- Pelaku Pasar Yakin Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Lagi
- Generasi Muda Milenial Muhammad Dycho Dukung Rizki Faisal Pimpin Golkar Kepri
- Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Meningkat 100%, Safelog AI Dirikan #JejakWaspada
- Mengenal Penologi dalam Kriminologi
- Penantian Setengah Abad, Semoga di 2026 Ada Peresmian Satu Ruas Trans Papua
- Menthobi karyatama Raya Raup Laba Rp36,7 Miliar Saat La Nina Menerpa
- Pimpin PAC Demokrat Batam Kota, Bung Aris Bumikan Patron Partai ke Seluruh Lapisan Masyarakat
- Wajah Baru Pupuk Bersubsidi: 145 Regulasi Dipangkas, Waktu Antrean Distribusi Turun 40%
- Dari PHK ke Jualan Nasi Uduk: Cerita Yadi dan JKP yang Tertunaikan untuk Melanjutkan Hidup
- Resmikan Cold Stroge Berkapasitas 30 Ribu Ton, BEEF Kian Nyata Sokong Program MBG
Pada Hari Seorang Buta Bisa Melihat, Hal Pertama yang Ia Buang Adalah Tongkat
.jpg)
SERINGKALI manusia mudah melupakan
penopang yang pernah menolongnya di masa sulit. Kutipan ini menyindir realitas
itu: “Pada hari seorang buta bisa melihat, hal pertama yang ia buang adalah
tongkat yang telah membantunya seumur hidup.” Ia menggambarkan sifat manusia
yang kerap meninggalkan orang, alat, atau keadaan yang dulu sangat berjasa,
begitu mereka merasa sudah “cukup kuat” dan tak lagi membutuhkannya.
Tongkat dalam kutipan ini adalah simbol dari segala bentuk
pertolongan: sahabat yang menemani di masa kelam, orang tua yang berkorban
tanpa pamrih, bahkan pengalaman pahit yang membentuk keteguhan hati. Namun saat
keadaan membaik, sering kali semua itu dianggap tidak penting lagi. Di sinilah
letak kelemahan manusia: mudah terjebak pada lupa, bahkan kadang berubah
menjadi sombong.
Pesan moralnya jelas: jangan pernah menyepelekan hal-hal
atau orang-orang yang dulu menopang langkah kita. Rasa syukur sejati adalah
ketika kita tidak melupakan akar yang pernah memberi kita kekuatan, meski kini
kita merasa sudah bisa “melihat” atau berjalan sendiri. Ingatlah, tanpa tongkat
itu, mungkin kita tidak akan pernah sampai pada titik ini. (Sumber: FB Suluksalik)
Baca Lainnya :
- Bakung: Tradisi Lisan Masyarakat Adat Dayak Bahau Busang 0
- Kementerian PU Bangun 43 Jembatan Gantung, Solusi Atasi Kesulitan Akses Transportasi Masyarakat0
- Masyarakat Adat Masukih Tolak Penambangan Emas Ilegal di Hutan Adat Kalimantan Tengah 0
- Cegah Tragedi Berulang, Kementerian PU Periksa Struktur Bangunan Dua Pesantren Besar di Jatim0
- Merawat Tradisi Penyembuhan Dayak Taboyan: Jaga Keseimbangan Alam, Roh, dan Manusia0
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

