran ringkasan eksekutif ini menegaskan pentingnya menyelaraskan keuangan Islam dengan bukti ilmiah terbaru dan tuntutan keberlanjutan global. Kolaborasi antara scholars, regulator, dan investor kini menjadi semakin mendesak, karena metodologi penyaringan investasi harus berkembang seiring munculnya data baru tentang dampak kesehatan dan perubahan iklim.

Polusi udara, yang sebagian besar disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, menyebabkan sekitar 6,7 juta kematian dini setiap tahun, menunjukkan urgensi etis untuk segera bertransisi. Berlandaskan prinsip maqāṣid al-sharīʿah (tujuan hukum Islam), upaya ini menyerukan kepemimpinan kolektif agar aliran modal benar-benar melindungi kehidupan, kekayaan, dan lingkungan, demi masa depan yang adil dan berkelanjutan.”

Makalah ini dan ringkasan eksekutifnya menelaah kasus investasi batu bara dalam keuangan Islam, dengan mengacu pada preseden industri tembakau. Investasi pada tembakau sebelumnya telah dilarang karena terbukti membahayakan kesehatan manusia.

Kini, laporan ini mempertanyakan: Pelarangan investasi pada tembakau menunjukkan bahwa hukum Islam dapat berkembang seiring dengan munculnya bukti mengenai dampak negatifnya. Maka pertanyaannya: apakah keuangan Islam masih pantas mengizinkan investasi pada batu bara, ketika bukti kerusakan terhadap kesehatan dan lingkungan sudah begitu jelas, sementara alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan kini semakin tersedia?

Direktur Eksekutif Greenpeace MENA, Ghiwa Nakat, menyampaikan: “Keuangan Islam harus mengalami perubahan paradigma: kerusakan lingkungan bukan sekadar isu hijau—melainkan persoalan inti dalam syariah. Investasi pada batubara mengguncang perekonomian, membahayakan generasi mendatang, dan bukan hanya risiko ESG semata. Investasi tersebut melanggar maqāṣid al-sharīʿah dan tidak dapat dianggap halal.

Batubara harus dikecualikan, dan modal dialihkan ke solusi yang baik dan berkelanjutan yang mendukung tujuan syariah. Hal ini memerlukan tindakan nyata: mengakui batu bara sebagai investasi yang tidak diperbolehkan, memperbarui kriteria penyaringan agar mencerminkan prinsip Tayyib, serta menerbitkan sukuk transisi untuk membantu industri besar penghasil emisi melakukan dekarbonisasi sambil memastikan pelatihan ulang bagi pekerja, dukungan masyarakat, dan akses terhadap energi bersih.”

Peluncuran Tayyib Fellowship

Dalam Ethical Finance GCC Summit yang diselenggarakan oleh GEFI, turut diluncurkan program Tayyib Fellowship, sebuah inisiatif kolaboratif antara Greenpeace MENA sebagai bagian dari Ummah for Earth Alliance dan GEFI melalui Islamic Sustainable Finance Initiative (ISFI).

Tariq Al-Olaimy, Penasihat Keuangan Islam untuk Ummah for Earth Project di Greenpeace MENA, menyatakan: “Tayyib Fellowship menandai perubahan mendasar dalam cara keuangan Islam berperan dalam menjaga lingkungan. Dengan menumbuhkan para pemimpin yang menerapkan pendekatan Tayyib, melampaui sekadar kepatuhan halal untuk secara aktif mengejar manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan, kami membangun sebuah gerakan yang menunjukkan bahwa prinsip Islam dan aksi iklim serta alam bukan hanya sejalan, tetapi tidak terpisahkan.”

Para peserta akan memperoleh wawasan dari para eksekutif tingkat tinggi, scholars terkemuka di bidang syariah, dan pionir dalam keuangan iklim. Program ini memberikan kesempatan unik untuk terhubung dengan lebih dari 30 calon pemimpin muda dari kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara, membangun jejaring yang benar-benar berskala global. Para fellow juga akan mengembangkan solusi nyata di bidang keuangan Islam berkelanjutan dengan potensi implementasi tinggi, dan setelah menyelesaikan program, akan menerima sertifikasi resmi ISFI Fellowship yang diakui oleh lembaga mitra.

Program berdurasi sembilan bulan ini bertujuan membentuk jaringan global profesional keuangan, akademisi, pembuat kebijakan, dan inovator yang berpotensi mendorong lahirnya generasi baru keuangan Islam berkelanjutan. Inisiatif ini bukan hanya tentang pengembangan kapasitas, tetapi juga tentang membangun gerakan menuju peluang pembiayaan iklim senilai 400 miliar dolar AS, yang dapat terwujud hanya dengan mengalihkan 5% dari total aset keuangan Islam ke sektor energi terbarukan dan solusi iklim.

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment