- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
- PFI Kepri Sambangi KSOP Batam, Perkuat Sinergi dan Semangat Foto Jurnalistik Maritim
- Belajar dari Makkah: Potensi Bio-Energi di Balik Sistem Pengolahan Limbah Modern
Penyuluh Pertanian Satukan Tekad Akselerasi Swasembada Pangan
.jpg)
JAKARTA - Penyuluh pertanian dari
seluruh Indonesia mengikrarkan komitmen bersama untuk memperkuat peran dan
sinergi di lapangan dalam upaya mengakselerasi swasembada pangan nasional.
Sebanyak 5.000 penyuluh hadir di Lapangan Kantor Pusat Kementerian Pertanian
(Kementan) dan 32.000 mengikuti secara online.
Penyuluh pertanian menyatakan siap mendukung swasembada
pangan berkelanjutan. Mereka berkomitmen untuk berkontribusi pada percepatan
luas tambah tanam (LTT), pengawalan dan pendampingan Brigade Pangan, pengawalan
optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan), dan pengawalan
serap gabah.
Sesuai dengan Inpres No. 3 Tahun 2025, bahwa yang pada
awalnya penyuluh pertanian berada dibawah naungan kabupaten/kota dan provinsi,
namun saat ini berada di bawah pemerintah pusat, tepatnya Kementerian
Pertanian.
Baca Lainnya :
- Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Prabowo: Petani Produsen Pangan, Tanpa Pangan Tidak Ada NKRI0
- DPR Apresiasi Gebrakan Mentan Amran Percepat Swasembada Lewat Oplah dan Cetak Sawah0
- Upaya KKP Bangkitkan Geliat Budidaya Rumput Laut Kepulauan Seribu 0
- Sukses Kelola Sektor Pertanian, Wamentan: Jateng Jadi Contoh Industri Padi Nasional0
- NFA Dorong Keanekaragaman Konsumsi Pangan Lokal untuk Ketahanan Gizi Nasional0
Rizky Hasim, penyuluh dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara
Barat, mengungkapkan penyuluh siap menjadi mulut, mata, dan telinga dari
Kementan untuk mengawal program strategis pertanian ataupun memberikan
pendampingan optimal kepada petani.
“Kami penyuluh siap mendukung penuh pencapaian swasembada
pangan. Kami sebagai mulut, mata, dan telinga dari Kementerian Pertanian, tentu
kami sampaikan kebijakan dari pemerintah pusat untuk swasembada pangan,
terutama serapan gabah yang sedang digencarkan saat ini,” katanya saat
diwawancara pada Sabtu (26/4/2025).
Rizky juga mengemukakan optimisme Indonesia swasembada
pangan atas berbagai dukungan kebijakan pemerintah, mulai dari kemudahan pupuk
bersubsidi, dukungan sarana produksi pertanian, hingga kenaikan harga pembelian
gabah di tingkat petani. Ia mengungkapkan petani NTB sangat bersyukur dengan
kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) yang sekarang Rp 6.500 per kilogram
dibandingkan sebelumnya yang hanya berkisar Rp 4.000 - Rp 4.500 per kilogram.
“Alhamdulillah terima kasih banyak Pak Presiden Prabowo, Pak
Menteri Amran terkait dengan keputusan memberikan harga minimal gabah, jadi
petani semangat untuk menanam lagi di musim tanam selanjutnya. Kita juga
sebagai penyuluh pertanian semangat untuk membimbing petani yang dari
produksinya hanya 5,5-6 ton per hektare semoga bisa semakin bertambah dengan
harga yang sudah bagus ini,” ungkapnya.
Selain itu, Evi Yulianti, penyuluh dari Lampung Selatan
menyatakan komitmen penyuluh untuk memperkuat sektor pertanian di daerah
melalui kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak.
“Kami dari penyuluh memperkuat bagaimana koordinasi petani,
gapoktan, Kepala Desa, seluruh aparat sampai kabupaten, provinsi, harus
bersama-sama. Sekarang di petani, dengan adanya dorongan harga, tidak ada
masalah dengan pupuk, jadi kami termotivasi setelah panen mau langsung
melakukan percepatan tanam, langsung melakukan olah tanam sampai semai. Kami
optimis mencapai swasembada pangan ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi
Amran Sulaiman mengapresiasi kinerja penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan
menyampaikan arahan agar penyuluh pertanian terus bekerja dengan maksimal guna
mendukung swasembada pangan.
“Alhamdulillah sekarang hilal sudah ada, insyaallah
Indonesia swasembada dalam waktu cepat. Saudaraku, sahabatku, tanpa PPL tidak
mungkin kita mencapai lompatan seperti yang terjadi hari ini. Ke depan kami
ingin lakukan lompatan lagi, LTT harus naik, dan itu bisa dicapai atas
kontribusi kita bersama,” terang Mentan Amran.
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

