- Pemerintah Akan Tindak 2.039 Kios Pupuk Rugikan Petani Rp600 Miliar
- OJK Akan Tata Ulang Perijinan Perusahaan Gadai
- Jadi Pembina Kawasan Sungai Cipinang, MIND ID Komitmen Dukung Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
- Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, MIND ID Dorong 10.000 UMK Naik Kelas
- Masyarakat Adat Masukih Tolak Penambangan Emas Ilegal di Hutan Adat Kalimantan Tengah
- Cegah Tragedi Berulang, Kementerian PU Periksa Struktur Bangunan Dua Pesantren Besar di Jatim
- Survei Litbang Kompas: 71,5 Persen Puas dengan Kinerja Kementan
- Pertamina Wujudkan Transformasi Bisnis Berkelanjutan Melalui BBM Ramah Lingkungan
- Merawat Tradisi Penyembuhan Dayak Taboyan: Jaga Keseimbangan Alam, Roh, dan Manusia
- Mantan Bos BEI Minta Purbaya Jelaskan Definisi Saham Gorengan
Hanya 2,1 Juta Petani Terampil di Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA -- Responsible Business Forum keempat yang berlangsung di Jakarta, Indonesia, mengakhiri hari kedua dan terakhirnya dengan menghasilkan beberapa rekomendasi mengenai cara memperoleh keamanan pangan dan nutrisi di Asia, wilayah yang memiliki 60% dari kelaparan global.
Membicarakan mengenai isu hak tanah dan petani, Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, Sofyan Djalil, menjelaskan transformasi perlu dipercepat karena akan mengangkat sebagian besar kualitas pendapatan petani Indonesia yang hari ini sangat minim, agar menjadi lebih makmur di kemudian hari.
"Statistik saat ini mengindikasikan bahwa terdapat sebanyak 28.9 juta petani dengan pendapatan yang minim, sedangkan hanya ada 2.1 juta yang tergolong sebagai petani terampil. Namun, apabila pemerintah ingin mempercepat transformasi ini, kita harus menghadapi tiga tantangan utama," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2017).
Baca Lainnya :
- Petambak udang Kulon Progo nikmati panenan0
- Kunjungi Pasar Tanjung Jember, Mendag Banjir Keluhan Pedagang0
- Ikan beku Makassar ditarget masuk pasar Eropa0
- Sulteng minta dukungan Kementan kembangkan kakao0
- Investor Lirik Beras Adan0
Tantangan tersebut adalah ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya produksi, yaitu lahan dan petani terampil, ketidakseimbangan dalam variasi tanaman yang ditanam, dan ketidakefisienan dalam pengolahan dan logistik pasca-panen.”
“Permasalahan dengan sumber daya tanah berasal dari kenyataan bahwa produksi pangan terkonsentrasi di pulau Jawa yang memiliki tanah paling subur, jaringan irigasi terbaik dan angka tertinggi tenaga kerja terampil di Indonesia,” tambah Sofyan.
Sistem distribusi produk pangan di pulau Jawa lebih berkembang dibandingkan dengan yang ada di luar Jawa karena jarak yang relatif dekat dari sumber produksi ke pasar akhir. Meskipun pulau Jawa memiliki angka penduduk terpadat, namun hal ini menjadi kendala serius terhadap peningkatan kualitas hidup petani. Kepemilikan lahan secara individu kurang dari 0.3 hektar per kapita.
Masalah-masalah ini telah mencegah sektor pertanian Indonesia untuk mencapai potensi penuhnya. Saat ini, sebanyak 35-45% dari penduduk Indonesia adalah petani. Walau begitu, kontribusi industri pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) tetap rendah, di bawah angka 15%.
sumber : industri.bisnis.com
