- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
- Tentang Sorgum dan Terigu
- Sebaran Kawasan Transmigrasi
- Pengembangan Tempat Wisata Religi di TN Ujung Kulon, Merangkai Sejarah dan Kelestarian Alam
BRIN Ungkap Proyeksi Angin Ekstrem di Jawa Timur, Tertinggi di Indonesia

BANDUNG – Dalam menghadapi
tantangan perubahan iklim global, pemahaman mengenai dinamika cuaca ekstrem di
wilayah tropis seperti Indonesia menjadi semakin penting. Salah satu fenomena
yang perlu diwaspadai adalah angin ekstrem, yang berpotensi menimbulkan
kerusakan signifikan terhadap infrastruktur, sektor energi, pertanian, bahkan
keselamatan masyarakat.
Guna menjawab tantangan tersebut, Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) melakukan kajian proyeksi angin ekstrem menggunakan model iklim
resolusi tinggi dari Max Planck Institute (MPI-HR). Peneliti Ahli
Madya Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA-BRIN), Suaydhi menjelaskan bahwa
studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren, sebaran spasial, serta
faktor-faktor pemicu angin ekstrem di masa depan,
Studi ini untuk juga untuk mendukung perencanaan pembangunan
nasional yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim. Suaydhi mengungkapkan
bahwa peristiwa angin ekstrem menimbulkan risiko besar terhadap berbagai aspek
kehidupan seperti infrastruktur, pertanian, hingga keselamatan manusia.
Baca Lainnya :
- Prediksi Perubahan Iklim Masa Depan Arus Lintas Indonesia, BRIN Gunakan Pendekatan Masa Lalu0
- Fasilitas Riset Lidar Tingkatkan Pemahaman Dinamika Cuaca dan Iklim di Khatulistiwa0
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong0
- NASA dan SpaceX Luncurkan Misi Crew-10, Siap Bawa Pulang Astronot ISS yang Terdampar0
- Teknologi China Mencengkram Dunia, Kuasai 37 dari 44 Sektor Sains0
“Angin ekstrem khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia
menimbulkan risiko besar terhadap infrastruktur, pertanian, hingga keselamatan
manusia,” ungkapnya pada webinar PRIMA bertajuk Climate Frontiers in
Indonesia: Insights from Land, Sea and Sky yang diselenggarakan 29–30
April 2025 di Bandung.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Suaydhi menyebut Jawa Timur
termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap bencana iklim. Namun, studi
mengenai pola perubahan angin ekstrem di wilayah ini masih terbatas. Sehingga
dirinya menegaskan penelitian yang dilakukan bersama tim ini hadir untuk
menjawab kekosongan tersebut.
Suaydhi merinci bahwa studi yang dilakukannya ini
menggunakan data angin historis dari tahun 1981 hingga 2014, serta proyeksi
hingga 2060, dengan pendekatan skenario iklim SSP2 dan SSP5. Hasil pemodelan
menunjukkan bahwa wilayah Jawa Timur akan mengalami peningkatan kecepatan angin
tertinggi dibanding wilayah lain.
Perubahan ini diperkirakan paling signifikan pada musim
hujan (Desember–Februari), dengan peningkatan hingga 1,2 m/s. Sebaliknya, pada
musim kemarau (Juni–Agustus), kecepatan angin justru diprediksi menurun. “Dari
sisi variabilitas harian, Jawa Timur juga menunjukkan fluktuasi tertinggi.
Artinya, pola angin di wilayah ini akan semakin tidak stabil dan berubah-ubah
dari hari ke hari,” jelasnya.
Tak hanya itu, persentil ke-95 dari data kecepatan angin
menunjukkan bahwa 5% angin tercepat di Indonesia tercatat di Jawa Timur, dan
nilainya diperkirakan akan meningkat di masa depan. Ini menunjukkan bahwa
potensi kejadian angin sangat kencang di wilayah ini akan semakin sering
terjadi.
Penelitian ini, juga menelaah faktor-faktor pemicu angin
ekstrem, termasuk pengaruh suhu permukaan dan perubahan tinggi geopotensial.
Suaydhi beserta tim berharap, hasil riset ini menjadi masukan penting bagi para
pihak terkait.
“Diharapkan riset ini menjadi masukan penting bagi para
pengambil kebijakan dan perencana pembangunan dalam merancang infrastruktur
yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim,” pungkasnya. (mg, acs/ed:
kg, aps)
