Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann

By PorosBumi 25 Sep 2025, 07:57:44 WIB Lingkungan
Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann

JAKARTA - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni didampingi Wamenhut Rohmat Marzuki menerima audiensi Edge Group dan pakar konservasi internasional Dr Niall McCann di Jakarta. Pertemuan membahas kerja sama konservasi satwa liar, khususnya badak Sumatra dan Jawa, serta pengembangan ekowisata dan mekanisme pendanaan konservasi berbasis karbon dan biodiversity credits.

Dalam pertemuan itu, Edge Group menawarkan dukungan jangka panjang bagi konservasi badak di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, serta penguatan kawasan Rawa Singkil yang menjadi habitat orangutan dan harimau.

Menteri Kehutanan menegaskan komitmen pemerintah membuka ruang kerja sama dengan mitra internasional, swasta, dan masyarakat lokal. “Selama tujuannya mulia, kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk kolaborasi konservasi,” ujar Menhut Raja Antoni.

Baca Lainnya :

Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko menambahkan bahwa mitra kuat sangat dibutuhkan di Aceh untuk mendukung konservasi jangka panjang badak dan restorasi ekosistem Rawa Singkil.

Mengakhiri pertemuan ini, Menhut Raja Antoni menyampaikan agar ada tindaklanjut komunikasi melalui Ditjen KSDAE serta membuka peluang kerja sama internasional dalam konservasi badak, ekowisata, perdagangan karbon sukarela, dan pemanfaatan One Map Policy untuk memperkuat tata kelola kehutanan.

Peringatan Hari Badak Sedunia 2025, Badak Lestari Bumi Berseri

Sementara itu, di kesempatan terpisah, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia bersama mitra konservasi nasional dan internasional memperingati Hari Badak Sedunia ke-15 secara hangat dan sederhana di Jakarta, Senin (22/9/2025). Acara ini meneguhkan komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian dua spesies badak yang tersisa di nusantara yaitu Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang keduanya berstatus Critically Endangered.

Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa hanya dengan kerja sama multipihak, segala keterbatasan dalam konservasi badak dapat diatasi. "Yang dapat kita lakukan adalah bekerja sama secara serius bergandengan tangan, dengan limitasi ini bagaimana kita secara maksimal memastikan bahwa badak tetap bersama kita, selama dunia masih ada," ungkap Menhut.

Menurut Menhut, pelestarian badak tidak hanya soal menyelamatkan satwa, melainkan juga menjaga ekosistem, keragaman genetik, dan martabat bangsa. Saat ini populasi Badak Jawa diperkirakan hanya 87–100 individu dan terbatas di Taman Nasional Ujung Kulon. Sementara itu, Badak Sumatera diperkirakan tersisa kurang dari 100 individu, yang hidup dalam kantong-kantong populasi kecil di Sumatera dan Kalimantan.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Prof. Satyawan Pudyatmoko, menyampaikan sejumlah agenda konservasi yang tengah dan akan dilakukan, antara lain pengembangbiakan Badak Sumatera secara semi in-situ di Suaka Rhino Sanctuary, Taman Nasional Way Kambas; Pengembangan Assisted Reproductive Technology (ART) dan Biobank bersama IPB University, YABI, dan mitra internasional, serta penguatan Rhino Protection Unit (RPU) untuk patroli, pemantauan, penegakan hukum, dan edukasi masyarakat.

Lalu, operasi Merah Putih translokasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon; penyelamatan Badak Sumatera “Pari” di Suaka Kelian, Kalimantan Timur, serta rencana operasionalisasi Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur; pemanfaatan teknologi konservasi seperti kamera jebak, drone, analisis DNA lingkungan (environmental DNA), dan anjing K-9; dan sosialisasi serta edukasi publik terkait pentingnya menjaga spesies badak.

Sebagai simbol dukungan global, saat peringatan Hari Badak Sedunia ke-15 di Jakarta, International Rhino Foundation (IRF) menyerahkan sebuah patung Badak Jawa berbahan perunggu seberat lebih dari 1 ton, karya seniman dunia Gillie dan Marc, kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan.

Menteri Kehutanan mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan meningkatkan investasi konservasi melalui APBN, APBD, CSR dunia usaha, Indonesia Biodiversity Fund (I Bio Fund), dan dukungan internasional. Peringatan Hari Badak Sedunia ini juga menjadi momentum untuk menyatukan langkah dalam memastikan bahwa badak, sebagai satwa ikonik Indonesia, tetap hidup dan lestari.

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment