- MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
- Aktivis Ragu Soal Komitmen Pengakuan Hutan Adat 1,4 Juta Ha
- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
Kementan dan BP Taskin Kolaborasi Entaskan Kemiskinan Lewat Sektor Pertanian
(1).jpg)
JAKARTA - Mewujudkan swasembada pangan
tidak hanya berarti mencukupi kebutuhan nasional, tetapi juga mengangkat harkat
dengan memberdayakan masyarakat dari kemiskinan menuju kemandirian. Melalui
semangat itu, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Percepatan Pengentasan
Kemiskinan (BP Taskin) menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Kantor Pusat
Kementan, Ragunan, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan) sekaligus
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman, menekankan bahwa
kerja sama lintas sektor merupakan kunci utama keberhasilan program ini.
“Dirjen saya lebih dari 10, itu juga dirjen Bapak (Budiman).
Tidak boleh ada ego sektoral. Terima kasih kalau semua bisa melebur untuk
rakyat, karena kita ini pelayan masyarakat. Silakan optimalkan semua potensi
untuk membantu saudara-saudara kita yang berada di garis kemiskinan, tanpa
harus melalui birokrasi panjang,” ujar Amran.
Baca Lainnya :
- Pemerintah Akan Tindak 2.039 Kios Pupuk Rugikan Petani Rp600 Miliar0
- Survei Litbang Kompas: 71,5 Persen Puas dengan Kinerja Kementan0
- Israel Disebut Akan Tarik Mundur Pasukan Sepenuhnya Dari Gaza Dalam 24 Jam0
- Porosbumi.com Lolos 50 Finalis MediaMIND 2025, Perkuat Kontribusi Ekonomi Pertambangan Berkelanjutan0
- Kejar Swasembada Pangan, Pandutani Pacu 21 Kanwil Akselerasi Kampung Patani di Seluruh Indonesia0
Amran menjelaskan bahwa upaya pengentasan kemiskinan tidak
bisa hanya dilakukan di atas kertas, tetapi harus menyentuh langsung akar
persoalan di lapangan. Ia mencontohkan keberhasilan pendekatan program
pertanian berbasis nama dan alamat (by name by address) yang pernah
diterapkannya di salah satu kabupaten.
“Waktu itu tingkat kemiskinannya 38%, dan dalam waktu satu
hingga dua tahun turun menjadi 8%. Caranya sederhana, kita identifikasi satu
per satu warga miskin. Kalau punya lahan, kita bantu tanam dan beri alat mesin
pertanian. Kalau lahannya sempit, kita bantu ternak ayam 50 ekor. Dalam dua
tahun, mereka bisa keluar dari garis kemiskinan,” tutur Amran.
Menurut Amran, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama
agar setiap potensi bisa dioptimalkan. Ia menilai sektor pertanian memiliki
kontribusi besar dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat, mengingat lebih
dari setengah penduduk Indonesia bergantung pada sektor ini.
“Penduduk yang terlibat di sektor pertanian mencapai 160
juta jiwa. Kalau dihitung sampai hilirnya, 70% penduduk Indonesia bergerak di
bidang ini. Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) dan kemudahan pupuk yang
diberikan Presiden juga mendorong pendapatan petani naik signifikan. Nilai
Tukar Petani kita sekarang 124, jauh di atas target 110 yang ditetapkan
Kementerian Keuangan,” ujarnya.
Kolaborasi program ini akan dimulai dengan pilot project di
10 kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan relatif tinggi, namun dengan
kepala daerah yang dinilai proaktif dan berkomitmen tinggi terhadap perubahan.
Pendekatan yang diusung tidak sekadar memberikan bantuan, tetapi mendorong
transformasi ekonomi lokal berbasis potensi pertanian rakyat, mulai dari
peningkatan produktivitas, penyediaan alat dan mesin pertanian, hingga
pemberdayaan rumah tangga miskin melalui peternakan dan usaha kecil.
Melalui skema aglomerasi, satu kabupaten sasaran akan
menjadi poros bagi empat kabupaten sekitarnya, sehingga intervensi tidak hanya
berdampak lokal, melainkan juga membentuk resonansi ekonomi kawasan. Pendekatan
ini diharapkan mampu mempercepat penurunan kemiskinan secara terukur dan
menjadi model pembangunan inklusif di wilayah lain di Indonesia.
Sementara itu, Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko
menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Kementerian Pertanian terhadap upaya
kolaboratif ini. Ia menyebut bahwa langkah cepat Mentan Amran menjadi contoh
konkret sinergi antarlembaga yang berdampak langsung bagi masyarakat miskin.
“Kami dari BP Taskin diterima dengan sangat baik oleh Pak
Menteri. Kami membicarakan pengentasan kemiskinan di sektor pertanian,
didampingi dua deputi BP Taskin dan para Dirjen dari Kementerian Pertanian
seperti Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perkebunan,” kata Budiman.
Budiman menjelaskan, MoU ini akan segera ditindaklanjuti
dengan rapat koordinasi antara Kedeputian BP Taskin dan tiga Direktorat
Jenderal di Kementerian Pertanian, untuk memastikan data dan intervensi
berjalan tepat sasaran.
“Kami mendata kantong-kantong kemiskinan secara by name by
address di 10 kabupaten tahun ini, dan akan mengaitkannya dengan program
Kementerian Pertanian di subsektor peternakan, tanaman pangan, perkebunan, dan
hortikultura,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini juga akan menjadi instrumen
penting dalam mencapai target nasional penurunan angka kemiskinan sebagaimana
arahan Presiden.
“Rata-rata kabupaten yang akan menjadi lokasi pilot project memiliki tingkat kemiskinan 11–15%, di atas rata-rata nasional. Dengan intervensi yang tepat, minimal 40% bisa turun. Bahkan kalau bisa, tuntas,” pungkas Budiman.
Kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan BP Taskin ini
menjadi langkah nyata dalam membangun pola pengentasan kemiskinan yang
produktif, terukur, dan berkelanjutan, dengan sektor pertanian sebagai motor
penggeraknya. Sinergi lintas lembaga ini diharapkan menjadi model baru
pembangunan inklusif yang menempatkan rakyat sebagai subjek utama kesejahteraan
bangsa.
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

