- OJK Akan Tata Ulang Perijinan Perusahaan Gadai
- Jadi Pembina Kawasan Sungai Cipinang, MIND ID Komitmen Dukung Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
- Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, MIND ID Dorong 10.000 UMK Naik Kelas
- Masyarakat Adat Masukih Tolak Penambangan Emas Ilegal di Hutan Adat Kalimantan Tengah
- Cegah Tragedi Berulang, Kementerian PU Periksa Struktur Bangunan Dua Pesantren Besar di Jatim
- Survei Litbang Kompas: 71,5 Persen Puas dengan Kinerja Kementan
- Pertamina Wujudkan Transformasi Bisnis Berkelanjutan Melalui BBM Ramah Lingkungan
- Merawat Tradisi Penyembuhan Dayak Taboyan: Jaga Keseimbangan Alam, Roh, dan Manusia
- Mantan Bos BEI Minta Purbaya Jelaskan Definisi Saham Gorengan
- Israel Disebut Akan Tarik Mundur Pasukan Sepenuhnya Dari Gaza Dalam 24 Jam
Mentan Dukung Percepatan Bongkar Ratoon Holding Perkebunan Nusantara
2.jpg)
SURABAYA – Program bongkar ratoon
menjadi perhatian utama pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas tebu
nasional. Dalam kunjungan ke PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), subholding dari
Holding Perkebunan Nusantara, Menteri Pertanian menegaskan bahwa percepatan
bongkar ratoon adalah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan
sekaligus mewujudkan swasembada gula.
Program ini dirancang mencakup bongkar ratoon seluruh kebun
tebu di Indonesia, untuk di pulau Jawa direncanakan di 36 kabupaten dengan
target luasan bongkar ratoon sebesar 80.053 hektare. Luasan tersebut diharapkan
mampu menjadi titik awal yang signifikan dalam mendukung upaya pencapaian
swasembada gula sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 40
Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional.
Saat ini, sejumlah tahapan teknis masih terus berlangsung.
Proses yang sedang berjalan meliputi verifikasi Calon Petani Calon Lahan
(CPCL), penetapan SK CPCL Kabupaten, penetapan SK CPCL Provinsi, hingga SK CPCL
Pusat. Seluruh proses ini menjadi landasan penting sebelum memasuki fase tanam.
Baca Lainnya :
- Dari Nagari Ampalu, Jejak Baru Menuju Kedaulatan Pangan 0
- Indonesia Lumbung Pangan Dunia: Bukan Hanya Beras, Bahan Pokok Lainnya Juga Sudah Tercukupi0
- LindungiHutan Perkuat Peran Petani dalam Program Penghijauan dan Ketahanan Iklim0
- Mulai September 2025, Petani Tebu Bisa Tebus Pupuk ZA Bersubsidi0
- Revisi UU Pangan: Benahi Sistem, Jangan Akomodasi Proyek Jangka Pendek0
Jika sesuai rencana, awal Oktober 2025 akan menjadi momentum
dimulainya kegiatan tanam di lapangan. PT SGN bersama Kementerian Pertanian
telah menyiapkan berbagai dukungan teknis, pendampingan, serta fasilitas yang
diperlukan agar pelaksanaan program bongkar ratoon berjalan optimal.
Menteri Pertanian dalam kesempatan tersebut juga menegaskan
besarnya dukungan pemerintah terhadap petani tebu, baik melalui kebijakan
maupun pendanaan.
“Tersedia Rp1,6 triliun dari total anggaran Rp9,95 triliun
dan kita sudah mulai. Bayangkan, dengan kebijakan pemerintah tentang kredit,
skemanya kini jauh lebih fleksibel. Kalau dulu kredit subsidi bersifat
akumulasi, misalnya jika sudah mengambil Rp500 juta per orang, maka tidak bisa
lagi mendapatkan kredit subsidi dan hanya bisa mengakses kredit komersial,
sekarang tidak lagi dibatasi,” ujar Mentan.
Apa hasilnya dari kebijakan Bapak Presiden dan kebijakan
kita? Amran menyampaikan bahwa program bongkar ratoon yang biasanya maksimal
hanya sekitar 5 ribu hektare per tahun, kini melonjak menjadi 17 ribu hektare,
naik 200 persen. “Itu baru dari sisi kebijakan saja. Ditambah lagi dengan
adanya bongkar ratoon gratis. Ini membuktikan perhatian Bapak Presiden terhadap
petani luar biasa besar,” tambah Mentan.
Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menyampaikan bahwa pihaknya
menyambut baik arahan dan dukungan dari Mentan. Menurutnya, keberhasilan
program bongkar ratoon tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tebu
nasional, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.
“Kami percaya bahwa dengan dukungan penuh dari pemerintah,
program bongkar ratoon ini akan menjadi momentum penting bagi kebangkitan
industri gula nasional. PT SGN siap bersinergi dan memastikan seluruh proses
berjalan tepat waktu sesuai target,” ujar Mahmudi.
Dengan sinergi kuat antara pemerintah, BUMN pangan, dan petani, program bongkar ratoon diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor gula.
