Momofuku Ando, Penemu Mi Instan yang Tak Lelah Bereksperimen Demi Menjaga Mutu

By PorosBumi 14 Feb 2025, 07:02:08 WIB Inspiring
Momofuku Ando, Penemu Mi Instan yang Tak Lelah Bereksperimen Demi Menjaga Mutu

PENEMU mi instan ini adalah pendiri Nissin Food Product, sebuah perusahaan mi instan asal Jepang. Usaha itu bermula saat Jepang mengalami krisis pangan akibat Perang Dunia II. Momofuku Ando lalu tergerak untuk menciptakan ramen yang bisa dimakan di mana dan kapan saja.

Momofuku Ando memiliki nama asli GPeh-hok. Ia lahir pada 5 Maret 1901 di Chiayi, Taiwan. Orang tuanya meninggal saat Ando berumur 3 tahun. Maka ia pun dibesarkan oleh neneknya. Dia harus membantu neneknya mengurusi rumah. Dia harus menjaga toko, mencuci pakaian dan memasak. Hasilnya positif, ia menjadi pintar memasak, namun sekolahnya malah terlantar.

Profesi sebagai pedagang adalah impiannya. Harta peninggalan orang tuanya pun digunakan untuk mendirikan perusahaan serat bernama Toyo Meias, saat ia berusia 22 tahun. Pada waktu itu, perusahaan dagang yang menjual barang hasil rajutan masih sedikit.

Baca Lainnya :

Dalam usahanya mengembangkan bisnis, perusahaan barang-barang rajutan bernama Nito Shokai didirikannya pada tahun 1933 di Osaka, Jepang. Usahanya terbilang maju ia pun kembali ke bangku sekolah untuk meneruskan pendidikan yang sempat terbengkalai.

Sambil memperluas usaha di bidang ekspor impor bahan rajutan serta produksi alat alat optika dan instrumen presisi, ia kuliah di program magister Universitas Ritsumeikan. Ando pernah berusaha di bidang pabrik pembuatan suku cadang pesawat terbang. Tapi ia dituduh menjual suku cadang di pasar gelap.

Tuduhan itu membuatnya dijebloskan ke penjara selama dua tahun. Ia pun sempat disiksa polisi militer hingga meninggalkan bekas. Tahun 1956 ia dibebaskan, namun satu-satunya harta yang tertinggal hanya rumah. Serangan udara semasa Perang Dunia II membuat kantor dan pabriknya hancur. Namun Ando tak menyerah.

Di Izumiotsu, Osaka, ia memulai usaha barum pembuatan garam dapur. Ia bermaksud memberi pekerjaan para mantan tentara yang terkena demobilisasi. Ia khawatir para mantan tentara akan melakukan kejahatan jika terus menganggur.

Mereka kemudian dipekerjakan membuat garam dengan teknik yang tak umum. Air laut dialirkan ke plat-plat besi yang dijajarkan di pantai. Chukososha adalah nama perusahaan garam yang didirikannya pada 1948.

Setelah Jepang kalah perang, negara tersebut mengalami kesulitan bahan makanan, hingga perlu menerima bantuan gandum dari Amerika Serikat. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.

Melihat hal itu Ando bertamu ke Kementrian Kesejahteraan. Dalam pertemuan dengan pejabat kementrian itu, Ando mengutarakan keprihatinan orang Jepang yang kurang gizi karena hanya makan roti tanpa isi bersama air teh. Dia mengusulkan agar kementrian mempromosikan mi, karena mi adalah budaya Asia Timur.

Kepala seksi di Kementerian Kesejahteraan menolak usul tersebut. Ia berdalih teknik produksi massal dan jalur distribusi untuk mi belum ada sehingga roti lebih diutamakan. Dengan setengah meremehkan, Ando dimintanya untuk meneliti dan mengampanyekan sendiri budaya mi. Ando marah usulnya disepelekan, namun di kemudian hari ketika mengingat peristiwa itu, timbul keinginannya untuk menciptakan mi instan.

