- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Pemerintah incar pasar ayam olahan Jepang & Korea

SERANG. Ekspor produk ayam olahan Indonesia sebenarnya mulai dilirik di pasar global. Pasalnya, produktivitas ayam di dalam negeri supaya berlebih sehingga kerap menimbulkan gejolak turunnya harga ayam lokal. Saat ini, pemerintah tengah menjajaki peluang ekspor ayam ke Jepang dan Korea setalah ada ekspor perdana oleh PT Charoen Pokphand Grup ke Papu Nugini.
Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Inovasi dan Teknologi Pertanian Mat Syukur mengatakan, potensi ekspor produk ayam olahan dari Indonesia ke pasar ekspor sangat besar. Ia mengatakan ekspor perdana CPI ini merupakan yang pertama dalam 14 tahun terakhir. Dengan adanya ekspor ini, maka Kemtan berharap produk ayam olahan Indonesia dapat masuk di pasar global.
"Kami siap memenuhi permintaan ekspor produk olahan ayam seberapa pun besarnya," ujar Mat Syukur, Senin (13/3).
Baca Lainnya :
- Petani bawang minta ada koperasi dari pemerintah untuk stabilkan harga0
- Sekilas Tentang Desa Modern0
- Kopi Indonesia Perlu Jadi Identitas Dunia0
- Bupati Banjarnegara Minta Warganya Tanam Cabai0
- Roadshow NTT, Mentan Kembangkan Pertanian Perbatasan0
Lebih lanjut, Mat Syukur bilang, produk ayam olahan ini telah memperoleh sertifikat sanitasi produk hewan (KH.10) sebagai bukti telah memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keamanan dari Badan Karantina Pertanian Kemtan.
Ia menjelaskan, ekspor perdana produk ayam ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan karantina Indonesia dan karantina Papua Nugini terkait dengan protokol tindakan karantina pemasukan dan pengeluaran produk pangan dan pertanian antar dua negara tersebut.
pada tahun 2016 lalu Indonesia telah berhasil mengekspor telur ayam tetas ke Myanmar sebesar 450,128 ton. Selain itu, ekspor sarang walet sebesar 19,39 ton dengan nilai US$ 7,5 miliar dan sudah masuk ke negara tujuan yakni China.
Begitu pula ekspor ayam beku asal Indonesia telah mendapat persetujuan khususnya standar sanitary and phytosanitary (SPS) dari negara Jepang dan Korea Selatan. Saat ini tinggal menunggu saatnya para pebisnis kedua negara merealisasi ekspor produk tersebut.
sumber : industri.kontan.co.id
