- Pandutani Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan Eskavator Terbesar Asal China, PT Sany Perkasa
- JPO I Gusti Ngurah Rai Meningkatkan Kenyamanan Penumpang dan Aksesbilitas Bandara
- Menko AHY Dorong Digitalisasi dan Optimasi Bandara
- Menkop Resmikan Destinasi Wisata Bukit Manik Indonesia di Bogor
- Kemenkop Siap Fasilitasi Gakoptindo Jalin Kerja Sama dengan BGN Untuk Masuk Program MBG
- Mendes: Tidak Boleh Kurang, 20 Persen Dana Desa Digunakan Untuk Ketahanan Pangan
- Kejar Swasembada Pangan, Mentan dan Kapolri Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare di 19 Provinsi
- Laporan Konflik Agraria Sepanjang 2024
- BRIN dan IRD Prancis Teliti Dampak Perikanan Rumpon Tuna Sirip Kuning
- Rekor Baru Bitcoin: Imbas dari Pelantikan Donald Trump?
Pemberlakuan HPP Gabah 15 Januari 2025 untuk Jaga Keseimbangan Hulu Hilir
JAKARTA – Keputusan pemerintah untuk
menyesuaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah untuk Perum Bulog dari Rp
6.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 6.500 per kg akan diberlakukan mulai 15
Januari 2025. Hal tersebut berdasarkan hasil keputusan Rapat Koordinasi
Terbatas (Rakortas) Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang dipimpin Menteri
Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta, pada Senin (6/1/2025)
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA)
Arief Prasetyo Adi seusai mengikuti Rakortas tersebut mengatakan, pemberlakuan
penyesuaian HPP gabah untuk memberikan keleluasaan kepada Bulog dalam
mengoptimalkan serapan hasil produksi petani pada masa panen raya di tahun ini.
"Tentunya ini sesuai dengan arahan Pak Menko juga
berdasarkan hasil Rakortas yang dipimpin Bapak Presiden Prabowo Subianto
beberapa waktu lalu, bahwa penyesuaian HPP gabah ini akan diberlakukan pada 15
Januari mendatang, sehingga Bulog bisa mempersiapkan untuk menyerap hasil panen
petani pada masa panen raya," ujar Arief.
Baca Lainnya :
- Pakar UGM: Kebijakan Stop Impor Pangan Harus Diikuti dengan Penguatan Infrastruktur Irigasi dan SDM 0
- Kerja Sama Kementan-Densus 88, Bina Ribuan Napi Terorisme Perkuat Swasembada Pangan0
- Wamentan Pastikan Investasi Peternakan Sapi Melibatkan Peternak Lokal0
- Sejumlah Keputusan Penting Swasembada Pangan Kabar Baik untuk Petani Indonesia0
- Tonggak Baru Menuju Kemandirian Pangan 20250
Menurut Arief, HPP Rp 6.500 per kg merupakan harga yang
wajar di tingkat petani dengan memperhitungkan struktur ongkos usaha tani,
serta masukan dari berbagai unsur, termasuk dari organisasi petani itu sendiri.
"Jadi kita tidak melihat satu sisi saja, bahwa
kepentingan di hulu, para sedulur petani kita ini harus diperhitungkan dan
tentunya mempertimbangkan masukan dari semua stakeholder, sehingga mendapat
harga yang wajar untuk usaha produksinya. Di sisi lain juga, kepentingan di
hilir juga kita harus lihat, bahwa harga di tingkat konsumen juga harus
wajar," terang Arief.
Menyadur data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak
pemberlakukan kebijakan HPP melalui NFA yang pertama kali pada Maret 2023,
indeks Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) terus berada melebihi
100 poin. NTPP pada Maret 2023 sendiri kala itu berada di 103,83.
Indeks NTPP yang tertinggi tercatat di tahun 2024 dengan
capaian 122,78 pada Desember. Pemerintah pun konsisten dalam menjaga indeks
NTPP terus stabil di atas 100 poin dan belum pernah lebih rendah daripada NTPP
Maret 2023 yang kala itu berada di 103,83.
Lebih lanjut, Menko Pangan Zulkifli Hasan dalam keterangan
pers seusai Rakortas mengatakan, selain HPP gabah yang akan diberlakukan pada
15 Januari 2025 mendatang, Harga Acuan Pemerintah (HAP) jagung pakan juga akan
naik dan efektif berlaku pada 1 Februari 2025 mendatang.
"Jagung berapa pun produksinya, dibeli oleh Bulog
dengan harga Rp 5.500 per kg. Namun tentunya perlu waktu. Karena panen jagung
dimulai Februari, maka diberlakukan per 1 Februari. Ini karena kalau
diberlakukan sekarang akan mengganggu stok yang ada. Jadi jagung hasil panen
tahun ini dimulai pada panen 1 Februari 2025, bukan stok jagung yang ada,"
urai Menko Zulhas.
Menko Zulhas juga menyebut, untuk menjaga semangat petani
berproduksi, ketersediaan pakan yang kontinyu menjadi penting. Oleh karena itu,
pihaknya membuka opsi untuk melakukan pengadaan gandum pakan dari luar.
"Kita tidak ingin (menurunkan) semangat produksi petani
jagung, oleh karena itu, kita sepakat pengganti jagung pakan itu ada gandum
untuk pakan. Itu harganya murah. Nah ini nanti kita akan rakortas-kan. Tapi
tolong dicatat, ini gandum untuk pakan ternak. Dan kalaupun impor, harus
memperhatikan kondisi petani dan ketersediaan jagung pakan. Jadi harus
diputuskan dalam Rakortas," urai Zulhas.
Adapun berdasarkan data BPS memproyeksikan adanya kenaikan
produksi beras di awal 2025 yang melebihi periode yang sama di 2024. Estimasi
produksi beras di Januari 2025 dilaporkan bisa mencapai 1,2 juta ton dan
Februari 2025 bisa 2,08 juta ton.
Angka tersebut jika dibandingkan dengan Januari dan Februari
2024 yang ada di angka 0,87 juta ton dan 1,39 juta ton, memperlihatkan adanya
surplus sejumlah 1,02 juta ton. Dari itu, perkiraan terjadinya panen raya beras
dapat terjadi pada Maret dan April mendatang. (rel)