- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
- Dari Binus International ke Brisbane: Perjalanan Fannisa Widya Puteri Kuliah Double Degree
- Tonggak Sejarah Medis Tanah Air: Robot Bedah Otak Pertama di Indonesia Hadir di Siloam Hospitals
- 5 Dampak Tak Terduga yang Datang Kalau Konten Kamu Viral
Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
.jpg)
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto
mencetuskan bahwa Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Menurutnya,
Indonesia kini terus mengembangkan rantai pasok yang tangguh, mengakselerasi
produktivitas petani, dan berinvestasi pada pertanian yang cerdas iklim. Gagasan
besar itu Presiden utarakan dalam pidato perdananya pada Sidang Majelis Umum
ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa
(23/9/2025) lalu.
Terkait itu, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food
Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mendukung penuh visi Presiden Prabowo tersebut.
Arief bahkan mengungkapkan bahwa tidak hanya beras saja yang telah mampu
tercukupi dari produksi dalam negeri. Ada beberapa pangan pokok lainnya pula.
“Kita bangga sekali melihat Presiden Prabowo Subianto di
forum United Nations. Di sana beliau menyampaikan banyak hal, salah satunya
mengenai pangan. Beliau juga bangga sekali karena Indonesia saat ini punya
produksi yang baik, khususnya untuk perberasan," tutur Arief di Jakarta, Kamis
(25/9/2025).
Baca Lainnya :
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann0
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim0
- Seven Clean Seas Perluas Operasi di Indonesia, Krisis Polusi Plastik Paling Terlihat di Dunia0
- Hari Tani Nasional: 25 Ribu Petani Akan Turun ke Jalan, Tagih Reformasi Agraria0
- Mulai September 2025, Petani Tebu Bisa Tebus Pupuk ZA Bersubsidi0
"Dan sebenarnya Indonesia itu kan juga sudah sufficient
(ketercukupan) di beberapa pangan strategis selain beras, seperti telur, daging
ayam, cabai, dan bawang merah. Itu kan kita sebenarnya sudah sufficient
juga. Visi Indonesia jadi lumbung pangan dunia memang cita-cita Bapak Presiden,
makanya kita harus swasembada pangan," tambah Arief.
Adapun tingkat sufficient telah NFA susun dalam
Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang konsisten diperbarui setiap bulannya.
Berdasarkan data per 2 September, beberapa pangan pokok antara lain telur,
daging ayam, cabai, dan bawang merah tercatat tidak membutuhkan pasokan impor.
Pada telur ayam diperkirakan produksi dalam negeri di 2025
dapat mencapai 6,5 juta ton dengan kebutuhan konsumsi setahun di angka 6,2 juta
ton. Namun belum ada realisasi ekspor. Sementara produksi daging ayam selama
setahun 4,2 juga ton dan telah melebihi kebutuhan setahun yang 3,8 juta ton.
Kemudian untuk cabai, yakni cabai besar dan cabai rawit,
produksi setahunnya masing-masing dapat berada hingga 1,4 juta ton dan 1,6 juta
ton. Sementara kebutuhan setahun berada di kisaran 876 ribu sampai 958 ribu
ton.
Untuk bawang merah, terpantau telah mencatatkan ekspor 128
ton di semester pertama. Di semester kedua direncanakan ekspor sejumlah 5 ribu
ton. Hal ini karena produksi setahun bawang merah dapat mencapai 1,3 juta ton
dengan kebutuhan konsumsi dalam negeri di 1,1 juta ton.
"Untuk beras, itu projection sampai Oktober,
produksinya 31 juta ton. Kemudian November dan Desember anggap produksinya
misalnya 1,5 sampai 1,8 juta ton. Artinya kita masih ada surplus sekitar hampir
3 juta ton. Itu projection kita. Mudah-mudahan tidak ada hal yang
tiba-tiba, seperti disaster atau hama penyakit atau hujan yang berlebih,"
jelas Arief.
Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras
Januari sampai Oktober di 2025 ini diperkirakan dapat mencapai 31,04 juta ton.
Proyeksi ini bahkan telah melebihi total produksi beras selama tahun 2024 yang
berada di angka 30,62 juta ton dan telah mulai mendekati produksi setahun di
2023 yang 31,1 juta ton.
Dalam laporan BPS juga menjelaskan bahwa proyeksi produksi
beras di 2025 dengan 31,04 juta ton terdiri dari angka tetap untuk produksi
Januari sampai April yang berada di 14 juta ton. Lalu angka sementara untuk
produksi Mei sampai Juni yang 7,92 juta ton. Terakhir merupakan angka potensi
untuk produksi Juli-Oktober dengan angka 9,11 juta ton.
