Menko AHY dan Bendungan Jatigede

By PorosBumi 21 Sep 2025, 09:55:36 WIB Suluh
Menko AHY dan Bendungan Jatigede

Taufan Rahmadi

Patani Club

 

Baca Lainnya :

BENDUNGAN Jatigede itu besar sekali. 4.800 hektare air yang tenang, menghampar seperti samudera kecil di jantung Sumedang. Beton dan baja berdiri kokoh, turbin berputar menghasilkan listrik, pintu air mengatur debit untuk sawah ribuan hektare di Cirebon, Indramayu, Majalengka. Semua itu memang monumental.

Tapi yang menarik kemarin, bukan hanya bendungannya. Melainkan cara Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menuturkan makna bendungan ini.

AHY tidak berhenti di angka. Tidak hanya soal 87 ribu hektare sawah yang terairi. Tidak hanya soal PLTA 110 MW yang sudah jalan, atau rencana PLTS terapung yang bisa menggandakan suplai listrik. AHY bicara manusia.

“Alamnya sudah atraktif. Tinggal diperkuat akses dan amenities. Bisa ada hotel, glamping, area camping keluarga,” katanya. Sederhana, tapi terasa dekat. Seolah AHY ingin mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur sebesar apa pun harus kembali ke rakyat. Bahwa air yang tertampung di sini, listrik yang dihasilkan di sini, juga harus jadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.

AHY menyebut soal event olahraga. Lari 10K. Paragliding dunia. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk menghidupkan ekonomi lokal. Bayangkan, pedagang kecil, tukang parkir, hingga anak muda desa bisa ikut merasakan rezeki dari sebuah acara internasional. Dan bukankah memang begitu seharusnya?

Bendungan bukan hanya dinding raksasa yang menahan air. Tapi juga penahan resah masyarakat hilir yang sering kebanjiran. Bendungan bukan sekadar turbin yang menghasilkan megawatt. Tapi juga mesin yang menyalakan dapur warung nasi di sekitarnya.

AHY kemarin hadir dengan bahasa yang mudah dipahami. Tidak berjarak. Ia datang bukan untuk memberi kuliah teknis, melainkan untuk memastikan bahwa proyek raksasa ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

Kadang, yang kita butuhkan dari pejabat tinggi bukan sekadar laporan angka atau program besar. Tapi cara ia menegaskan: pembangunan ini untuk siapa. Di Jatigede, jawabannya jelas untuk rakyat yang sawahnya bisa panen, untuk anak-anak yang bisa berlari di tepi waduk, untuk keluarga yang bisa piknik menikmati sunset. Di situlah letak pengabdian itu.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment