- Hilirisasi Grup MIND ID, Transformasi Pertambangan Berbasis Nilai Tambah
- Cerita Eks Wartawan Jualan Cabai yang Diborong Mentan Amran dari Daerah Bencana Aceh
- Kepungan Bencana Ekologis dan Keharusan Reformasi Fiskal Sektor Ekstraktif
- Pertumbuhan Ekonomi 2026 Ditaksir 5 Persen, WP Badan Harus Siap Diperiksa
- Ikhtiar Nyata SDG Academy Indonesia: Konektivitas Data, Kebijakan, dan Kepemimpinan
- Kembangkan Potensi Anak, LPAM Mirabel dan Ilmu Politik UNY Gelar Peringatan Hari Ibu
- Sambut Nataru dan HAB Kemenag ke-80, PD IPARI Karanganyar Bersih-Bersih Rumah Ibadah Lintas Agama
- Penguatan Sektor Riil Kunci Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di 2026
- Musim Mas Dukung Pemkab Deli Serdang Hadirkan Ruang Publik Bersama melalui Pembangunan Alun-Alun
- Sidang Pengeroyokan di Tanjungpinang, Korban Soroti Terdakwa Tak Ditahan
Korban Meninggal 1.016 Jiwa, Kekuatan TNI-Polri Percepat Penanganan Bencana Sumatera
.jpg)
BANDA ACEH – Operasi pencarian
korban masih dilakukan petugas gabungan hingga hari ini, Minggu (14/12). BNPB
menrilis total korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor
(bansor) di tiga provinsi, Aceh, Sumatera Utara dan Sumatra Barat,
mencapai 1.030 jiwa.
Pos Pendamping Nasionnal atau Pospenas yang dipimpin oleh
BNPB mencatat korban meninggal tertinggi terjadi di Provinsi Aceh dengan jumlah
424 jiwa, Sedangkan Sumatra Utara mencapai 349 jiwa dan Sumatra Barat 243 jiwa.
Dalam seminggu terakhir (8-13/12) korban meninggal dunia bertambah 66 jiwa,
dengan rincian Provinsi Aceh 33 jiwa, Sumatra Utara 19 jiwa dan Sumatra Barat
14 jiwa.
Sedangkan total jumlah korban hilang mencapai 212 jiwa
dengan rincian di wilayah Aceh 32 jiwa, Sumatra Utara 90 jiwa dan Sumatra Barat
90 jiwa.
Baca Lainnya :
- Ekspansi Sawit Meluas, Produktivitas Turun, Kontribusi Pajak Rendah 0
- Tinjau Titik Terparah Aceh Tamiang, AHY Petakan Kerusakan Infrastruktur dan Salurkan Bantuan0
- Habitus Amran Sulaiman Merespon Cepat Bantuan Bencana Banjir dan Longsor di Sumatera0
- Presiden: 200 Helikopter Perkuat Kesiapsiagaan Nasional Terutama Penanganan Bencana0
- Banjir dan Longsor di Sumatera: 12 Komunitas Masyarakat Adat di Tano Batak Terisolir 0
Terkait pencatatan korban hilang, ini tidak mesti dari data
yang ditemukan di lapangan tetapi juga data penambahan identifikasi dari korban
yang sebelumnya tidak ditemukan, kemudian dikonfirmasi. Misalnya korban
tersebut bukan dari warga kabupaten A, pindah ke kabupaten B. Kondisi seperti
ini masih ditemui di lapangan sehingga data yang dicatat sesuai identifikasi by
name by address di kabupaten dan kota.
Pemerintah kabupaten dengan basis kecamatan sudah melakukan
identifikasi by name by address. Meskipun setiap hari masih terdapat penambahan
jumlah korban meninggal dunia, di beberapa kabupaten-kota hasil verifikasi dari
identifikasi korban by name by address ini mempengaruhi jumlah korban
meninggal. Hal tersebut dipengaruhi beberapa situasi, seperti adanya banjir dan
longsor di area pemakaman. Jenazah yang meninggal di area itu kemudian
ditemukan oleh petugas SAR dan dihitung sebagai korban bencana.
Operasi pencarian di bawah Basarnas memfokuskan beberapa
sektor di setiap wilayah. Provinsi Aceh, pencarian masih berlangsung di
Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireuen.
Di wilayah Sumatra Utara, pencarian terbagi ke dalam 5
sektor yang ada di 3 wilayah kabupaten/kota. Operasi pencarian di Tapanuli
Selatan dipersempit di wilayah Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru. Di Tapanuli
Selatan, pencarian difokuskan pada dua sektor, yaitu di Kecamatan Sukabangun
dan Aloban Bair, dan Kota Sibolga di Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga
Kota.
Operasi pencarian di Provinsi Sumatra Barat tertuju pada 5
sektor yaitu di Kecamatan Malalak dan Palembayan, Kabupaten Agam. Masing-masing
satu sektor di aliran Sungai Batang Anai, yang berada di wilayah Kota Padang,
Padang Pariaman dan Tanah Datar.
Sementara itu, populasi warga yang mengungsi mencapai total 624.670 jiwa. Pospenas mencatat terjadi penurunan jumlah pengungsi dari hari sebelumnya (13/12). Misalnya di wilayah Aceh utara, jumlah pengungsian mengalami penurunan signifikan dari hari ke hari. Namun demikian, mereka yang pindah ke pengungsian mandiri, seperti ke rumah keluarga atau kerabat ini masih tercatat sebagai pengungsi. Mereka tetap didukung dengan bantuan makanan karena masih dikategorikan sebagai pengungsi mandiri.
Dari Jakarta, merespons bencana tiga provinsi di Sumatra,
Pemerintah terus mengintensifkan penanganan dan pemulihan bencana di wilayah
Sumatra dengan mengerahkan kekuatan terpadu TNI dan Polri, sebagaimana
dilaporkan dalam Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang dipimpin Presiden Prabowo
Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melaporkan total
personel TNI yang telah dikerahkan ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat
mencapai 35.477 orang yang terdiri atas TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Satgas
Kesehatan.
“TNI-AD jumlahnya 28.319 orang termasuk kru ADRI dan kru
heli. Kemudian TNI-AL 4.589 orang yang tergelar di tiga wilayah termasuk kru
KRI. Kemudian TNI-AU 2.569 orang termasuk kru pesawat. Kemudian juga ada Satgas
Kesehatan 321 orang yang tersebar di beberapa wilayah," tuturnya.
Dari sisi alutsista dan logistik, Panglima TNI menyampaikan
bahwa TNI mengerahkan 82 unit alutsista, termasuk pesawat, helikopter, dan 20
KRI untuk menjangkau daerah yang sulit diakses. “Sampai dengan hari ini masih melaksanakan dukungan logistik ke daerah bencana
alam, terutama daerah yang tidak bisa diakses melalui jalan darat,” ujarnya.
Panglima TNI juga melaporkan distribusi bantuan melalui airdrop dan airlanded ke sejumlah wilayah terdampak, termasuk di wilayah Blankejeren dan Rembele. “Pesawat Hercules dukungan logistik di daerah Blankejeren yaitu menggunakan airdrop 36 bundel, 1 bundel 160 kilogram, total keseluruhan 5.760 kg. Kemudian juga tetap di wilayah Blankejeren, pesawat Casa A2114 (sebanyak) 100 unit heliboks. 1 heliboks seberat 5 kilogram, sehingga total 500 kilogram,” ungkap Panglima TNI.
"Sehingga total barang dari Posko Halim yang di-deploy ke
daerah tersebut 495.276 kilogram. Dan juga ada beberapa wilayah lain yang harus
menggunakan airdrop atau airlanded seperti di
wilayah Rembele," lanjutnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
menyampaikan bahwa Polri telah mengerahkan 10.999 personel yang tersebar di
Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. “Demikian juga kita menyiapkan tim DVI (Identifikasi Korban Bencana) dan
identifikasi untuk penanganan jenazah korban yang meninggal,” ujar Kapolri.
Kapolri menyampaikan bahwa Polri memperkuat dukungan
operasional melalui pasukan Brimob, tim trauma healing, sarana
transportasi, serta pengiriman K9 dan pesawat udara. “Ini kemudian kami sesuaikan, apabila dibutuhkan di Aceh kita geser ke Aceh,
demikian pula sebaliknya,” kata Kapolri.
Kapolri menambahkan bahwa Polri telah menyiapkan puluhan posko pengungsian, logistik, dan kesehatan serta menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak. “Kami telah melayani kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kebutuhan kesehatan, ada 24.439 korban yang sudah kami layani, termasuk pemeriksaan DVI 1.015 korban bencana," tuturnya.
.jpg)
1.jpg)

.jpg)

6.jpg)
.jpg)
1.jpg)
.jpg)

.jpg)

