Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur

By PorosBumi 29 Sep 2025, 07:20:08 WIB Jejak
Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur

JAKARTA – Kawasan Pasemah di Sumatera Selatan menyimpan jejak penting peradaban megalitik Nusantara. Situs-situs arkeologi di Pasemah, yakni sekitar lereng Gunung Dempo, memperlihatkan cara leluhur memilih ruang hidup. Ini bukan semata karena faktor geografis, melainkan juga nilai religius dan simbolik. 

Hal itu disampaikan Triwurjani, Peneliti Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, dalam Forum Kebhinekaan Seri #31 bertajuk “Rekam Jejak Manusia dan Budaya Austronesia di Nusantara” yang digelar daring, Kamis (25/9/2025). Ia menjelaskan, lanskap Pasemah sarat dengan peninggalan arkeologi berupa arca, dolmen, menhir, kubur batu, hingga lukisan dinding batu. 

“Situs Megalitik di Kawasan Pasemah memperlihatkan betapa leluhur kita memilih lokasi permukiman tidak hanya berdasarkan aspek geografis, tetapi juga nilai religius, simbolik dan aksesibilitas. Sebaran arca di Pasemah menunjukkan keterkaitan erat dengan alam sekitar, terutama sungai, bukit, dan lembah,” ungkapnya.

Baca Lainnya :

Menurutnya, situs-situs megalitik di lereng Gunung Dempo menjadi bukti bagaimana ruang hidup, kepercayaan, dan alam berpadu dalam satu lanskap budaya. “Melalui penelitian ini, Pasemah dipandang bukan sekadar tempat tinggal, melainkan ruang sakral yang sarat makna sosial dan budaya, sekaligus bagian dari jejak Austronesia di Nusantara,” tutupnya.

 

Kaya dengan Situs Neolitik, Indonesia Punya Potensi Besar Ungkap Jejak Nenek Moyang Austronesia

Di kesempatan yang sama, Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi, Marsis Sutopo mengungkapkan bahwa Austronesia merupakan tema penting dalam kajian arkeologi prasejarah. Hal tersebut karena selalu melahirkan temuan baru dari berbagai situs di Indonesia.

“Revolusi neolitik menjadi tonggak awal peradaban ketika manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam. Dari sana berkembang ke masa perundagian, protosejarah, hingga era digital yang kita alami sekarang. Indonesia dengan kekayaan situs neolitik memiliki potensi besar untuk terus mengungkap jejak nenek moyang Austronesia,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Irfan Mahmud menerangkan bahwa jejak Austronesia bukan sekadar sisa diaspora masa lalu, melainkan jaringan identitas hidup yang menyatukan seni, ritual, maritim, dan agraria dalam satu lanskap budaya. “Indonesia bukan hanya tempat transit, melainkan laboratorium sejarah tempat terbentuknya identitas Austronesia,” tekannya. 

Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra BRIN, Herry Jogaswara menegaskan pentingnya menjadikan diskusi ilmiah sebagai pintu masuk bagi riset lanjutan, sebagaimana pembahasan dalam diskusi ini. Melalui forum ini, ia juga mengingatkan adanya kesempatan pengajuan riset koleksi melalui call for collaboration (CFC) tahap dua, serta opsi penambahan anggaran riset melalui mekanisme top up kegiatan. 

“Kebiasaan untuk kita berdiskusi ini sesuatu yang bagus dan harus diteruskan, tapi kalau bisa dari diskusi ini menjadi awalan dari kegiatan kita untuk melakukan riset selanjutnya,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa pihaknya sedang membuka call for collaboration (CFC) tahap dua dengan fokus pada riset koleksi. Selain itu ada mekanisme lain, yaitu top up kegiatan, yang syaratnya cukup Kerangka Acuan Kerja (KAK) saja untuk menjustifikasi bahwa kegiatan tersebut memerlukan penambahan anggaran agar hasil riset maupun analisis semakin tajam. Untuk itu, ia berharap agar program - program tersebut dapat dimanfaatkan. 

Memperkuat itu, dalam forum, para peneliti menegaskan pentingnya kajian Austronesia tidak hanya bagi pengembangan ilmu arkeologi, tetapi juga dalam memperkuat kesadaran kolektif masyarakat Indonesia. Identitas Austronesia dipandang sebagai fondasi kultural yang menyatukan keberagaman etnis dan budaya Nusantara. (pau/ed:And,jml)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment