- Pemerintah Akan Tindak 2.039 Kios Pupuk Rugikan Petani Rp600 Miliar
- OJK Akan Tata Ulang Perijinan Perusahaan Gadai
- Jadi Pembina Kawasan Sungai Cipinang, MIND ID Komitmen Dukung Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
- Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, MIND ID Dorong 10.000 UMK Naik Kelas
- Masyarakat Adat Masukih Tolak Penambangan Emas Ilegal di Hutan Adat Kalimantan Tengah
- Cegah Tragedi Berulang, Kementerian PU Periksa Struktur Bangunan Dua Pesantren Besar di Jatim
- Survei Litbang Kompas: 71,5 Persen Puas dengan Kinerja Kementan
- Pertamina Wujudkan Transformasi Bisnis Berkelanjutan Melalui BBM Ramah Lingkungan
- Merawat Tradisi Penyembuhan Dayak Taboyan: Jaga Keseimbangan Alam, Roh, dan Manusia
- Mantan Bos BEI Minta Purbaya Jelaskan Definisi Saham Gorengan
HEBAT..!! Padi Organik Krayan Ini Diminati 3 Negara Pemprov Akan Kembangkan Perdagangan Luar Negeri
PROKAL.CO, TANJUNG SELOR- Dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat perbatasan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) berencana mengembangkan perdagangan luar negeri. Khususnya, ekspor komoditas sektor pertanian yang dihasilkan masyarakat perbatasan yang selama ini cukup diminati negara tetangga Malaysia, Thailand bahkan hingga Filipina.
Heri Rusdiono Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara mengatakan, pengembangan tersebut akan dipusatkan di Kabupaten Nunukan, yaitu di Kecamatan Sebatik, dan Kecamatan Krayan.
“Ini (Nunukan, Red. ) berbatasan langsung dengan Malaysia, Sabah dan Serawak,” jelasnya, Rabu (15/3).
Baca Lainnya :
- Ini Kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Kementan0
- Ekspor Jagung Indonesia adalah Keniscayaan...0
- Sempat terjun Rp 500 per Kg, harga tomat kini mulai normal0
- Hanya 2,1 Juta Petani Terampil di Indonesia0
- Petambak udang Kulon Progo nikmati panenan0
Komoditas pertanian yang akan dikembangkan, yaitu padi organik di Kecamatan Krayan, dan kakao serta pisang di Kecamatan Sebatik. “Karena padi organik Krayan ada permintaan ekspor langsung dari tiga negara, Malaysia, Thailand, dan Filipina,” imbuhnya. “Begitu juga pisang selama ini sudah dijual ke Malaysia,” sambung dia.
Pengembangan perdagangan luar negeri khususnya hasil pertanian, sangat berpotensi menjadi ekspor besar-besaran. Sebab, selama ini aktivitas perdagangan hasil bumi antara masyarakat perbatasan Indonesia dengan negeri Jiran Malaysia sudah berlangsung cukup lama.
“Sebanarnya selama ini sudah ada kegiatan ekspor (antara masyarakat perbatasan Indonesia dan Malaysia). Cuma tidak tercatat sebagai perdagangan luar negeri,” tegas Heri.
Lebih jauh rencana pengembangan ekspor wilayah perbatasan tersebut masih memerlukan kajian teknis, agar pelaksanaannya nanti sesuai dengan yang diharapkan serta dapat memberikan dampak positif untuk Kaltara.
Sehingga 27 Maret 2017 ini, tim dari Kementerian Pertanian akan mengunjungi Provinsi Kaltara, khususnya meninjau wilayah perbatasan untuk melihat potensi yang ada. “Mereka ingin audiensi dengan gubernur dan Bupati Nunukan,” beber dia.
Ia menambahkan pengembangan ekpsor tersebut merupakan perintah langsung Kementerian Pertanian. “Karena wilayah perbatasan harus mengekspor,” sebutnya.
Dicontohkan dia, salah satu wilayah perbatasan yang sudah berjalan kegiatan ekspornya yaitu Entikong, Kalimantan Barat (Kalbar). “Mereka sudah ekspor jagung ke Malaysia,” ujarnya.
Kegiatan ekspror hasil pertanian nantinya diyakini dapat menjadi salah satu andalan provinsi bungsu tersebut. Dengan begitu pembangunan bidang perdagangan, dan cita -cita memakmurkan masyarakat di Kaltara akan terwujud. “Mudahan sesuai direncanakan, nanti bagaimana hasil kujungan tim itu,” pungkasnya.(isl/dsh)
sumber : kaltara.prokal.co