Tak lama setelah itu, seorang kenalan memintanya agar mau dijadikan sebagai ketua koperasi simpan pinjam. Walaupun sudah menolak dengan alasan tak berpengalaman di bidang lembaga keuangan, Ando akhirnya menerima jabatan tersebut.

Pada tahun 1957, koperasi yang dipimpinnya bangkrut. Sebagai ketua, Ando memiliki kewajiban tak terbatas dan harus melunasi utang yang menghabiskan semua usaha miliknya. Harta milik yang tersisa hanya sebuah rumah di Ikeda, Prefektur Osaka.

Ando tergerak memulai usaha baru setelah teringat pernah melihat orang-orang rela antre di depan tukang mi untuk makan semangkuk ramen panas. Pada tahun 1957 di halaman rumah didirikannya sebuah gubuk kayu untuk dipakai sebagai ruang kerja membuat mi. Ando sudah berumur 47 tahun ketika memulai kembali usaha dari nol. Ia ingin membuat mi kering yang dapat segera dimakan di rumah, cukup hanya diseduh air panas.

Ia juga ingin mi buatannya praktis dan tahan lama. Bumbu dan kaldu sudah dicampurnya ke dalam mi (tidak dalam bungkus terpisah) hingga orang tidak perlu repot mencampur bumbu sendiri. Setelah berhasil membuat mi berbumbu seperti keinginannya, Ando mencari teknik mengeringkan mi melalui uji coba, namun semuanya gagal.

Sementara bereksperimen membuat mi, kondisi keuangan keluarga makin buruk. Koki putra keduanya, dijadikan bahan ejekan oleh teman-teman sebaya yang mengatakan ayahnya sedang berusaha membuat mi mustahil.

Meskipun demikian, istri dan anak-anaknya tetap percaya Ando akan berhasil. Ketika hampir putus asa karena tidak juga menemukan cara mengeringkan mi, Ando kebetulan melihat istrinya sedang menggoreng Tempura. Ia akhirnya mendapat ide mengeringkan mi dengan cara digoreng.

Pada 25 Agustus 1958, Andi meluncurkan produk mi instan yang disebutnya Chiken Ramen (Chikin Ramen). Kuah mi dibuat dari sup kaldu ayam. Mi hanya perlu diletakkan di dalam mangkuk dan disiram air panas sebelum dimakan. Harga Chicken Ramen terbilang mahal untuk ukuran waktu itu. Satu bungkus dijual dengan harga ¥35. Namun produk mi buatannya praktis sebagai makanan cepat dan langsung populer.

Pada Desember tahun yang sama, bentuk perusahaan diubahnya menjadi PT Nissin Shokuhin Kabushikigaisha. Pengalaman melunasi utang koperasi simpan-pinjam yang bangkrut membuat perusahaan dijalankannya dengan kebijakan bebas utang. Pada 1963, saham Nissin Foods akhirnya mulai diperjualkan di bursa saham Tokyo dan bursa saham Osaka.

Ando awalnya tidak mendaftarkan paten dan merek dagang untuk Chicken Ramen. Akibatnya, kesuksesan Chicken Ramen diikuti pengusaha lain yang membuat mi instan kualitas rendah dan barang tiruan. Ando melakukan tuntutan di pengadilan karena ingin menjaga kepercayaan masyarakat atas mi produksi perusahaannya.

Pada tahun 1961, Chicken Ramen diterima sebagai merek dagang terdaftar, dan hak paten pembuatan mi instan diterima pada tahun berikutnya. Pada waktu itu ada 113 produsen mi instan yang melanggar dan mendapat peringatan. Walaupun dirinya tidak mengizinkan adanya mi instan kualitas rendah dan barang palsu, Ando tidak berniat memonopoli produksi mi instan. Ia justru berkeinginan memopulerkan mi instan dari Jepang ke seluruh dunia.

