- Lakon Pandawa Nawasena: Tradisi Wayang Orang dalam Sentuhan Lintas Generasi
- Jejak Megalitik Pasemah: Ruang Sakral dan Warisan Leluhur
- Deklarasi Sira, Satu Suara Pemuda Adat untuk Para Pemimpin Dunia
- Mendes Buka Serentak 1.000 Musdesus, Susun Proposal Bisnis Untuk Pengajuan Modal ke Himbara
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi
- Masyarakat Adat Suku Taa Mendesak Perusahaan Sawit Tinggalkan Wilayah Adat di Sulawesi Tengah
- Seminar Nasional di UNY Bahas Pembaruan Hukum Acara Pidana
- Menteri Kehutanan Bahas Konservasi Badak dan Ekowisata dengan Edge Group dan Dr Niall McCann
- Strategi Bijak Berinvestasi Emas
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim
Bulog Targetkan 50 Ribu Rumah Pangan Kita di 2017

Jakarta-Perum Bulog menargetkan pendirian 50 ribu Rumah Pangan Kita (RPK) hingga 2017. RPK merupakan jaringan distribusi yang dimiliki Bulog untuk menyalurkan pangan kepada konsumen.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, hingga saat ini Bulog baru memiliki 10 ribuan RPK yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan penambahan jumlah RPK diharapkan mampu mengefisiensikan penyaluran pangan ke masyarakat.
"Hari ini ada 10 ribu lebih, dari Sabang sampai Merauke. Target Bulog 50 ribu di 2017," ujar dia di Kompleks Pergudangan Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Baca Lainnya :
- 2017, Harus Ada Terobosan Profesi Petani0
- Kementan Targetkan Ekspor Beras 100 Ribu Ton di 20170
- Petani Lamongan Panen Raya Padi dengan Metode Refugia0
- Pasar Tradisional dan Ekonomi Berkeadilan0
- PENANDATANGANAN AKTE KOPERASI INDOKOPAT NUSANTARA SINERGI, 11 FEB 20170
Dengan jumlah RPK yang lebih banyak, lanjut dia, diharapkan Bulog tidak lagi menjual bahan pangan di pinggir jalan pasar dengan menggunakan truk. Nantinya truk tersebut bisa digunakan untuk distribusi pangan ke RPK-RPK yang telah tersedia. Hal ini dinilai akan lebih efektif.
"RPK jadi operasi pasar, itu targetnya. Jadi, kami, Bulog ingin mengurangi kegiatan di pinggir jalan pada truk. Dulu kita punya satu truk cuma bisa satu titik. Harapannya dengan RPK ini truknya bisa berputar. Masukan barang ke RPK-RPK. Mungkin truk itu bisa ke 10, 15, 20 titik (RPK). Kalau ada 10 truk kan bisa sampai 100 titik," jelas dia.
Selain itu, Bulog juga telah memanfaatkan teknologi digital menjadi salah satu mekanisme penyaluran pangan juga untuk mengefisienkan operasional. Hal itu juga bermanfaat untuk menurunkan biaya pengadaan pasokan oleh pengusaha kecil pengelola RPK.
"Kan dulu RPK itu antre ambil barang ke Bulog ada ongkos. Jangan lupa RPK ini pengusaha kecil jadi enggak cukup punya tenaga. Kalau dia harus ke Bulog dia harus tutup sementara mungkin. Jadi, kami punya konsep RPK tinggal pesen barang datang dengan manfaatkan teknologi. Pengiriman dibatasi 1 kali 24 jam," tandas dia.
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/
