- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
- PFI Kepri Sambangi KSOP Batam, Perkuat Sinergi dan Semangat Foto Jurnalistik Maritim
- Belajar dari Makkah: Potensi Bio-Energi di Balik Sistem Pengolahan Limbah Modern
Menginap di Lebih 400 Hotel, Don Hasman Terkesan Sambutan Hangat Hotel Azza Palembang
.jpg)
Keterangan Gambar : Don Hasman saat menginap di Hotel Azza Palembang. Foto: Aries Inbazh
PALEMBANG - Kesan mendalam dirasakan legenda hidup fotografer sekaligus petualang, Don Hasman atas sambutan hangat penuh cinta pihak hotel Azza Palembang, Sumatera Selatan. Kesan itu disampaikan Don Hasman di dinding akun FB-nya @donhasman, Minggu (1/11/2025).
"Sungguh, saya merasa dihormati disambut ketika memasuki sebuah hotel di kota Palembang, Sumatera Selatan. Penyambutan berupa tayangan video di lobby dan secarik kartu di kamar hotel tempat kami menginap selama 4 malam pada akhir Oktober s/d awal bulan November 2025," tulis Don Hasman.
.jpg)
Baca Lainnya :
- Menelisik Transformasi RS Agro Medika Nusantara Subang yang Berusia Lebih 1 Abad 0
- Wendell Berry, Nabi Bagi Pedesaan Amerika0
- Kamu Tidak Bisa Mengendalikan Arah angin, Tapi Kamu Selalu Bisa Menyesuaikan Layar0
- Bagaimana Jurnalisme Mempengaruhi Opini Publik?0
- Setelah 19280
Don Hasman saat menginap di Hotel Azza Palembang.
Foto: Aries Inbazh
Masih di dinding FB-nya, Don Hasman menceritakan, bahwa
lebih dari 400 buah hotel/penginapan pernah ia inapi untuk beristirahat di
lebih dari 50-an negara di 5 benua yang sudah ia kunjungi. Mulai dari yang
kelas di atas kandang kambing di pedesaan Nepal (1976) dengan tarip 50 cent
USD/malam.
Lalu, penginapan di tepi pantai kota Dili, Timor Portugis
(1971) yang bayar USD1 untuk 1 malam maupun s/d satu tahun!Kamar hotel termahal
yang pernah ia inapi di Waldrof Astoria Hotel, NYC. Kemudian, Blbanyak
penginapan/albergue gratis di sepanjang lintasan/jalur ziarah El Camino de
Santiago, Spanyo. Ada juga yang hanya pasang tarip 2 s/d 20 Euro.
"Dari semua penginapan yang pernah saya datangi, paling istimewa disambut dengan sapaan "Selamat datang di hotel kami”. GM Hotel Azza, Alen Arief Husain turut menyambut kehadiran saya di hotel yang beliau pimpin. Istimewanya, menu khas lokal, mie celor, kuahnya super sedap dan gurih olahan cheff muda usia, Holil Fikri di restoran Santan-nya. Ala mak, nikmatnya kaga ketulungan!," kata Don.
.jpg)
Don mengatakan, ia dapat bocoran sedikit racikan turun
temurun keluarga besar sang cheff. "Begini pak, mengolahnya
menggunakan kepala udang segar yang saya sangrai lalu ditumis dulu. Baru
kemudian diberi racikan khusus. Dimasak bareng santan dll. Kemudian campur
sedikir tepung beras biar agak kental dikit. Kemudian disaring dan siap disajikan
kepada tamu hotel sebagai salah 1 menu sarapan pagi," ujar Don, mengutip
obrolan dengan sang cheff.
Berbagi Ilmu Fotografi Kepada Mahasiswa Palembang
Diketahui, kedatangan Don Hasman ke Palembang untuk
memberikan edukasi serta wawasan fotografi kepada mahasiswa dan masyarakat luas
di dalam Seminar Fotografi Alam Bebas. Kegiatan yang digagas Mahasiswa Sosial
Politik Pecinta Alam (Masopala) Universitas Sriwijaya (Unsri) tersebut
berlangsung di Gedung UPT Bahasa, Kampus Unsri Bukit Besar, Palembang, Sabtu
(1/11). “Ada puluhan peserta yang terdaftar. Paling banyak dari kalangan
mahasiswa Unsri yang ingin mendalami seni fotografi,” kata Ketua Panitia, Alex.
Tujuan kegiatan ini agar peserta dapat meningkatkan pengetahuan serta kreativitas untuk menghasilkan karya fotografi yang baik. “Untuk itu, kami menggandeng para fotografer profesional dan berpengalaman yang ada di Sumsel,” ujarnya.
.jpg)
Don Hasman bersama peserta dan panitia Seminar
Fotografi Alam Bebas.
Alex berharap kegiatan ini dapat mendorong peserta untuk lebih mengeksplorasi berbagai teknik dan sudut pengambilan gambar agar mampu menghasilkan foto yang berkualitas. “Ke depan, kami berencana mengadakan kegiatan lanjutan dengan materi praktik langsung bersama narasumber profesional,” katanya.
.jpg)
Aries Inbazh, narasumber dalam kegiatan tersebut, mengatakan
seminar fotografi alam bebas ini bertujuan agar peserta memahami bagaimana hobi
dapat dikembangkan menjadi profesi di masa mendatang. “Mental seorang
fotografer harus kuat karena ia harus mampu menyingkirkan ego dan idealismenya.
Sebab, idealisme foto pribadi belum tentu disukai klien. Sebagai fotografer,
kita harus berorientasi pada kepuasan pelanggan,” ungkap Aries, yang juga
senior pencinta alam dan fotografer handal.
Tentang Don Hasman
Don Hasman adalah seorang fotografer asal Indonesia yang
memilih menekuni dunia etnofotografi. Ia telah berkecimpung dalam dunia
fotografi selama 45 tahun, dimulai sejak tahun 1980-an. Objek potretnya
terkonsentrasi pada aspek-aspek antropologi mengenai daerah-daerah yang berada
di pelosok Indonesia yang didapatkan melalui kunjungannya pada daerah-daerah
tersebut.
Don Hasman yang lahir pada 7 Oktober 1940 mengenal dunia fotografi sejak usia 11 tahun, yakni pada tahun 1951, dan kamera pertama yang digunakannya adalah kamera Voigtländer buatan Austria kepunyaan kakaknya yang juga memiliki hobi fotografi. Don Hasman menyatakan alasan ketertarikannya pada fotografi, yaitu "memotret peristiwa kehidupan sehari-hari kita bisa menghentikan waktu dengan melihat hasil foto yang berbeda dengan kejadian setelah kita memotret."
.jpg)
Don Hasman dalam suatu kesempatan kemping bersama
pendaki se-Jabodetabek. Foto: Hendri Irawan
Don telah meraih banyak penghargaan di bidang potret
memotret. Di antaranya adalah Trophy Adinegoro kategori fotografi jurnalistik.
Atas segala prestasinya, Don dipercaya menjabat Ketua Asosiasi Fotografer
Indonesia.
Nama Don juga masuk daftar seratus fotografer paling
terkenal di dunia, 100 Famous Photographers in The World. Penghargaan ini
diberikan oleh pemerintah Perancis kepada Don, tahun 2000. Don Hasman pernah
meraih penghargaan 100 Famous Photographers in The World dari Pemerintah
Prancis pada tahun 2000.
Don yang pernah menjadi wartawan mingguan Mutiara, harian Sinar Harapan Jakarta, Suara Indonesia Malang, Obor Pancasila Manado, dan beberapa media cetak lain, telah mendaki 40 gunung api di Indonesia. Mendaki 10 rangkaian pegunungan di Indonesia. Mendaki Gunung Gede dan Pangrango sebanyak 200 kali.
.jpg)
Don Hasman dalam suatu kesempatan kemping bersama
pendaki se-Jabodetabek. Foto: Hendri Irawan
Ia juga pernah mendaki gunung berapi aktif tertinggi di Eropa Mt. Etna di Sisilia, Itali. Gunung cantik Mont Blanc di perbatasan Swiss-Perancis. Gunung tertinggi di Timur Tengah Mt. Davamand di Iran, serta gunung berjuluk black stone, Mt. Kala Pathar di Nepal.
Don juga tercatat sebagai orang pertama dari Indonesia yang
mendaki Gunung Kilimanjaro di Tanzania, dan orang Indonesia pertama yang
menginjakkan kaki di base camp pendakian Everest. Pada tahun 1978, ia melakukan
pendakian ke pegunungan Himalaya, sehingga ia berhasil tercatat sebagai orang
Indonesia pertama yang telah menginjakkan kaki di Himalaya.
Di luar pendakian, Don juga aktif di kegiatan caving. Ia
telah menelusuri gua-gua di Pacitan, Sulawesi, Jawa Barat dan daerah lain di
Indonesia, serta Jenolan Cave yang berada di Australia. Ia juga mengikuti arung
jeram, dan pernah pula mengikuti lomba layar tiang tinggi Arung Samudera,
Endeavor, Australia. Mengikuti balap sepeda Tour de Java II, dan reli sepeda di
Tibet yang menempuh rute sejauh 200 kilometer.
Don juga memegang beberapa sertifikat menyelam yang dikeluarkan oleh lembaga di dalam dan luar negeri. Ia telah menyelam di Wakatobi, laut di Pulau Komodo, Teluk Jakarta, pesisir timur Pulau Weh di Aceh, serta pernah pula menyelami Laut Tengah Mediteranian di Turki, dan kumpulan terumbu karang terbesar di dunia Great Berrier Reef di Queensland, Australia.
.jpg)
Don Hasman dalam suatu kesempatan kemping bersama
pendaki se-Jabodetabek. Foto: Hendri Irawan
Di usia 70 tahun, Don melakukan sebuah perjalanan dengan
berjalan kaki dari Saint-Jean-Pied-de-Port, Prancis hingga Katredal Santiago de
Compostela, Spanyol, menempuh seribu kilometer dengan tujuan mengabadikan semua
yang dilihatnya dengan kamera selama perjalanan.
Perjalanan ini ditempuhnya dalam waktu 35 hari. lebih dari
14.000 foto berhasil diperoleh dalam perjalanan ini. Camino de Santiago adalah
rangkaian rute ziarah kuno di Spanyol yang dijalani hingga saat ini. Jarak
tempuh perjalanan ziarah yang lebih dari 1.000 kilometer itu juga disebut The
Way of St. James, semua rite di berbagai titik mengarah ke Katedral Santiago de
Compostela.
Don Hasman merupakan orang Indonesia pertama yang mengikuti
pejalanan ziarah tersebut. Bahkan, dia sudah 3 kali mengikuti napak tilas
tersebut. Sejumlah catatan sejarah lain yang dibuat Don Hasman adalah mengikuti
Camel Trophy di sejumlah negara, termasuk waktu digelar di Kalimantan dan
Sulawesi.
Sampai sekarang, foto-foto bernilai seni tinggi dan membumi banyak
dihasilkan oleh Don Hasman. Ia pun tak segan berbagi ilmu dan pengalamannya.
Kepribadiannya yang sederhana membuat sosoknya dikagumi banyak orang, baik
dalam maupun luar negeri. (hendri irawan)
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