Asosiasi Industri Ramen Jepang (sekarang Asosiasi Industri Makanan Praktis Jepang atau Japan Convenience Food Industry Association, disingkat JCFIA) didirikan pada tahun 1964. Hak paten mi instan diberikannya kepada asosiasi untuk dipakai seluruh anggota yang terdiri dari para produsen mi instan.

Asosiasi menetapkan pedoman untuk kompetisi yang adil dan kualitas produk, termasuk industri paling awal yang memenuhi kualitas Japan Agricurtural Standart, dan pencantuman tanggal produksi dalam kemasan. Pada 1997, JCFIA membentuk Asosiasi Produsen Ramen Internasional. Ando menjabat ketua pertama dari gabungan produsen industri mi instan Jepang dan sembilan negara lainnya di dunia.

Usahanya lewat mi instan pun semakin berkembang. Meski mi instan laris manis, ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutunya. Bahkan, ada keinginan memperkenalkan dan menjualnya hingga ke luar negeri. Untuk menjajaki kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika pada tahun 1966.

Di sana ia melihat orang makan mi dengan garpu, tanpa kuah, dan memakai piring, karena menyeruput mi dianggap tidak sopan. Lalu Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas, tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai, dan juga kertas aluminium sebagai wadah kedap udara.

Ando pun mendapat ilham kembali untuk membuat mi instant dalam wadah berbahan stereo foam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium foil. Mi gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mi dibuat lebih tebal, disediakan pula garpu untuk memakannya.

Pabrik Nissin pertama di luar negeri dibuka di California pada tahun 1970. 18 September 1971, Nissin meluncurkan produk Cup Noodles sebagai mi instan dalam gelas polistirena yang pertama di dunia. Setelah mulai diterima publik Amerika Serikat, penjualan Cup Noodles diperluas ke seluruh dunia.

Pada Februari 1972, televisi Jepang meliput secara langsung peristiwa penyanderaan di sebuah vila oleh kelompok sayap kiri Jepang. Pemirsa menyaksikan polisi huru hara sedang dikerahkan untuk mengakhiri drama penyanderaan.

Di tengah cuaca dingin di atas gunung bersalju, pemirsa menyaksikan sekelompok polisi sedang makan sesuatu yang hangat dari gelas. Pemirsa ingin tahu makanan apa yang sedang dimakan para polisi, dan setelah tahu, Cup Noodle langsung menjadi produk laris.

Tahun 1982, Ando menerima anugerah Oeders of The Sacred Treasure kelas II dari Pemerintah Jepang. Ando mengundurkan diri sebagai ketua dewan direksi pada 29 Juni 2005. Dia menerima jabatan kehormatan sebagai ketua pendiri. Ando kemudian meninggal dunia pada 5 Januari 2007 karena gagal jantung di Prefektur Osaka pada usia 96 tahun 

Buat Museum Mi Instan dan Mi Luar Angkasa

November 1999, Ando membuka museum Mi Instan Momofilu Ando di Ikeda, Osaka. Pengunjungnya mendapat kesempatan membuat sendiri Chicken Ramen dan diajari membuat mi mulai dari memberi bumbu, mengukus dan mengeringkan mi dengan cara menggoreng.

Dalam museum dibangun replika gubuk tempat Ando bereksperimen membuat mi. Pengunjung dapat membuat Cup Noodle unik sesuai keinginan. Mulai dari mendesain gelas mi dan mengisinya dengan lauk dan bumbu yang dipilih sendiri.

Tahun 2001, Nissin dan Badan Penjelajahan Antariksa Jepang mengembangkan produk mi instan dalam kemasan hampa udara bernama Space Ram untuk dimakan di luar angkasa. Juli 2005 Space Ram dimakan oleh antariksawan Jepang, Soichi Noguchi ketika berada di pesawat ulang alik Diacovery. Mi luar angkasa hanya perlu diseduh air hangat bersuhu 70 derajat.

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment