Pemerintah Diminta Kejar Konsumsi Susu Setara Negara Jiran 40 Liter Per Tahun

By PorosBumi 23 Okt 2025, 10:56:49 WIB Ekonomi
Pemerintah Diminta  Kejar Konsumsi Susu Setara Negara Jiran 40 Liter Per Tahun

Keterangan Gambar : Prof. Dr. Apris A. Adu- PorosBumi


JAKARTA-Pemerintah diminta menyiapkan ternak-ternak sapi yang unggul yang mampu dikembangkan di Indonesia sehingga dapat menghasilkan susu kualitas baik, produksi banyak, dan bebas dari Penyakit.

Pasalnya, Konsumsi susu masyarakat Indonesia tercatat jauh di bawah rata-rata negara ASEAN. Padahal, di balik segelas susu tersimpan nutrisi penting yang berperan besar dalam tumbuh kembang anak, peningkatan daya tahan tubuh, hingga pencegahan stunting, masalah klasik yang masih menghantui negeri ini.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa konsumsi susu nasional baru sekitar 16 liter per kapita per tahun, jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang mencapai 30–40 liter.

Baca Lainnya :

Fenomena ini, menurut Prof. Dr. Apris A. Adu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, merupakan sinyal serius bagi masa depan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

 

“Susu itu merupakan kebutuhan masa pertumbuhan dari anak-anak kita. Hari ini kita melihat bahwa angka stunting yang tinggi ini juga salah satunya adalah dipengaruhi oleh konsumsi susu yang rendah,” ujar Apris  dalam keterangan resmi, Kamis(23/10/2025).

 

Menurut Prof Apris, rendahnya konsumsi susu di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, mulai dari ekonomi hingga persepsi sosial. “Masalah ekonomi ini tentunya kita kembali kepada ekonomi rumah tangga dari setiap masyarakat yang ada di Indonesia. Ketidakmampuan untuk membeli susu,” katanya.

 

Selain faktor ekonomi, ada pula persoalan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Masih ada pandangan bahwa minum susu sama seperti minum teh atau kopi, padahal nilai gizinya jauh berbeda. Hal ini menunjukkan masih lemahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya konsumsi susu.

 

“Kita harus mulai dari kesadaran. Anak-anak harus tumbuh dengan budaya minum susu,” ujarnya.

Rendahnya konsumsi susu berimplikasi langsung pada kondisi gizi dan perkembangan anak. Dalam perspektif kesehatan masyarakat, kekurangan asupan protein hewani seperti susu menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di Indonesia.

Menurutnya, susu dapat membantu perkembangan otak, tulang, dan gigi sehingga anak-anak tumbuh lebih sehat dan kuat.

“Kita tahu bahwa salah satu kebutuhan dasar daripada anak-anak kita untuk bisa menjadi orang-orang yang pintar, tinggi dan sebagainya itu adalah konsumsi susu,” tambahnya.

 

Selain dari sisi konsumsi, Prof Apris juga menyoroti masalah produksi susu dalam negeri. Indonesia masih bergantung pada impor, karena tidak semua wilayah memiliki kondisi yang mendukung untuk beternak sapi perah.

“Ternak sapi, terutama sapi penghasil susu ini, tidak di semua tempat itu bisa dikembangkan. Hanya beberapa spot yang bisa dilakukan peternakan sapi yang memproduksi susu ini. Dia harus mempunyai suhu yang baik, contohnya ada di daerah-daerah Bogor,” jelasnya.

Masih menurut dia, diperlukan tiga strategi utama untuk memperkuat budaya minum susu sekaligus memperbaiki kemandirian produksi susu nasional.

Pertama, edukasi gizi harus dimulai dari tingkat keluarga dan sekolah. Pemerintah, akademisi, dan media perlu berkolaborasi membangun literasi gizi agar masyarakat memahami manfaat susu secara ilmiah dan praktis.

kedua, melakukan riset dan Inovasi Peternakan Lokal. Apris bilang peran penting dalam menciptakan solusi berbasis riset.

“Akademisi ini harus mampu tampil, hilirisasi terhadap hasil riset mereka yang dapat dipakai di dalam industri dan juga dapat dipakai langsung oleh masyarakat,” ujarnya.

Ketiga, Pemerintah, perguruan tinggi, LSM, dan media perlu bekerja bersama agar anak-anak di seluruh pelosok negeri mendapatkan akses terhadap susu yang terjangkau.

 

“Adil itu dari Sabang sampai Merauke, anak-anak kita dari sanjat laut sampai Pulau Rote harus mampu mendapatkan akses mengkonsumsi susu dengan baik, dengan harga yang terjangkau dan murah,” tuturnya. (abdul aziz)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment