- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
- Dari Binus International ke Brisbane: Perjalanan Fannisa Widya Puteri Kuliah Double Degree
- Tonggak Sejarah Medis Tanah Air: Robot Bedah Otak Pertama di Indonesia Hadir di Siloam Hospitals
- 5 Dampak Tak Terduga yang Datang Kalau Konten Kamu Viral
Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
.jpg)
JAKARTA - Menteri Kehutanan Raja Juli
Antoni didampingi Wamenhut Rohmat Marzuki menerima audiensi Edge Group dan
pakar konservasi internasional Dr Niall McCann di Jakarta. Pertemuan membahas
kerja sama konservasi satwa liar, khususnya badak Sumatra dan Jawa, serta
pengembangan ekowisata dan mekanisme pendanaan konservasi berbasis karbon dan
biodiversity credits.
Dalam pertemuan itu, Edge Group menawarkan dukungan jangka
panjang bagi konservasi badak di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, serta
penguatan kawasan Rawa Singkil yang menjadi habitat orangutan dan harimau.
Menteri Kehutanan menegaskan komitmen pemerintah membuka
ruang kerja sama dengan mitra internasional, swasta, dan masyarakat lokal. “Selama
tujuannya mulia, kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk kolaborasi
konservasi,” ujar Menhut Raja Antoni.
Baca Lainnya :
- Seven Clean Seas Perluas Operasi di Indonesia, Krisis Polusi Plastik Paling Terlihat di Dunia0
- Hari Tani Nasional: 25 Ribu Petani Akan Turun ke Jalan, Tagih Reformasi Agraria0
- Mulai September 2025, Petani Tebu Bisa Tebus Pupuk ZA Bersubsidi0
- Luas Tutupan Lahan Mangrove di Pesisir Semarang Menurun 10 Tahun Terakhir0
- Gerakan Koeksistensi Manusia-Gajah: Hari Gajah Sedunia 2025 di Distrik Tongod, Sabah0
Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko menambahkan bahwa mitra
kuat sangat dibutuhkan di Aceh untuk mendukung konservasi jangka panjang badak
dan restorasi ekosistem Rawa Singkil.
Mengakhiri pertemuan ini, Menhut Raja Antoni menyampaikan
agar ada tindaklanjut komunikasi melalui Ditjen KSDAE serta membuka peluang
kerja sama internasional dalam konservasi badak, ekowisata, perdagangan karbon
sukarela, dan pemanfaatan One Map Policy untuk memperkuat tata kelola
kehutanan.
Peringatan Hari Badak Sedunia 2025, Badak
Lestari Bumi Berseri
Sementara itu, di kesempatan terpisah, Kementerian Kehutanan
Republik Indonesia bersama mitra konservasi nasional dan internasional
memperingati Hari Badak Sedunia ke-15 secara hangat dan sederhana di Jakarta, Senin
(22/9/2025). Acara ini meneguhkan komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian
dua spesies badak yang tersisa di nusantara yaitu Badak Jawa (Rhinoceros
sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang keduanya
berstatus Critically Endangered.
Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, dalam kesempatan ini
menyampaikan bahwa hanya dengan kerja sama multipihak, segala keterbatasan
dalam konservasi badak dapat diatasi. "Yang dapat kita lakukan adalah
bekerja sama secara serius bergandengan tangan, dengan limitasi ini bagaimana
kita secara maksimal memastikan bahwa badak tetap bersama kita, selama dunia
masih ada," ungkap Menhut.
Menurut Menhut, pelestarian badak tidak hanya soal
menyelamatkan satwa, melainkan juga menjaga ekosistem, keragaman genetik, dan
martabat bangsa. Saat ini populasi Badak Jawa diperkirakan hanya 87–100
individu dan terbatas di Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara itu, Badak
Sumatera diperkirakan tersisa kurang dari 100 individu, yang hidup dalam
kantong-kantong populasi kecil di Sumatera dan Kalimantan.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
(KSDAE), Prof. Satyawan Pudyatmoko, menyampaikan sejumlah agenda konservasi
yang tengah dan akan dilakukan, antara lain pengembangbiakan Badak Sumatera
secara semi in-situ di Suaka Rhino Sanctuary, Taman Nasional Way Kambas; Pengembangan
Assisted Reproductive Technology (ART) dan Biobank bersama IPB University,
YABI, dan mitra internasional, serta penguatan Rhino Protection Unit (RPU)
untuk patroli, pemantauan, penegakan hukum, dan edukasi masyarakat.
Lalu, operasi Merah Putih translokasi Badak Jawa di Taman
Nasional Ujung Kulon; penyelamatan Badak Sumatera “Pari” di Suaka Kelian,
Kalimantan Timur, serta rencana operasionalisasi Suaka Badak Sumatera di Aceh
Timur; pemanfaatan teknologi konservasi seperti kamera jebak, drone, analisis
DNA lingkungan (environmental DNA), dan anjing K-9; dan sosialisasi serta edukasi
publik terkait pentingnya menjaga spesies badak.
Sebagai simbol dukungan global, saat peringatan Hari Badak
Sedunia ke-15 di Jakarta, International Rhino Foundation (IRF) menyerahkan
sebuah patung Badak Jawa berbahan perunggu seberat lebih dari 1 ton, karya
seniman dunia Gillie dan Marc, kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Kehutanan.
Menteri Kehutanan mengajak seluruh pihak untuk memperkuat
kolaborasi lintas sektor dan meningkatkan investasi konservasi melalui APBN,
APBD, CSR dunia usaha, Indonesia Biodiversity Fund (I Bio Fund), dan dukungan
internasional. Peringatan Hari Badak Sedunia ini juga menjadi momentum untuk
menyatukan langkah dalam memastikan bahwa badak, sebagai satwa ikonik
Indonesia, tetap hidup dan lestari.
